120 likes | 264 Views
INSTITUSIONALISASI DALAM POLITIK INFORMAL : Studi Tentang Coffe Morning Di Pemerintah Kota Yogyakarta Di Era Herry Zudianto. Mendiskusikan tentang bentuk aktifitas dan pendekatan informal di Pemerintah Kota Yogyakarta di Era Herrt Zudianto, yang di desain dalam dialog dalam coffee morning
E N D
INSTITUSIONALISASI DALAM POLITIK INFORMAL :Studi Tentang Coffe MorningDi Pemerintah Kota Yogyakarta Di Era Herry Zudianto
Mendiskusikan tentang bentuk aktifitas dan pendekatan informal di Pemerintah Kota Yogyakarta di Era Herrt Zudianto, yang di desain dalam dialog dalam coffee morning • Institusionalisasi merupakan proses adaptasi dinamika politik di dalam proses otonomisasi, adaptasi, struktur kompleks dengan aktifitas kreatif dan koherensi antar aktor (B Guy Peters) • Signifikasi tulisan ini:menggali inovasi informal yang dimiliki Pemerintah Daerah dalam institusionalisasi guna mewujudkan pemerintah yang efektif xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Bab I: Pendahuluan
Pertanyaan penelitian “BagaimanaPemerintah Kota Yogyakartamenginstitusionalisasaikannilai baru melalui politik informal?”.
Tujuan Penelitian • Mengetahui bangunan persepsi • Mengetahui bagaimana politik informal dalam coffee morning dijadikan instrumen institusionalisasi dengan cara: • Bagaimana proses otonomisasi • Bagaimana proses adaptasi • Bagaimana proses inovasi • Bagaimana proses koherensi • Bagaimana konsesnsus antar aktor terjadi • Bagaimana efektifitasnya
Teori: -Politik Informal -Institusonalisme -B Guy Peters (Institusionalisasi dalam konteks yang berubah):1.Otonom, 2. Adaptasi, 3. Aktifitas Kreatif, 4. Koherensi
Kerangka Pemikiran Konteks berubah Nilai baru Institusionalisme,norma diterapkan Pemerintah efektif dibangun Paradigma, coffee morning, kultur, sistem, reward and punishment, ripitasi
Metode,Sistimatika • Metode:Kualitatif • Sistimatika Penulisan: BAB I: PENDAHULUAN: berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, kerangka teori, kerangka pemikiran, metode penelitian, sistematika penulisan BAB II: KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL HERRY ZUDIANTO DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA. Bab ini membicaraangkan tentang kepemimpinan transformatif Herry Zudianto dan pondasi paradigma wakaf BAB III: COFFE MORNING DAN PENGKONDISIAN INSTITUSIONALISASI: STRATEGI TINGKAT TINGGI. Bab ini membicarakan tentang proses coffee morning yang merupakan pengkondisian institusionalisasi. Proses tersebut merupakan Inisiatif Otonom, Adaptasi Terhadap Dinamika Sosial Politik di Indonesia, Inovasi Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal, Koherensi Antar Aktor dan Bangunan Konsensus BAB IV: ANALISIS PRESTASI KEBERHASILAN INSTITUSIONALISASI. Bab ini berisi tentang Prestasi Kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta, Keberhasilan Proses Institusionalisasi, Limitasi Pengkondisian Institusionalisasi, Solusi Limitasi Dalam Ilustrasi Anak Panah, dan Dilema Institusionalisasi BAB V: KESIMPULAN dan Rekomendasi
BAB II KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONALHERRY ZUDIANTO DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA A. Kepemimpinan Herry Zudianto: Trasformatif dan Metanoiac Membangun Paradigma Wakaf Kekuasaan Yang Horisontal Pendekatan Informal Institusional Pemerintah Adalah Pelayan Masyarakat Bekerja Adalah Ibadah
BAB III: COFFE MORNING DAN PENGKONDISIAN INSTITUSIONALISASI: STRATEGI TINGKAT TINGGI Inisiatif Otonom Pronses Adaptasi Terhadap Dinamika Sosial Politik di Indonesia Inovasi Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal Koherensi Antar Aktor Bangunan Konsensus
BAB IV: ANALISIS PRESTASI KEBERHASILAN INSTITUSIONALISASI Prestasi Kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta Keberhasilan Proses Institusionalisasi Limitasi Pengkondisian Institusionalisasi Solusi Limitasi Dalam Ilustrasi Anak Panah: paradigma, pengkondisian, kultur, sistem, reward and punishment, repetisi E. Dilema Institusionalisasi
Institusionalisasi nilai-nilai demokrasi, transparansi dan akuntabilitasi di Pemerintah Kota Yogyakarta di Era Herry Zudianto, yang dilakukan dengan politik informal dalam coffee morning, ternyata efektif dilakukan. • Penelitian ini membuktikan teori B Guy Peters, dimana institusioanalisasi dalam konteks perubahan dapat berhasil jika terdapat proses otonom, adaptasi, kreatifititas, dan koherensi antar aktor. Dan ternyata coffee morning memenuhi unsur diatas dan efektif sebagai penkondisian proses institusionalisasi yang dibuktikan dengan kinerja pemerintahan yang lebih baik. • Terdapat limitasi dimana proses tersebut yaitu bersifat elitis, namun diatasi dengan proses peletakan paradigma, pengkondisian, kultur baru, sistem baru, reward and punisment dan ripitasi • Masih ada kondisi dilema karena proses institusionalisasi baru terbatas pada eksekutif BAB V: KESIMPULAN
Rekomendasi:cofee morning dilakukan bukan hanya di ranah eksekutif, akan tetapi juga yudikatif dan legialatifMatur Nuwun Matur Nuwun..................... Terimakasih................