10 likes | 187 Views
43. dibutuhkan lagi (Davis & Newstrom, 1992). Ini menandakan bahwa secara. psikologis tidak ada batasan antara atasan dengan bawahan, sehingga. masing-masing individu sadar akan pentingnya kedisiplinan, sehingga tanpa.
E N D
43 dibutuhkan lagi (Davis & Newstrom, 1992). Ini menandakan bahwa secara psikologis tidak ada batasan antara atasan dengan bawahan, sehingga masing-masing individu sadar akan pentingnya kedisiplinan, sehingga tanpa adanya pengawasan dari atasan, karyawan akan bersikap patuh pada peraturan yang berlaku dalam perusahaan. Seseorang akan mempunyai sikap yang baik terhadap pekerjaannya, jika pekerjaan itu dapat memberikan keuntungan atau hasil yang dapat memuaskan kebutuhannya, dan kepuasan tersebut dapat menimbulkan perilaku disiplin kerja pada karyawan, sehingga kepuasan keija merupakan suatu unsur yang harus ada dalam organisasi kerja. Munculnya sikap para karyawan dalam menghadapi lingkungannya merupakan manifestasi dari apa yang dirasakannya, sehingga bila kepuasan kerja telah dirasakan oleh para karyawan maka sikap yang positif akan diberikan pada organisasi tempat kerjanya menuju kesuksesan organisasi dan kesejahteraan para karyawannya. Sikap yang positif juga terdapat dalam disiplin keija, di mana Hodges (dalam Helmi, 1996) mengatakan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Jika dikaitkan dengan pekerjaan, maka karyawan menunjukkan sikap dan tingkah laku yang taat terhadap peraturan organisasi. Dapat dijelaskan lebih lanjut, bahwa dengan mernperhatikan kondisi- kondisi karyawan dalam suatu organisasi, baik fisik maupun mental dapat diharapkan tercapainya kepuasan kerja. Melalui kepuasan kerja, dapat