340 likes | 523 Views
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI SEKOLAH STANDAR NASIONAL ( Studi Situs SMP N 1 Grobogan Kabupaten Grobogan ). Oleh : TRI MULYANTO NIM : Q 100080357. A. Latar Belakang.
E N D
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI SEKOLAH STANDAR NASIONAL(StudiSitus SMP N 1 GroboganKabupatenGrobogan) Oleh : TRI MULYANTO NIM : Q 100080357
A. LatarBelakang • Sekolah sebagai sistem pendidikan formal tersusun atas beberapa unsur, diantaranya unsur guru selaku tenaga pendidik dan siswa selaku peserta didik yang berjalan dengan norma tertentu dalam bentuk kurikulum • Agar proses belajar mengajar bermakna, maka perlu adanya interaksi yang sinergis antara guru dan siswa
Mutu pendidikan ditentukan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah guru. Meskipun faktor-faktor lain juga mempunyai andil dalam merosotnya mutu pendidikan, namun guru merupakan salah satu faktor penentu karena gurulah yang secara langsung mengelola interaksi dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. • Pembelajaran yang berorientasipadapenguasaanmateriterbuktiberhasildalamkompetisimengingatjangkapendektetapigagaldalammembekalianakmemecahkanpersoalandalamkehidupanjangkapanjang
Objek studi IPS merupakan integrasi dari berbagai ilmu-ilmu sosial, maka diperlukan model pembelajaran yang tepat. • CTL merupakan konsep belajar yang mengkaitkan antara materi dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan meraka sebagai anggota masyarakat.
B. Fokus • BagaimanakahPengelolaanPembelajaran IPS denganPendekatan CTL di SSN (StudiSitus SMP N 1 Grobogan)? • Faktor-faktorapasaja yang mempengaruhiPengelolaanPembelajaran IPS denganPendekatan CTL di SSN (StudiSitus SMP N 1 Grobogan)?
C. TujuanPenelitian • MendeskripsikanPengelolaanPembelajaran IPS denganPendekatan CTL di SSN (StudiSitus SMP N 1 Grobogan)? • Mengetahuifaktor-faktorapasaja yang mempengaruhiPengelolaanPembelajaran IPS denganPendekatan CTL di SSN (StudiSitus SMP N 1 Grobogan)?
D. ManfaatPenelitian • Memberikan sumbangan teoritik dan praktik tentang PengelolaanPembelajaran IPS denganPendekatan CTL diSekolahStandarNasional (StudiSitus SMP Negeri 1 Grobogan) • Memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi PengelolaanPembelajaran IPS denganPendekatan CTL diSekolahStandarNasional (StudiSitus SMP Negeri 1 Grobogan)
Memberikan masukan dalam upaya peningkatan pembelajaran IPS denganpendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
E. KajianTeori • Pengelolaan dapat dimaknai sebagai upaya pengaturan terhadap sesuatu yang meliputi proses (a) perencanaan (Planning), (b) pengorganisasian (Organizing), (c) pelaksanaan (Actuating), dan (d) kontrol (Controling) terhadap pelaksanaan program. • PengelolaanKelas • Pengertian • Pengelolaankelas ( classroom management ) berdasarkanpendekatanmenurut Weber diklasifikasikankedalamduapengertian, yaituberdasarkanpendekatanotoriterdanpendekatanpermisi
PengelolaandanPembelajaran • Pengelolaandanpembelajarandapatdibedakantapimemilkifungsi yang sama. Pengelolaantekannyalebihkuatpadaaspekpengaturan ( management ) lingkunganpembelajaran, sementarapembelajaran ( instruction ) lebihkuatberkenaandenganaspekmengelolaataumemprosesmateripelajaran. Padaakhirnyadarikeduaaktivitastersebut, keduanyadilakukandalamrangkauntukmencapaitujuan yang samayaitiutujuanpembelajaran
Komponen-komponenPengelolanKelas • Pengelolaankelasdilakukanuntukmendukungterjadinyaprosespembelajaran yang lebihberkualitas. Olehkarenaitupendekatanatauteoriapapun yang dipilihdan yang dijadikandasardalampengelolaankelas, harusdiorientasikanpadaterciptanyaprosespembelajaransecaraaktifdanproduktif • Untukmendukungprosespembelajarantersebut, makaunsur-unsurpengelolaanmeliputiduatindakan, yaitu1) Model tindakan, dan 2) Modifikasitingkahlaku
Model Tindakan • 1) Preventif , yaituupaya yang dilakukanoleh guru untukmencegahterjadinyagangguandalampembelajaran, meliputi :;(a)Tanggap /peka, sikaptanggapiniditunjukanolehkemampuan guru secaradini (b)Perhatianyaituselalumencurahkanperhatianpadaberbagaiaktivitas, • 2) Refrensif, keterampilanrefrensiftidakdiartikansebagaitindakankekerasansepertihalnyapenanganandalamgangguankeamanan.
ModifikasiTingkahLaku • Modifikasitingkahlakuyaitubahwasetiaptingkahlakudapatdiamati. Olehkarenaitubagaimanadengantingkahlaku yang munculdenganpositif, guru memberiresponpositif agar kebiasaanbaikitulebihkuatdandapatdipelihara.
Pembelajaran • Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman dalam Pujiastuti, 2008) • Dalam proses pembelajaran guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
Berdasarkanhasildiskusidari (North Central Regional Educational Laboratory, n.d.) dikatakan : • The new definition of learning can serve as the framework for restructuring a curriculum. By using a new school-based definition of learning, drawn from the research-based definition of learning, . . . all members of a school community and its broader community can develop a common language for curricula reform. Sharing this language will help build a community of individuals who have a common framework for curricular reform. They will have a basis for rethinking, as a community, the content and intent of the curriculum
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan satu proses interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan belajar tertentu sehingga terjadi perubahan tingkah laku melalui praktik maupun pengalaman sesuai dengan kurikulum yang berlaku. • Proses pembelajaran yang ideal adalah proses pembelajaran yang dikemas dengan memperhatikan adanya berbagai aspek baik itu kognitif, afektif, maupun psikomotor
Dalampembelajarandikenalbeberapaistilah yang memilikikesamaanmakna, sehinggaseringkaliorangmerasabingunguntukmembedakannya. Istilah-istilahtersebutadalah: (1) pendekatanpembelajaran, (2) strategipembelajaran, (3) metodepembelajaran; (4) teknikpembelajaran; (5) taktikpembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikutiniakandipaparkanistilah-istilahtersebut, denganharapandapatmemberikankejelasaantentangpenggunaanistilahtersebut. (AkhmadSudrajad, 2008).
IlmuPengetahuanSosial • Ipsmerupakanmateripelajaran yang mempunyairuanglingkupamatluas, meliputikehidupanmanusiadalammasyarakatsehinggadalamprosespembelajarannyaharusdilakukanbertahapdanberkesinambungansesuaidenganperkembangankemampuanpesertadidikdanlingkupobjek formal IPS
Contextual Teaching And Learning (CTL) Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakansuatuprosespembelajaran holistic yang bertujuanuntukmembelajarkanpesertadidikdalammemahamibahan ajar secarabermakna(meaningfull) yang dikaitkandengankontekskehidupannyata, baikberkaitandenganlingkunganpribadi, agama, social, ekonomi, maupun cultural
SekolahStandarNasional • Penjelasan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 11 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah mengkategorikan sekolah/yang telah atau hampir memenuhi standar nasional ke dalam kategori mandiri.
F. MetodePenelitian • Jenis dan Strategi Penelitian - Mempertimbangkan fokus penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif atau naturalistik - Di samping itu penelitian kualitatif ini berlandaskan pada phenomenologi - ethnografi yang menuntut pendekatan holistik, mendudukkan obyek peneliti dalam suatu konstruksi ganda, melihat obyeknya dalam suatu konteks natural, bukan parsial Pada studi ethnografi menekankan pembentukan teori berdasarkan data empirik, atau teori yang dikonstruksi di lapangan. - Strategi penelitian ini menggunakan kasus tunggal karena peneliti hanya mengambil satu fokus kajian di lokasi, yaitu pengelolaan Pembelajaran IPS denganPendekatan CTL diSekolahStandarNasional (StudiSitus SMP N 1 Grobogan)
LokasiPenelitian • Penelitian ini mengambil lokasi sesuai fokus yang telah ditetapkan, yaitu berlokasi di SMP Negeri 1 Grobogan, kecamatan Grobogan, kabupaten Grobogan. Lokasi ini menjadi pilihan peneliti karena : (1) lokasi ini mudah dijangkau oleh peneliti karena letaknya di tepi jalan raya, (2) sekolah tersebut termasuk sekolah potensial.
KehadiranPeneliti • Rancangan etnografi pendidikan ini, berdasarkan sudut pandang fenomenologi, semua tergantung pada kedudukan peneliti Mantja dan Sutopo (dalam Harsono, 2008) mengatakan bahwa “Peneliti berkedudukan sebagai instrumen penelitian”. Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sebagai alat untuk pengumpulan data yang menuntut terciptanya hubungan yang lebih akrab, dan lebih wajar dengan nara sumber. Peneliti harus dapat meyakinkan bahwa hasil penelitian tidak akan digunakan untuk maksud yang slah atau merugikan, sehingga kehadirannya dapat diterima.
Data danSumber Data • Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa informasi tentang pengelolaan Pembelajaran IPSdenganPendekatan CTL diSekolahStandarNasional (StudiSitus SMP N 1 Grobogan). Data penelitian ini digali melalui tiga sumber data yaitu : - Informan, yaitu orang yang dianggap mampu dan dapat mempertanggungjawabkan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan pengelolaan Pembelajaran denganPendekatan CTL diSekolahStandarNasional (StudiSitus SMP N 1 Grobogan) yang meliputi : Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, guru mata pelajaran IPS. - Arsip dan dokumen resmi sekolah : Kurikulum Sekolah (KTSP), Silabus IPS, RPP - Tempat dan peristiwa, berupa lokasi penelitian
2) Observasi • Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologik, di antaranya adalah proses pengamatan dan ingatan • peneliti harus berperan lebih aktif dalam lokasi studi, sehingga benar-benar terlibat dalam kegiatan yang ditelitinya • Observasi yang demikian itu disebut dengan observasi partisipasi (Harsono, 2008). • Pendekatan ini dipakai untuk memahami persoalan-persoalan yang ada di sekitar pelaku dan narasumber.
TeknikPengumpulan Data 1) wawancara mendalam (indepth interviewing) • Wawancara mendalam merupakan “percakapan terarah yang tujuannya untuk mengumpulkan informasi etnografi atau memperkaya....” (Mantja dalam Harsono, 2008) • Wawancara mendalam dapat diberi makna kombinasi antara pertanyaan-pertanyaan deskriptif, struktural, dan kontras. • Dalam melaksanakan wawancara mendalam diusahakan mewawancarai narasumber yang dianggap paling berkompeten dan menguasai pokok permasalahan, yaitu Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru mata pelajaran IPS
Observasi dilakukan pada saat penyusunan proposal, pada saat berlangsungnya wawancara, dan kesempatan lain yang diperlukan. • Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil dokumen-dokumen outentik dari objek penelitian untuk dijadikan sampel.
3) Analisis Dokumen Teknis analisis dokumen dilakukan untuk ditelaah, diurutkan dan dikelompokkan dengan tujuan untuk disusun kesimpulan sebagai hasil temuan penelitian. Dokumen dan arsip di analisis kemudian di deskripsikan secara rinci tentang : situasi, kondisi, relevansi dengan peristiwa yang dialami oleh sekolah dalam proses pembelajaran sebagai upaya untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional melalui visi dan misi sekolah.
TeknikCuplikan • peneliti menggunakan berbagai pertimbangan berdasarkan teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi, karakteristik empiris, dan sebagainya, serta diarahkan sebagai usaha generasi teoritis bukan perumusan karakteristik populasi. • Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Purposive Sampling dan Snowball Sampling. • Dengan menggunakan Purposive Sampling dan Snowball Sampling. Peneliti cenderung memilih informan yang dianggap mengetahui masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap • cara pemilihan informan pada waktu di lokasi penelitian, yang kemudian berdasarkan petunjuk informan tersebut peneliti menemukan informan baru dan seterusnya berganti informan lainnya yang tidak terencana sebelumnya sehingga peneliti mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.
Keabsahan Data • Data yang telah berhasil dikumpulkan peneliti kemudian diusahakan kemantapan dan kebenarannya guna mendapatkan dan meningkatkan validitas data demi memantapkan kesimpulan dan tafsir makna penelitian. • Untuk menguji validitas data dapat ditempuh melalui teknik pengecekan data melalui : observasi secara terus menerus ; triangulasi data. Triangulasi penelitian ; triangulasi metodologi dan triangulasi teori ; pengecekan anggota (member check) ; diskusi teman sejawat (peer reviewing) ; dan pengecekan kecakapan referensi (revential adequacy checks).
TeknikAnalisis • Proses analisis penelitian ini menggunakan model analisis interaktif yaitu, interaktif antara komponen dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus. • Dalam proses ini peneliti bergerak diantara tiga komponen analisis yang meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data baerlangsung. • Kegiatan ini dilakukan dilapangan dalam bentuk interaktif berulang-ulang sampai data yang dikumpulkan dan penarikan kesimpulan.
DaftarPustaka • Moleong, J.2009. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Rosdakarya • Hanafiah, Nanang. 2009. KonsepStrategiPembelajaran, Bandung: Aditama • Mucthith, Saekhan.2008. PembelajaranKonstektual, Semarang : Rasail • Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar