290 likes | 695 Views
TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. (2) Hal- hal Khusus. Oleh : M. Rum. Pramudya. PENDELEGASIAN KEWENANGAN. Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi dapat mendelegasikan kewenangan mengatur lebih lanjut kepada Peraturan Perundang-undangan yang lebih rendah .
E N D
TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (2) Hal-halKhusus Oleh : M. Rum. Pramudya
PENDELEGASIAN KEWENANGAN • PeraturanPerundang-undangan yang lebihtinggidapatmendelegasikankewenanganmengaturlebihlanjutkepadaPeraturanPerundang-undangan yang lebihrendah. • PendelegasiankewenangandapatdilakukandarisuatuUndang-UndangkepadaUndang-Undang yang lain, dariPeraturan Daerah ProvinsikepadaPeraturan Daerah Provinsi yang lain, ataudariPeraturan Daerah Kabupaten/Kota kepadaPeraturan Daerah Kabupaten/Kota yang lain. Contoh: Undang-UndangNomor 26 Tahun 2007 tentangPenataanRuang Pasal 48 (2) Ketentuanlebihlanjutmengenaiperlindunganterhadapkawasanlahanabadipertanianpangansebagaimanadimaksudpadaayat (1) huruf e diaturdenganUndang-Undang.
PENDELEGASIAN KEWENANGAN • Pendelegasiankewenanganmengaturharusmenyebutdengantegas: a. ruanglingkupmaterimuatan yang diatur; dan b. jenisPeraturanPerundang-undangan. • Jikamaterimuatan yang didelegasikansebagiansudahdiaturpokok-pokoknyadidalamPeraturanPerundang-undangan yang mendelegasikantetapimaterimuatanituharusdiaturhanyadidalamPeraturanPerundang-undangan yang didelegasikandantidakbolehdidelegasikanlebihlanjutkePeraturanPerundang-undangan yang lebihrendah (subdelegasi), gunakankalimatKetentuanlebihlanjutmengenai … diaturdengan … . Contoh 1: Pasal … (1) (2) Ketentuanlebihlanjutmengenai… diaturdenganPeraturanPemerintah.
PENDELEGASIAN KEWENANGAN Contoh 2: Peraturan Daerah KabupatenGorontalo Utara Nomor 87 Tahun 2010 tentangPajakReklame Pasal 18 (1) (2) Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacarapengisiandanpenyampaian SKPD ataudokumen lain yang dipersamakandiaturdenganPeraturanKepala Daerah. Contoh 3: Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2010 tentangPengelolaanSampah Regional JawaTimur Pasal 23 (1) … . (2) … . (3) Ketentuanlebihlanjutmengenaibentukdantatacaraperansertamasyarakatsebagaimanadimaksudpadaayat (2) diaturdenganPeraturanGubernur.
PENDELEGASIAN KEWENANGAN • Jikapengaturanmaterimuatantersebutdibolehkandidelegasikanlebihlanjut (subdelegasi), gunakankalimatKetentuanlebihlanjutmengenai … diaturdenganatauberdasarkan … . Contoh: Pasal … (1) … . • Ketentuanlebihlanjutmengenai … diaturdenganatauberdasarkanPeraturanPemerintah. • Jikamaterimuatan yang didelegasikansamasekalibelumdiaturpokok-pokoknyadidalamPeraturanPerundang-undangan yang mendelegasikandanmaterimuatanituharusdiaturdidalamPeraturanPerundang-undangan yang diberidelegasidantidakbolehdidelegasikanlebihlanjutkePeraturanPerundang-undangan yang lebihrendah (subdelegasi), gunakankalimatKetentuanmengenai … diaturdengan … . Contoh: Pasal … (1) … . (2) Ketentuanmengenai … diaturdenganPeraturanPemerintah.
PENDELEGASIAN KEWENANGAN • Jikapengaturanmateritersebutdibolehkandidelegasikanlebihlanjut (subdelegasi) digunakankalimatKetentuanmengenai … diaturdenganatauberdasarkan … . Contoh: Pasal ... (1) (2) Ketentuanmengenai … diaturdenganatauberdasarkanPeraturanPemerintah.
PENDELEGASIAN KEWENANGAN • Jikaterdapatbeberapamaterimuatan yang didelegasikandanmaterimuatantersebuttercantumdalambeberapapasalatauayattetapiakandidelegasikandalamsuatuPeraturanPerundang-undangan, gunakankalimat “Ketentuanmengenai … diaturdalam….” Contoh: QanunKabupaten Aceh Jaya Nomor 2 Tahun 2010 tentangPenyelenggaraanAdministrasiKependudukan Pasal 57 (1) … . (2) … . (3) … . (4) … . (5) … . (6) … . (7) Ketentuanmengenaipedomanpersyaratandantatacarauntukmendapatkan KIPAS sebagaimanadimaksudpadaayat (1) diaturdalamPeraturanBupati.
PENDELEGASIAN KEWENANGAN • Jikaterdapatbeberapamaterimuatan yang didelegasikanmakamaterimuatan yang didelegasikandapatdisatukandalam 1 (satu) peraturanpelaksanaandariPeraturanPerundang-undangan yang mendelegasikan, gunakankalimat “(jenisPeraturanPerundang-undangan) … tentangPeraturanPelaksanaan ...” • Contoh: PeraturanPemerintahNomor 36 Tahun 2005 tentangPeraturanPelaksanaanUndang-UndangNomor 28 Tahun 2002 tentangBangunanGedung. • Untukmempermudahdalampenentuanjuduldariperaturanpelaksanaan yang akandibuat, rumusanpendelegasianperlumencantumkansecarasingkattetapilengkapmengenaiapa yang akandiaturlebihlanjut. DiambildariUndang-UndangNomor 18 Tahun 2009 tentangPeternakandanKesehatanHewan Pasal 76 (1) (2) (3) (4) (5) Ketentuanlebihlanjutmengenaikemudahansebagaimanadimaksudpadaayat (1) danayat (2) diaturdenganatauberdasarkanPeraturanPemerintah.
PENDELEGASIAN KEWENANGAN • Jikapasalterdiridaribeberapaayat, pendelegasiankewenangandimuatpadaayatterakhirdaripasal yang bersangkutan. • Jikapasalterdiridaribeberapaayat, pendelegasiankewenangandapatdipertimbangkanuntukdimuatdalampasaltersendiri, karenamateripendelegasianinipadadasarnyaberbedadenganapa yang diaturdalamrangkaianayat-ayatsebelumnya. Dalampendelegasiankewenanganmengaturtidakbolehadanyadelegasiblangko. Contoh 1: Pasal … Hal-hal yang belumcukupdiaturdalamUndang-Undangini, diaturlebihlanjutdenganPeraturanPemerintah. Contoh 2: QanunKabupaten Aceh Jaya Nomor 4 Tahun 2010 tentangPembentukanSusunanOrganisasidan Tata KerjaBadanPenanggulanganBencana Daerah Pasal 24 Hal-hal yang belumdiaturdalamQanuninisepanjangpengaturanpelaksanaannya, diaturdenganPeraturanBupati.
PENDELEGASIAN KEWENANGAN • PendelegasiankewenanganmengaturdariUndang-Undangkepadamenteri, pemimpinlembagapemerintahnonkementerian, ataupejabat yang setingkatdenganmenteridibatasiuntukperaturan yang bersifatteknisadministratif. • Kewenangan yang didelegasikankepadasuatualatpenyelenggaranegaratidakdapatdidelegasikanlebihlanjutkepadaalatpenyelenggaranegara lain, kecualijikaolehUndang-Undang yang mendelegasikankewenangantersebutdibukakemungkinanuntukitu. • PendelegasiankewenanganmengaturdarisuatuPeraturanPerundang-undangantidakbolehdidelegasikankepadadirekturjenderal, sekretarisjenderal, ataupejabat yang setingkat. • Pendelegasianlangsungkepadadirekturjenderalataupejabat yang setingkathanyadapatdiberikanolehPeraturanPerundang-undangan yang tingkatannyalebihrendahdaripadaUndang-Undang.
PENDELEGASIAN KEWENANGAN • PeraturanPerundang-undanganpelaksanaannyahendaknyatidakmengulangiketentuannorma yang telahdiaturdidalamPeraturanPerundang-undangan yang mendelegasikan, kecualijikahaltersebutmemangtidakdapatdihindari. • Di dalamperaturanpelaksanaantidakmengutipkembalirumusannormaatauketentuan yang terdapatdalamPeraturanPerundang-undanganlebihtinggi yang mendelegasikan. Pengutipankembalidapatdilakukansepanjangrumusannormaatauketentuantersebutdiperlukansebagaipengantar (aanloop)untukmerumuskannormaatauketentuanlebihlanjutdidalampasalataubeberapapasalatauayatataubeberapaayatselanjutnya.
PENYIDIKAN • KetentuanpenyidikanhanyadapatdimuatdidalamUndang-Undang, Peraturan Daerah ProvinsiatauPeraturan Daerah Kabupaten/Kota. • KetentuanpenyidikanmemuatpemberiankewenangankepadaPenyidikPegawaiNegeriSipilkementerian, lembagapemerintahnonkementerian, atauinstansitertentuuntukmenyidikpelanggaranterhadapketentuanUndang-Undang, Peraturan Daerah ProvinsiatauPeraturan Daerah Kabupaten/Kota. • Dalammerumuskanketentuan yang menunjukpejabattertentusebagaipenyidikpegawainegerisipildiusahakan agar tidakmengurangikewenanganpenyidikumumuntukmelakukanpenyidikan. Contoh: PenyidikPegawaiNegeriSipiltertentudilingkungan (namakementerianatauinstansi) dapatdiberikankewenanganuntukmelaksanakanpenyidikanterhadappelanggaranterhadapketentuanketentuandalamUndang-Undang (Peraturan Daerah ProvinsiatauPeraturan Daerah Kabupaten/Kota) ini. • KetentuanpenyidikanditempatkansebelumketentuanpidanaataujikadalamUndang-Undang, Peraturan Daerah ProvinsiatauPeraturan Daerah Kabupaten/Kota tidakdiadakanpengelompokan, ditempatkanpadapasalataubeberapapasalsebelumketentuanpidana.
PENCABUTAN • JikaadaPeraturanPerundang-undangan lama yang tidakdiperlukanlagidandigantidenganPeraturanPerundang-undanganbaru, PeraturanPerundang-undangan yang baruharussecarategasmencabutPeraturanPerundang-undangan yang tidakdiperlukanitu. • JikamateridalamPeraturanPerundang-undangan yang barumenyebabkanperlupenggantiansebagianatauseluruhmateridalamPeraturanPerundang-undangan yang lama, didalamPeraturanPerundang-undangan yang baruharussecarategasdiaturmengenaipencabutansebagianatauseluruhPeraturanPerundang-undangan yang lama. • PeraturanPerundang-undanganhanyadapatdicabutmelaluiPeraturanPerundang-undangan yang setingkatataulebihtinggi. • PencabutanmelaluiPeraturanPerundang-undangan yang tingkatannyalebihtinggidilakukanjikaPeraturanPerundangundangan yang lebihtinggitersebutdimaksudkanuntukmenampungkembaliseluruhatausebagiandarimateriPeraturanPerundang-undangan yang lebihrendah yang dicabutitu.
PENCABUTAN • JikaPeraturanPerundang-undanganbarumengaturkembalisuatumateri yang sudahdiaturdansudahdiberlakukan, pencabutanPeraturanPerundang-undanganitudinyatakandalamsalahsatupasaldalamketentuanpenutupdariPeraturanPerundang-undangan yang baru, denganmenggunakanrumusandicabutdandinyatakantidakberlaku. • PencabutanPeraturanPerundang-undangan yang sudahdiundangkantetapibelummulaiberlaku, dapatdilakukandenganperaturantersendiridenganmenggunakanrumusanditarikkembalidandinyatakantidakberlaku.
PENCABUTAN • JikapencabutanPeraturanPerundangan-undangandilakukandenganperaturanpencabutantersendiri, peraturanpencabutantersebutpadadasarnyamemuat 2 (dua) pasal yang ditulisdenganangka Arab, yaitusebagaiberikut: a. Pasal 1 memuatketentuan yang menyatakantidakberlakunyaPeraturanPerundang-undangan yang sudahdiundangkan. b. Pasal 2 memuatketentuantentangsaatmulaiberlakunyaPeraturanPerundang-undanganpencabutan yang bersangkutan. Contoh: Pasal 1 Undang-UndangNomor … Tahun ... tentang … (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor …, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor …) dicabutdandinyatakantidakberlaku. Pasal 2 Undang-Undanginimulaiberlakupadatanggaldiundangkan.
PENCABUTAN • PencabutanPeraturanPerundang-undangan yang menimbulkanperubahandalamPeraturanPerundang-undangan lain yang terkait, tidakmengubahPeraturanPerundang-undangan lain yang terkaittersebut, kecualiditentukan lain secarategas. • PeraturanPerundang-undanganatauketentuan yang telahdicabut, tetaptidakberlaku, meskipunPeraturanPerundang-undangan yang mencabutdikemudianharidicabut pula.
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • PerubahanPeraturanPerundang-undangandilakukandengan: a. menyisipataumenambahmaterikedalamPeraturanPerundang-undangan; atau b. menghapusataumenggantisebagianmateriPeraturanPerundang-undangan. • PerubahanPeraturanPerundang-undangandapatdilakukanterhadap: a. seluruhatausebagianbuku, bab, bagian, paragraf, pasal, dan/atauayat; atau b. kata, frasa, istilah, kalimat, angka, dan/atautandabaca. • JikaPeraturanPerundang-undangan yang diubahmempunyainamasingkat, PeraturanPerundang-undanganperubahandapatmenggunakannamasingkatPeraturanPerundang-undangan yang diubah.
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • PadadasarnyabatangtubuhPeraturanPerundang-undanganperubahanterdiriatas 2 (dua) pasal yang ditulisdenganangkaRomawiyaitusebagaiberikut: • Pasal I memuatjudulPeraturanPerundang-undangan yang diubah, denganmenyebutkanLembaran Negara Republik Indonesia danTambahanLembaran Negara Republik Indonesia yang diletakkandiantaratandabacakurungsertamemuatmateriataunorma yang diubah. Jikamateriperubahanlebihdarisatu, setiapmateriperubahandirincidenganmenggunakanangka Arab (1, 2, 3, danseterusnya). • JikaPeraturanPerundang-undangantelahdiubahlebihdarisatu kali, Pasal I memuat, selainmengikutiketentuanpadahuruf a, jugatahundannomordariPeraturanPerundang-undanganperubahan yang adasertaLembaran Negara Republik Indonesia danTambahanLembaran Negara Republik Indonesia yang diletakkandiantaratandabacakurungdandirincidenganhuruf (abjad) kecil (a, b, c, danseterusnya). • Pasal II memuatketentuantentangsaatmulaiberlaku. Dalamhaltertentu, Pasal II jugadapatmemuatketentuanperalihandariPeraturanPerundang-undanganperubahan, yang maksudnyaberbedadenganketentuanperalihandariPeraturanPerundang-undangan yang diubah.
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Contoh 1: Pasal I BeberapaketentuandalamUndang-UndangNomor … Tahun … tentang … (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor …, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor …) diubahsebagaiberikut: 1. KetentuanPasal 6 diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: … 2. Ketentuanayat (2) danayat (3) Pasal 8 diubah, sehinggaberbunyisebagaiberikut: … 3. danseterusnya … Contoh 2: Pasal I KetentuanPasal ... dalamUndang-UndangNomor … Tahun … tentang … (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor …, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor …) diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: …
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Contoh 3: Pasal I Undang-UndangNomor … Tahun … tentang … (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor …, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor … ) yang telahbeberapa kali diubahdenganUndang-Undang: a. Nomor… Tahun … (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor …, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor …); b. Nomor … Tahun … (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor …, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor …); c. Nomor … Tahun … (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor …, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor …); diubahsebagaiberikut: 1. Bab V dihapus. 2. KetentuanPasal 11 diubahsehinggaberbunyisebagaiberikut: 3. danseterusnya ...
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • JikadalamPeraturanPerundang-undanganditambahkanataudisisipkanbab, bagian, paragraf, ataupasalbaru, makabab, bagian, paragraf, ataupasalbarutersebutdicantumkanpadatempat yang sesuaidenganmateri yang bersangkutan. a. PenyisipanBab Contoh: Di antara BAB IX dan BAB X disisipkan 1 (satu ) bab, yakni BAB IXA sehinggaberbunyisebagaiberikut: BAB IXA INDIKASI GEOGRAFI DAN INDIKASI ASAL b. PenyisipanPasal: Contoh: Di antaraPasal 128 danPasal 129 disisipkan 1 (satu) pasal, yakniPasal 128A sehinggaberbunyisebagaiberikut: Pasal 128A Dalamhalterbuktiadanyapelanggaran paten, hakim dapatmemerintahkanhasil-hasilpelanggaran paten tersebutdirampasuntuknegarauntukdimusnahkan.
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • Jikadalam 1 (satu) pasal yang terdiridaribeberapaayatdisisipkanayatbaru, penulisanayatbarutersebutdiawalidenganangka Arab sesuaidenganangkaayat yang disisipkandanditambahdenganhurufkecil a, b, c, yang diletakkandiantaratandabacakurung( ). Contoh: Di antaraayat (1) danayat (2) Pasal 18 disisipkan 2 (dua) ayat, yakniayat (1a) danayat (1b) sehinggaPasal 18 berbunyisebagaiberikut: Pasal 18 (1) … . (1a) … . (1b) … . (2) … .
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • JikadalamsuatuPeraturanPerundang-undangandilakukanpenghapusanatassuatubab, bagian, paragraf, pasal, atauayat, makaurutanbab, bagian, paragraf, pasal, atauayattersebuttetapdicantumkandengandiberiketerangandihapus. Contoh 1: 1. Pasal 16 dihapus. 2. Pasal 18 ayat (2) dihapussehinggaPasal 18 berbunyisebagaiberikut: Pasal 18 (1) … . (2) Dihapus. (3) … .
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Contoh 2: Peraturan Daerah tentangPerubahanatasPeraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2005 tentangPengujianKendaraanBermotordanRetribusi 5. KetentuanPasal 4 ayat (1) danayat (2) dihapus, sehinggaPasal 4 berbunyisebagaiberikut: Pasal 4 (1) Dihapus. (2) Dihapus. (3) LokasiPengujiandanPengujiditetapkandenganKeputusanKepalaDinasPerhubungan.
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • JikasuatuperubahanPeraturanPerundang-undanganmengakibatkan: a. sistematikaPeraturanPerundang-undanganberubah; b. materiPeraturanPerundang-undanganberubahlebihdari 50% (lima puluhpersen); atau c. esensinyaberubah, PeraturanPerundang-undangan yang diubahtersebutlebihbaikdicabutdandisusunkembalidalamPeraturanPerundang-undangan yang barumengenaimasalahtersebut. • JikasuatuPeraturanPerundang-undangantelahseringmengalamiperubahansehinggamenyulitkanpenggunaPeraturanPerundang-undangan, sebaiknyaPeraturanPerundang-undangantersebutdisusunkembalidalamnaskahsesuaidenganperubahan yang telahdilakukan, denganmengadakanpenyesuaianpada: a. urutanbab, bagian, paragraf, pasal, ayat, angka, ataubutir; b. penyebutan-penyebutan; dan c. ejaan, jikaPeraturanPerundang-undangan yang diubahmasihtertulisdalamejaan lama.