1 / 17

Kajian Estetika

Wisnu Adisukma , M.Sn. Estetika. Kajian Estetika. Berdasarkan perjalanannya , kajian estetika meliputi 3 aspek :. 1) bagian-filsafat (22 abad , IV SM - XVIII, sejak Socrates hingga abad pencerahan ),

elaine
Download Presentation

Kajian Estetika

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. WisnuAdisukma, M.Sn Estetika KajianEstetika

  2. Berdasarkanperjalanannya, kajianestetikameliputi 3 aspek: 1) bagian-filsafat(22 abad, IV SM - XVIII, sejak Socrates hinggaabadpencerahan), 2)pengetahuanindrawi, yaknimenjadidisiplinpengetahuan yang mandiri (abad XVIII,sejak Alexander GotliebBaumgarten), 3) kajianfilosofisdanilmiah (sejakakhirabad XIX hinggasekarang).

  3. Kaitanpersoalanutamakajianestetikaituadalahsebagaiberikut Filsafat Estetikaberkaitandenganpengalamaninderawi (terutamapandangdandengar), yang dikajisecararasional/reasonable, luas(komprehensif), mendalam (reflektif), mengakar (radikal), danmenyeluruh(integral.)

  4. Seni Estetikaberkaitdengankeberadaankaryaseni, nilaidanmaknanya, besertasegalaluasanpermasalahannya (hinggakepersoalanapresiasidankritikseni)

  5. Sosiologi estetikaberhubunganeratdenganlingkunganmasyarakat yang melahirkankaryaseni, sebabsenimerupakanproduksosial Senimerupakanprodukkonfliksosial

  6. Karenaitu, hubungandan/ataukonfliksosialikutmembentukkarakterkaryasenidanestetikanya. Faktabendawi(artifact) berupasebuahkaryasenidalamkerangkahumanistikakanmemilikikaitankontekstualdenganfakta mental (mentifact) danfaktasosial(socifact).

  7. Antropologi Pengkajianestetikatidakdapatdilepaskandariacuan(frame)kesadaransosial, pranatasosial, “ritual”, dankulturlingkunganpenciptaseni.

  8. karyasenidanestetikaitubersifatkhasbudayameskitetapmemancarkannilai-nilai yang bersifat universal. Penghayatanterhadapsenietnis yang berbeda-beda (agar tetapmemperolehgambarankultural yang ‘benar’) tidaklayakberpijakdarilatarbudayapengamatmelainkanbudayamasyarakat yang diamati

  9. Sejarah Kajianestetikatidakdapatdilepaskandarisejarah, sebabestetikatidaklepasdarikerangkawaktu yang menunjuktingkatpemikirandankondisisosio-kulturalpencipta, pemilik, ataupendukungseni

  10. karyasenidenganbentuktertentudanangkatahuntertentudapatdigunakanuntukmelihatgambarantingkatpemikirandankondisisosiokulturalmasyarakat yang menghasilkannya. Seniprimitif, tradisional, danetnisdalamperspektifhistorismerupakanbentukkaryasenidenganbingkaipemikirandankondisisosialmasalalu, tetapiprimitivisme, tradisionalisme, etnisismemerupakanbingkaikaryasenimasakini.

  11. Politik sering kali estetikadikerangkaihegemoniideologipolitikataualiran yang mendominasisuatuzaman. Hampirtidakadabangsa yang lepasdaricengkeramanideologiataualiran/isme

  12. Sebaliknya, melaluipendekatanideologikitadapatmelihatlatar, sikap, arahseniseorangseniman.

  13. Psikologi secarapsikologisestetikaberhubunganeratdengangejala-gejaladankondisikejiwaan: terutamaimajinasi karenaimajinasimerupakankekuatan yang membentukcitrabentuk(visual image)dalampikiran Jadiimajinasimemastikankaitanvisual imagedenganpersepsi.

  14. persepsimasing-masing orang/komunitasituberbeda. Hal itudisebabkanolehperbedaandalamtitikpandangdancaratanggapthdobyekatauserangkaianperistiwa yang dihadapi Pertumbuhanpikiranitubukansematakarenakeragamanpengalaman, melainkankarenajalinanpengalaman yang terusbertumpuk(sharing)danbersifatpendalaman.

  15. Agama, Pendidikan, Ekonomi, dsb. Pengkajianestetikatidakdapatdilepaskandaribanyakbidang lain, karenasering kali estetikabersentuhanataubahkandikerangkaikepentingan-kepentingan yang berkaitdengansenidanbukanseni (ekstraestetik)

  16. Jadi, ruanglingkupestetikasangatluas. Persoalanutamanyaberporospadamasalahnilaiseni, nilaipersepsi, ataunilaipengalaman. Tetapipendekatanterhadapnyaberagam, jikatidakmungkinditerapkanpendekatan yang holistis (menyeluruh), dapatditerapkanpendekatan yang kontekstual (terkaitdengankonteksutamanya).

  17. KajianEstetikapadaumumnyabersifat: Historis-kronologis Yaknididasarkanpadaalurkronologisatauurutantahunperkembanganestetika, dimulaidari Socrates (yaknisejakpertama kali filsufmembicarakanpersoalan “nilaikeindahan” sebagaicikalbakalestetika) hinggakini Tematik (substansial, sistemik) Yaknididasarkanpadaintiteoriatautema-temautama. Atasdasartema-temaitusistemkajianestetikadisusun, terutamakaitannyadengankaryasenidansegalaluasanpermasalahannya (termasukapresiasidankritikseni)

More Related