260 likes | 602 Views
Presentasi Kasus Ablasio Retina. Oleh Calvin Kurnia Mulyadi, 0906639726 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatan Mata Tahun 2012/2013 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilustrasi kasus. Identitas. Nama : Tn. UH Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 62 tahun
E N D
Presentasi KasusAblasio Retina Oleh Calvin Kurnia Mulyadi, 0906639726 Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatan Mata Tahun 2012/2013 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Identitas • Nama : Tn. UH • Jenis Kelamin : Laki-laki • Usia : 62 tahun • Alamat : Ciracas, Jakarta Timur • Pekerjaan : Pensiunan pegawai swasta • Suku : Betawi • Agama : Islam • Pernikahan : Sudah menikah • Pendidikan : Tamat SMA
Anamnesis • Keluhan Utama • Mata kanan buram mendadak sejak 1 hari SMRS • Riwayat Penyakit Sekarang • Mata kanan buram saat pasien bangun tidur di pagi hari, mata merah (-), mata sakit/gatal/berair (-), penglihatan lewat lubang kunci (-), cahaya kilat (-), debu-debu atau bintik hitam beterbangan (-). Riwayat cedera disangkal, nyeri kepala dengan lapang pandangan menyempit (-). Pasien berobat ke RS Pasar Rebo dan mendapatkan Resint 2x1 dan Vitrolenta 4x1 ODS. Kemudian, dirujuk ke RSCM • Riwayat Penyakit Dahulu • .Hipertensi sejak 5 tahun lalu, DM (-), kacamata baca 5 tahun lalu, alergi obat (-)
Anamnesis (2) dan Pemeriksaan Fisik • Riwayat Penyakit Keluarga • Tidak ada keluhan serupa • Riwayat Sosio-ekonomi • Pensiunan Pegawai Swasta, memiliki 3 orang anak • Pemeriksaan Fisik • Status Generalis TD 130/70 mmHg Nadi 96x/menit Suhu afebris Napas 20x/menit
Pemeriksaan Penunjang • Laboratorium (13 Maret 2013, di RSCM) • Hb 15,3 g/dl • Ht 45,4% • Trombosit 281.000/ul • Leukosit 7.530/ul • LED 20 mm/jam • GDP 93,0 mg/dl • GD2PP 148 mg/dl • EKG (21 Maret 2013, RSCM) • Sinus rhytm, QRS rate 100 kali permenit, T inversi di III dan aVF, segmen ST normal
Diagnosis, Tatalaksana, Prognosis • Diagnosis Kerja (Daftar Masalah) • Rhegmatogenous Retinal Detachment OD • Katarak senilis imatur ODS • Hipertensi terkontrol • Toleransi glukosa terganggu • Rencana Diagnostik • Tonometri, perimetri, USG OD • Rencana terapi • Vitrektomi, scleral buckling, gas dan silicone oil OD • Bisoprolol 1 x 5 po, Amlodipine 1 x 10 mg po • Prognosis
Rhegmatogenous Retinal Detachment • Definisi RD • Disebut juga ablasioretina • Terpisahnya neurosensory retina (NSR) dari retinal pigment epithelium (RPE) • Akumulasi cairan dalam ruang yang terbentuk
Rhegmatogenous Retinal Detachment (2) • Klasifikasi ablasio retina • Rhegmatogenous • Traksional • Eksudativa • Campuran
Rhegmatogenous Retinal Detachment (3) Dasar Vitreus sebagai tempat perlekatan yang kuat antara
Rhegmatogenous Retinal Detachment (4) • Klasifikasi RRD
Rhegmatogenous Retinal Detachment (5) • Gejala dan tanda klinis RRD • Gejala prodromal • Floaters, berupa bintik hitam di udara, terjadi akibat opasifikasi vitreus menyebabkan pembayangan retina • Fotopsia, berupa sensasi kilatan cahaya, terjadi akibat iritasi retina oleh pergerakan vitreus (traksi) • Gejala ablasio retina • Hilangnya lapang pandang, seperti melihat di balik tirai berwarna hitam. Dapat menghilang di pagi hari karena diserapnya subretinal fluid (SRF) • Tanda klinis • Eksternal: tenang • TIO: lebih rendah atau normal • Iritis • Tobacco dust • Marcus Gunn pupil
Rhegmatogenous Retinal Detachment (6) • Pemeriksaan oftalmologis lanjutan • Oftalmoskopis indirek • Indentasi sklera • Lensa tiga cermin Goldmann • USG mata • Penatalaksanaan • Retinopeksi pneumatik • Scleral buckling • Vitrektomi pars plana • Kegagalan tindakan • Robekan retina tidak tereksplorasi • Gagal buckle • Vitreoretinopati proliferatif • Redetachment
Rhegmatogenous Retinal Detachment (7) Retinopeksi pneumatik Scleral buckling
Katarak Senilis Imatur • Katarak: kekeruhan (opasitas) pada lensa • Klasifikasi menurut stadium maturasi: • Immatur • Matur • Hipermatur • Morgagnian • Lokasi • Subkapsular • Nuklear • Kortikal
Katarak Senilis Imatur (2) Penatalaksanaan (Operasi) Komplikasi Akut Ruptur kapsul posterior Vitreous prolapse Dislokasi IOL posterior Perdarahan subkoroidal Endoftalmitis akut Delayed onset Endoftalmitis onset lambat • Extracapsular Cataract Extraction(ECCE) • Intracapsular Cataract Extraction(ICCE) • Phacoemulsification
Pembahasan • Melalui keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang: • Mata tenang, visus turun mendadak • Diagnosis banding utama: • Ablasio retina • Central retinal artery/vein occlusion • Branch retinal artery/vein occlusion • Neuritis optis • Perdarahan vitreus • Intoksikasi akut • Penurunan tajam penglihatan mendadak, riwayat floaters dan fotopsia disangkal • Keluhan tidak spesifik menjurus pada salah satu diagnosis • Riwayat DM (-), HT sejak 5 tahun yang lalu • Dibutuhkan pemeriksaan penunjang
Pembahasan (2) • Pemeriksaan oftalmologis COA: sel dan flare + • Tobacco dust, merupakan kumpulan sel pigmen • Riwayat floaters dan fotopsia disangkal • Merupakan gejala prodromal • Floaters akibat adanya kekeruhan vitreus • Fotopsia akibat adanya traksi • Traksi perifer secara aktif menyebabkan ablasio menjadi simptomatik • Ablasio retina asimptomatik berhubungan dengan robekan retina (retinal breaks) yang operculated atau lubang (hole) • Robekan komplit yang membentuk operkulum fotopsia (-) • Floater (-) robekan terlalu perifer • Gangguan lapang pandang (-) absorpsi SRF pada posisi berbaring lama
Pembahasan (3) • Pemeriksaan funduskopi • Papil optik ODS berbatas tegas, CDR 0,3-0,4, keduanya menyingkirkan diagnosis banding neuritis optik • Cherry-red spots (-), tidak ada perdarahan intraretinal atau kelainan mikrovaskular: menyingkirkan oklusi vena dan arteri retina • Vitreus dengan strand positif, tanpa kekeruhan atau perdarahan • Tidak ada riwayat DM (kecurigaan retinopati diabetik proliferatif) • Gambaran ablasio retina rhegmatogenosa di kuadran superonasal OD • Retinal breaks tersering akibat traksi vitreoretinal: komplit U (superior fundus, temporal > nasal) • Akibat atrofi kronik NSR: hole (fundus temporal, upper > lower)
Pembahasan (4) • Penatalaksanaan • Vitrektomi pars plana • Ablasio retina primer terkomplikasi, traksional • Scleral buckling • Tamponade eksternal dengan eksplan (silicone sponge atau solid silicone band) • Injeksi gas dan silicone oil • Tamponade internal membantu perlekatan kembali (reattachment) • Sulfut heksafluorida (SF6) atau perfluoropropan long acting (C3F8) • Kekeruhan lensa grade I ODS • Risk-benefit ratio dan indikasi operasi katarak (sosial dan medis)
Pembahasan (5) • Diagnostik lanjutan • USG untuk konfirmasi ablasio • Tonometri menyingkirkan diagnosis banding glaukoma akut • Perimetri untuk memastikan ada tidaknya gangguan lapang pandang • Terapi medikamentosa antihipertensi • Bisoprolol 1 x 5 mg p.o (beta-bloker) • Amlodipine 1 x 10 mg p.o (CCB) • Mencegah perburukan mikrovaskular lebih lanjut
Daftar Pustaka • Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology A Systematic Approach [ebook]. 7th ed. Edinburgh: Elsevier Saunders; 2011. Chapter 21. • Khurana AK. Comphrehensive Ophthalmology [ebook]. 4th ed. New Delhi: New Age International; 2007. p.401-16. • Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan and Asbury’s General Ophthalmology [ebook]. 16th ed. New York: McGraw-Hill; 2010. Chapter 19. • Lang GK, Lang GK. Retina. In: Lang GK, editor. Ophthalmology A Short Textbook [ebook]. 1st ed. New York: Georg Thieme Veriag; 2000. p.299-357. • American Academy of Ophthalmology. Posterior vitreous detachment, retinal breaks, and lattice degeneration. AAO. 2008 [cited 2013 March 24]. • American Academy of Ophthalmology. Cataract in the adult eye. AAO. 2011 [cited 2013 March 24]. Available on: http://www.aao.org/ppp • American Optometric Association. Care of the patient with retinal detachment and related peripheral vitreoretinal disease. AOA. 2004 [cited 2013 March 24]. Available on: http://www.aoa.org/documents/QRG-13.pdf • Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. Pemeriksaan Dasar Mata. Edisi Pertama. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.
Terima kasih Sesi diskusi dan umpan balik