10 likes | 229 Views
13 Madjid (dalam Bastaman, 1996) bahwa orang yang mengalami kekosongan makna hidup atau kehampaan eksistensial tidak akan memiliki rasa harga diri yang kokoh, sehingga membuatnya tidak tahan untuk penderitaan. Di sini akan
E N D
13 Madjid (dalam Bastaman, 1996) bahwa orang yang mengalami kekosongan makna hidup atau kehampaan eksistensial tidak akan memiliki rasa harga diri yang kokoh, sehingga membuatnya tidak tahan untuk penderitaan. Di sini akan terbentuk pribadi yang rapuh sehingga mudah patah dan hancur, mudah diombang-ambingkan oleh keadaan sekitarnya. Bagi kaum beragama Tuhan merupakan sumber dari segala s umber makna dalam hidup. Jadi agama untuk membantu manusia menginterpretasikan hidup dan kematiannya (Gordon, 1992). Agama mengisi kekosongan akan koordinasi dan adaptasi langsung terhadap ruang habitatnya (Berger dkk, 1992). Frankl (dalam Bastaman, 1996) mengakui adanya makna hidup yang universal, mutlak dan paripurna. Bagi golongan non agamis hal ini mungkin berupa semesta alam, ekosistem, kemanusiaan, ideologi atau pandangan sumber makna Yang Maha Sempurna dengan agama sebagai wujud tuntunannya. Frankl (dalam Bastaman, 1996) berpendapat seseorang yang memiliki makna hidup orientasi kuat terhadap makna akan memiliki apa saja yang disebut dengan a live prolonging or enven a live saving effect, yaitu pengaruh yang memberikan kekuatan untuk tetap bertahan hidup karena keyakinan adanya makna di balik penderitaan yang dihadapinya. Uraian di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian kebermaknaan hidup, yaitu hal-hal yang oleh seseorang dipandang penting, dirasakan berharga dan diyakini sebagai suatu yang benar serta dapat dijadikan tujuan hidupnya.