290 likes | 628 Views
SEMINAR SEHARI “MENGANTISIPASI SNI GULA KRISTAL PUTIH : MASALAH DAN SOLUSI PENINGKATAN KUALITAS GULA” SURABAYA, 30 APRIL 2009. KEBIJAKAN BUMN GULA DALAM MEMPRODUKSI GULA KRISTAL PUTIH. Deputi Bidang Usaha Agro Industri , Kehutanan , Kertas , Percetakan dan Penerbitan. PENDAHULUAN.
E N D
SEMINAR SEHARI “MENGANTISIPASI SNI GULA KRISTAL PUTIH : MASALAH DAN SOLUSI PENINGKATAN KUALITAS GULA” SURABAYA, 30 APRIL 2009 KEBIJAKAN BUMN GULA DALAM MEMPRODUKSI GULA KRISTAL PUTIH DeputiBidang Usaha Agro Industri, Kehutanan, Kertas, PercetakandanPenerbitan
PENDAHULUAN • GULA MERUPAKAN PEMANIS BERKALORI DARI PRODUK AGROINDUSTRI. • MATA RANTAI PROSES PRODUKSINYA DIMULAI DARI BUDIDAYA TEBU DI KEBUN MELALUI FOTOSINTESIS HINGGA PANEN (TEBANG-ANGKUT) DAN PENGOLAHANNYA DI PABRIK. • SETIAP AKTIVITAS DALAM MATA RANTAI MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP PRODUK YANG DIHASILKAN. • SELAIN DIGUNAKAN UNTUK KONSUMSI LANGSUNG (DIRECT CONSUMPTION), GULA JUGA MERUPAKAN BAHAN BAKU INDUSTRI PANGAN (MAKANAN DAN MINUMAN).
PERILAKU KONSUMEN • TERJADINYA PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN SEBAGAI DAMPAK MASUKNYA WHITE SUGAR IMPOR DAN GULA RAFINASI. • WARNA PUTIH CEMERLANG DIPERSEPSIKAN BERSIH DAN HYGIENIS, SEDANGKAN GULA BERWARNA COKLAT (KECUALI BROWN SUGAR) DIANGGAP KOTOR. • PREFERENSI TENTANG KUALITAS BERUBAH SEJALAN DENGAN TUNTUTAN PRODUK BERSIH DAN YANG DIHASILKAN DARI INDUSTRI RAMAH LINGKUNGAN (ENVIRONMENTALLY FRIENDLY).
PENTINGNYA KUALITAS • KESADARAN AKAN PENTINGNYA HIDUP SEHAT DAN BERSIH MENGHARUSKAN SEMUA PRODUK MEMILIKI STANDAR TERTENTU YANG BERLAKU SECARA NASIONAL DAN GLOBAL. • SEMUA PRODUK MAKANAN DAN BAHAN PANGAN HARUS DIJAMIN BEBAS DARI PATOGEN DAN HAL-HAL LAIN YANG DIPERKIRAKAN BERDAMPAK SERIUS TERHADAP KESEHATAN DALAM JANGKA PANJANG (MISAL PENYEBAB KANKER). • MENGUATNYA TUNTUTAN DIBERLAKUKANNYA STANDAR NASIONAL INDUSTRI (SNI)
KUALITAS SEBAGAI BUDAYA • PRODUK BERKUALITAS TINGGI MENCERMINKAN KOMITMEN PRODUSEN DAN KONSUMEN MENCARI YANG TERBAIK. • KETERBUKAAN PASAR AKIBAT BORDERLESS WORLD MENJADIKAN PRODUK LOKAL BERKUALITAS RENDAH MAKIN KEHILANGAN SEGMEN PASAR. • BAGI PG, PENINGKATAN KUALITAS GULA HENDAKNYA MENJADI GERAKAN BUDAYA UNTUK MERAIH KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM LINGKUNGAN BISNIS YANG MAKIN KETAT. • TEKNOLOGI MEMUNGKINKAN DIPEROLEHNYA PRODUK BERKUALITAS TINGGI DAN HARGA POKOK PRODUKSI BERSAING.
PARADIGMA BARU • SAAT PRODUKSI LEBIH KECIL DARI KEBUTUHAN, BERAPA PUN JUMLAH GULA DIHASILKAN PG PASTI LAKU TERJUAL. • DI MASA LALU, RENDAHNYA RESPONS TERHADAP KUALITAS AKIBAT RENDAHNYA INSENTIF YANG DITERIMA PRODUSEN. • PERUBAHAN LANDSCAPE PERSAINGAN MENJADIKAN CARA-CARA LAMA DALAM MELIHAT KUALITAS TIDAK LAGI RELEVAN. • DIPERLUKAN KESADARAN KOLEKTIF DAN PARADIGMA BARU DARI SELURUH PRODUSEN YANG MELIHAT KUALITAS SEBAGAI SALAH SATU CARA MEMENANGKAN PERSAINGAN.
PERSOALAN PG-BUMN • SEBAGIAN BESAR PG BUMN MERUPAKAN ASET YANG DIBANGUN PADA MASA KOLONIAL. • HANYA BEBERAPA PG BUMN YANG BERKAPASITAS BESAR (> 5.000 TCD) DAN BERTEKNOLOGI MAJU. • BAHAN BAKU BERASAL DARI TEBU RAKYAT. • PERSAINGAN DENGAN GULA RAFINASI DENGAN KUALITAS LEBIH BAIK MAKIN TERBUKA.
INSTRUMEN KEBIJAKAN (1) • REVITALISASI PG MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS GILING, EFISIENSI, DAN KEMAMPUAN MENGHASILKAN PRODUK BERKUALITAS TINGGI. • PENINGKATAN KAPASITAS MEMUNGKINKAN HARI GILING LEBIH PENDEK SEHINGGA SEMUA TEBU DITEBANG SAAT RENDEMEN OPTIMAL DAN SELESAINYA PUN SEBELUM MUSIM PENGHUJAN. • MAPPING PG-PG MERUGI YANG DIAWALI KAJIAN KOMPREHENSIF UNTUK DICARIKAN SOLUSI PEMECAHAN MASALAHNYA. • KONTRAK MANAJEMEN ANTARA DIREKSI DAN KEMENTERIAN NEGARA BUMN TERKAIT PENCAPAIAN TARGET YANG KEMUDIAN DIJABARKAN HINGGA LEVEL PG TERENDAH (MANDOR).
INSTRUMEN KEBIJAKAN (2) • REVITALISASI PADA LEVEL ON-FARM DAN RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN PETANI YANG MEMUNGKINKAN ADOPSI TEKNOLOGI BERJALAN LEBIH CEPAT • PEMBATASAN SEGMEN GULA RAFINASI HANYA UNTUK BAHAN BAKU INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN • MENDORONG SEMUA PG MELAKUKAN PEMBENAHAN INTERNAL SELAMA MASA TRANSISI MENUJU SNI WAJIB • KERJA SAMA DENGAN PUSAT PENELITIAN UNTUK MENGAKSELERASI PENINGKATAN KINERJA UNGGUL MELALUI BEST PRACTICES, MISAL PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI
ICUMSA TAHUN 2008 • PTPN IX PG PANGKA (211 IU) – PG RENDENG (450 IU) • PTPN X PG TJOKEIR (105 IU) – PG NGADIREDJO (285 IU) • PTPN XI PG KANIGORO (140 IU) – PG REDJOSARIE (256 IU) • PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA PG REDJOAGUNG BARU (180 IU) – PG KARANGSUWUNG (276 IU)
SASARAN TAHUN 2009 • ICUMSA MAKSIMUM 200 IU • GRAIN 1,2 MM • MOISTURE 0,05% GULA RAFINASI SEBAGAI PERBANDINGAN (ACUAN UNTUK PROGRAM JANGKA MENENGAH) • ICUMSA 50 IU • GRAIN 0,8 MM • MOISTURE 0,05% MUTU GULA
PENINGKATAN RENDEMEN CARA TERMURAH YANG DAPAT DILAKUKAN A. DIMULAI DARI BUDIDAYA DI KEBUN : C. INSENTIF D. PENETAPAN RENDEMEN INDIVIDUAL SEBAGAI SARANA MEMOTIVASI • PENATAAN KOMPOSISI VARIETAS TEBU • APLIKASI AGRO-INPUTS • PEMANFAATAN BIOKOMPOS • PEMELIHARAAN OPTIMAL • MANAJEMEN TEBANG-ANGKUT PRIMA
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS • ASAM FOSFAT • KAPUR DAN BELERANG SESUAI pH B. ALIH PROSES PEMURNIAN • SULFITASI – KARBONATASI – SEMI RAFINASI • SACHARAT PADA DEFEKASI C. KONDISI PROSES. D. KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA. A. EFISIENSI BAHAN PEMBANTU.
TANTANGAN KE DEPAN • PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN HPP BERSAING. • SELAIN SNI WAJIB, ANTISIPASI TERHADAP SERTIFIKASI PRODUK YANG MAKIN RUMIT. • INOVASI DAN KREATIVITAS UNTUK MENCARI TEROBOSAN TEKNOLOGI YANG KNOWLEDGE BASED • TEKNOLOGI INFORMASI DAPAT MEMBANTU PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS GULA
PENUTUP • PENINGKATAN KUALITAS MERUPAKAN PROGRAM YANG TIDAK PERNAH BERHENTI DAN BERLANGSUNG TERUS MENERUS. • MENGANTISIPASI PEMBERLAKUAN SNI WAJIB DAN SERTIFIKASI PRODUK YANG MAKIN RUMIT, DIPERLUKAN INOVASI DAN KREATIVITAS TINGGI DARI SETIAP INSAN PERGULAAN BUMN. • PENINGKATAN MUTU HARUS MERUPAKAN GERAKAN BUDAYA.
LAMPIRAN DATA ICUMSA BUMN GULA