1.54k likes | 6.4k Views
MEKANISME PERSALINAN NORMAL. Dr. H. Joserizal Serudji, SpOG. Mekanisme persalinan fisiologis penting dipahami bila ada penyimpangan koreksi manual tindakan operatif tidak perlu dilakukan. PROSES PERSALINAN.
E N D
MEKANISME PERSALINAN NORMAL Dr. H. Joserizal Serudji, SpOG
Mekanisme persalinan fisiologis penting dipahami bila ada penyimpangan koreksi manual tindakan operatif tidak perlu dilakukan
PROSES PERSALINAN • Kala I : Dimulai sejak awal kontraksi dengan frekuensi, intensitas & durasi yg cukup - penipisan & pembukaan serviks. • Kala II : Dimulai ketika pembukaan serviks sdh lengkap (+10 cm) & berakhir dgn lahirnya bayi • Kala III : Segera setelah kelahiran bayi - kelahiran plasenta & selaput ketuban • Kala IV : Satu jam setelah plasenta lahir
Kala I • Friedman Selain dilatasi serviks dan penurunan janin, tidak ada gambaran klinis pasien bersalin yang dapat menjadi ukuran kemajuan persalinan. • Pola dilatasi serviks yang terjadi dalam perjalanan persalinan normal mengambil bentuk sigmoid
Kala II • Dimulai saat pembukaan serviks mencapai maksimum diakhiri dengan lahirnya janin • Pembukaan cerviks yg lengkap ibu ingin mengejan & tjd penurunan kepala • Kontraksi uterus berlangsung selama 1 ½ menit dan fase istirahat miometrium tidak lebih dari satu menit.
Kala 2 memakan waktu kurang dari 30 menit • Menurut ACOG : • Primipara 1 jam • Multipara 30 menit
Kala III • Segera setelah bayi lahir tinggi fundus & konsistensi dipastikan sampai tdpt tanda – tanda pelepasan plasenta • Dilakukan managemen aktif kala 3 utk menghasilkan kontraksi uterus yg lebih efektif shg mengurangi kehilangan darah : • Pemberian uterotonik profilaksis • Melakukan peregangan tali pusat terkendali • Masase fundus uteri
Pengecilan Tempat Plasenta Setelah Bayi LahirA. Hubungan-hubungan spasial sebelum bayi lahirB. Hubungan spasial setelah plasenta lahir
Kala IV • Lakukan observasi tiap 15 menit pd satu jam pertama setelah persalinan & 30 menit pd jam kedua • Kontrol TD , frek. Nadi, kontraksi uterus serta perdarahan. • Harus diperhatikan : • Adanya nyeri perineum yang berat berkaitan dengan terbentuknya hematoma. • Adanya distensi kandung kemih yg dpt mengakibatkan terganggunya kontraksi uterus.
TINDAKAN2 SETELAH BAYI LAHIR • Bersihkan jalan nafas • Tali pusat dijepit pada 2 tempat, pada jarak 5 dan 10 cm, digunting dan kemudian diikat • Tindakan resusitasi membersihkan & menghisap jalan nafas serta cairan lambung untuk mencegah aspirasi
TINDAKAN2 SETELAH BAYI LAHIR • Selanjutnya jari hendaknya menuju leher utk memastikan apakah ada lilitan tali pusat. Lilitan tjd pd sekitar 25 % persen kasus. • Bila tdpt lilitan hendaknya ditarik diantara jari-jari & kalau ckp longgar dilepaskan dari kepala bayi. • Bila lilitan mencekik erat dileher shg susah dilepaskan dari kepala hendaknya dipotong diantara 2 klem & bayi cepat dilahirkan.
96 % janin dalam uterus presentasi kepala • ubun-ubun kecil kiri depan = 58 % • kanan depan = 23 % • kanan belakang = 11 % • kiri belakang = 8 %
Presentasi kepala kepala lebih besar dan lebih berat serta bentuk uterus sedemikian rupa volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar berada di atas (ruang lebih luas) sedangkan kepala berada di bawah di ruang yang lebih sempit
3 faktor penting pada persalinan : • Kekuatan ibu kekuatan his & mengedan • Keadaan jalan lahir • Janin • His menyebabkan servik membuka mendorong janin ke bawah, masuk kedalam rongga panggul
ENGAGEMENT • Mekanisme yg digunakan oleh diameter biparietal - diameter transversal terbesar janin pd presentasi oksiput utk lewat PAP • Tjd pd minggu – minggu terakhir kehamilan atau mungkin tidak terjadi sampai setelah dimulainya persalinan • Pada bbrp wanita hamil, kepala janin dapat bebas bergerak di atas PAP kepala mengambang/floating
ASINKLITISMUS • Defleksi lateral kepala dimana posisi sutura sagitalis (SS) lebih anterior ke arah simfisis atau posterior ke arah promontorium di dalam panggul. • SS mendekati promontorium sakrum lebih banyak bagian dari tulang parietal anterior yg teraba oleh jari-jari pemeriksa asinklitismus anterior. • SS terletak dekat simfisis lebih banyak tulang parietal posterior yg akan teraba asinklitismus posterior.
DESENSUS • Nullipara engagement dapat terjadi sebelum awitan persalinan dan desensus lebih lanjut mungkin belum terjadi sampai dimulainya persalinan kala dua. • Multipara desensus mulai bersamaan dengan engagement.
DESENSUS • Desensus terjadi akibat satu atau lebih dari empat gaya: • Tekanan cairan intra amnion • Tekanan langsung fundus pada bokong saat kontraksi • Usaha mengejan menggunakan otot-otot abdomen • Ekstensi dan pelurusan janin
FLEKSI • Begitu desensus mengalami tahanan, baik dari serviks, dinding panggul, atau dasar panggul, biasanya terjadi fleksi kepala • Dagu mendekat ke dada janin dan diameter suboksipitobregmatika yang lebih pendek menggantikan diameter oksipitofrontal yang lebih panjang
ROTASI INTERNA • Pemutaran kepala sehingga oksiput perlahan-lahan bergerak dari posisi asalnya ke anterior menuju simfisis pubis, atau yang lebih jarang ke posterior menuju lubang sacrum • Meski selalu dikaitkan dengan desensus, rotasi interna biasanya belum tjd sampai kepala mencapai dasar spina & oleh karenanya sudah cakap (engaged)
EKSTENSI • Setelah rotasi interna kepala terfleksi maksimal mencapai vulva mengalami ekstensi yg esensial utk kelahiran. • Dasar oksiput berkontak langsung dengan margo inferior simfisis pubis. • Pada saat kepala menekan lorong panggul, tdpt 2 kekuatan : • Diberikan oleh uterus, bekerja lebih ke posterior • Ditimbulkan oleh dasar panggul yg resisten & simfisis, bekerja lebih ke anterior.
ROTASI EKSTERNA • Kepala yang sudah dilahirkan selanjutnya mengalami pemulihan. • Jika oksiput pada mulanya mengarah ke kiri, bagian ini akan berotasi kearah tuberositas iskhii kiri, bila asalnya mengarah ke kanan, oksiput akan berotasi ke kanan.
EKSPULSI • Segera setelah rotasi eksterna • Bahu depan akan tampak dibawah simfisis pubis • Perineum segera teregang oleh bahu belakang • Setelah kedua bahu tersebut lahir, sisa badan bayi lainnya akan segera terdorong ke luar.
TERIMA KASIH