220 likes | 758 Views
PRINSIP PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. BY ISNAWATI PRODI ILMU HUKUM UNTAG’45 SAMARINDA. PRINSIP-PRINSIP. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dikenal beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: Tingkatan hirarkhi
E N D
PRINSIP PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BY ISNAWATI PRODI ILMU HUKUM UNTAG’45 SAMARINDA
PRINSIP-PRINSIP Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dikenal beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: • Tingkatan hirarkhi • Landasan/dasar peraturan perundang-undangan selalu peraturan perundang-undangan. • Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat dijadikan landasan/dasar yuridis. • Peraturan perundang-undangan baru menyampingkan peraturan perundan-undangan lama. • Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus menyampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum.
TINGKATAN HIERARKI • Peraturan perundang-undangan yang rendah derajatnya tidak dapat mengubah atau mengenyampingkan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, tetapi yang sebaliknya dapat. • Peraturan perundang-undangan hanya dapat dicabut, diubah atau ditambah oleh atau dengan peraturan perundang- undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi tingkatannya.
TINGKATAN HIERARKI C.Peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak mengikat apabila bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya. Dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya tetap berlaku dan mempunyai kekuatan hukum serta mengikat walaupun diubah, ditambah, diganti atau dicabut oleh peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya. D. Materi yang seharusnya diatur oleh peraturan perundang -undangan yang lebih tinggi tingkatannya tidak dapat diatur oleh peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya. Tetapi hal yang sebaliknya dapat.
LANDASAN/DASAR PERATURAN SELALU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • Dalam peraturan perundang-undangan harus ada landasan/dasar yuridis yang jelas. • Tanpa ada landasan/dasar yuridis, peraturan perundang-undangan akan batal demi hukum atau dapat dibatalkan. • Landasan/dasar yuridis peraturan perundang-undangan selalu peraturan perundang-undangan. Tidak dimungkinkan hukum lain yang dijadikan landasan/dasar yuridis selain peraturan perundang-undangan. • Hukum lain selain peraturan perundang-undangan hanya dapat dijadikan bahan dalam menyusun peraturan perundang-undangan, misalnya bahan dari hukum adat, yuris prudensi dan sebagainya.
HANYA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERTENTU SAJA YANG DIJADIKAN LANDASAN/DASAR YURIDIS • Tidak semua peraturan perundang-undangan dapat dijadikan landasan/dasar yuridis peraturan perundang-undangan,tetapi hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja. • Peraturan perundang-undangan tertentu yang dimaksud di sini adalah peraturan perundang-undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi tingkatannya dan terkait langsung dengan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan (yang akan disusun).
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BARU MENYAMPINGKAN PERATURAN YANG LAMA • Apabila terjadi pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang sederajat, maka yang diberlakukan adalah peraturan perundang-undangan yang terbaru. • Dalam bahasa latin asas/prinsip ini lebih dikenal dengan lex posteriori derogat lex priori.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG KHUSUS MENYAMPINGKAN YANG UMUM • Peraturan perundang-undangan yang bersifat umum adalah yang mengatur persoalan-persoalan pokok secara umum dan berlaku umum pula. • Disamping itu ada pula peraturan perundang-undangan yang juga menyangkut persoalan pokok tersebut tetapi mengaturnya secara khusus menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang umum tadi. • Apabila terjadi pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus dan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum yang sederajat tingkatannya, maka yang dimenangkan adalah peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG KHUSUS MENYAMPINGKAN YANG UMUM • Misalnya, terjadi pertentangan antara Undang-undang Tentang Korupsi dengan KUHP, maka yang berlaku adalah Undang-undang tentang Korupsi. • Dalam bahasa latin asas/prinsip ini disebut dengan lex spesialis derogat lex generalis.