140 likes | 312 Views
Assalamualaikum wr wb. Iqbal Ramadhan 1413153071 Nur Khotimah 141353090 Nur rizqi windiarti 141353 Kelompok : VIII (Delapan). Pengertian Mukjizat Pengertian Mukjizat Segi-segi Kemukjizatan Al-Qur’an Aspek-aspek kemukjizatan. Pengertian Mukjizat
E N D
Iqbal Ramadhan 1413153071 Nur Khotimah 141353090 Nur rizqi windiarti 141353 Kelompok : VIII (Delapan)
Pengertian Mukjizat • Pengertian Mukjizat • Segi-segi Kemukjizatan Al-Qur’an • Aspek-aspek kemukjizatan
Pengertian Mukjizat • Mukjizat berasal dari bahasa Arab yakni أعجز(a’jaza) yang berati melemahkan atau menjadikan tidak mampu, jika kemampuannya dalam membungkam lawan, maka dinamakan (mukjizat). Sedangkan menurut istilah adalah sesuatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan. • Menurut Az-Zarqani I’jaz adalah suatu perkata yang menyalahi kebiasaan, keluar dari batas-batas sebab yanng sudah dikenal, diciptakan oleh Allah SWT. Untuk orang yang menjadi nabi dalam rangka untuk menunaikan tugas dakwah sebagai bukti atas kebenarannya. Senada disebutkan juga oleh Ali Al-Shabuni, I’jaz Al-Qur’an adalah menetapkan kelemahan manusia, baik secara sendiri ataupun kelompok untuk dapat mendatangkan seperti Al-Qur’an. • Segi-segi Kemukjizatan Al-Qur’an • Diantara segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an, adalah : • a) Al-Qur’an mengungkap sejarah masa silam. Contohnya, kisah Nabi Ibrahim as. ketika mencari Tuhan, kisah Nabi Luth as.
yang berusaha mengubah perilaku umatnya yang suka melakukan hubungan sesama jenis (homoseksual). Nabi Musa as. menghadapi Fir’aun dan tukang-tukang sihir Fir’aun. • b) Al-Qur’an mengungkap berita yang akan terjadi kebenarannya. • Seperti dalam surat Rum ayat 2-4 :غُلِبَتِ الرُّومُ (2) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ (3) فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ (4) • Artinya : “Telah dikalahkan bangsa Rumawi. Dinegeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun lagi bagi Allah lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan dihari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman”Bangsa romawi adalah suatu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai kitab suci sedangkan bangsa Persia beragama Majusi penyembah api dan berhala. • c)Sejalan dengan ilmu pengetahuan modern • Diantara segi kemukjizatan Al-Qur’an adalah sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan saat ini. Hal ini membuktikan akan kebenaran wahyu ini berasal dari Allah bukan buatan Nabi Muhammad. Adapun kebenaran-kebenaran ilmiah yang sesuai dengan isyarat Al-Qur’an adalah :
d) Penyerbukan dengan angin • e) Angin menurut keilmuan modern merupakan alat yang dapat memindahkan serbuk jantan ke serbuk betina pada sebuah pohon. • Dengan perkawinannya melalui angin itulah maka terjadi • pembuahan bagi pohon-pohon yang berbuah. • Tentang hal ini telah dinyatakan dalam Al-Qur’an dalam surat • Al-Hijr ayat 22 : • وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ • Artinya : Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. • f) Asal kejadian Kosmos • Seorang ahli astrologi Jean mengatakan, bahwa alam ini awalnya adalah gas yang berserakan secara teratur diruang angkasa, sedangkan kabut atau kumpulan kosmos itu tercipta dari gas-gas tersebut yang memadat. Teori ini nampaknya sesuai dengan Al-Qur’an dalam surat Fushlihat ayat 11 , • Artinya : Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kai datang dengan suka hati.”
g) Pembagian Atom • Atom yang sebelum ini adalah suatu unsur yang tidak bisa dibagi-bagi. Namun kenyataannya ditemukan menurut penelitian terbaru bahwa atom masih juga bisa dibagi-bagi menjadi unsur yang lebih kecil, yaitu Proton, Neutron, dan Elektron. Jika kita perhatikan dengan sebuah ayat dalam Al-Qur’an yang berkenaan dengan atom tersebut : • وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍٍ • Artinya : “kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan,melainkan Kami menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) dibumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (lauh mahfuzh).” (Q.S Yunus:61) • h) Berkurangnya oksigen • Apabila seseorang naik pesawat atau naik apa saja dan ia mencapai ketinggian 35.000 kaki, maka akan timbul gejala perasaan sesak nafas. Hal ini terjadi karena menipisnya lapisan udara tertinggi, sehingga dibutuhkan oksigen buatan yang disediakan oleh pesawat tersebut. Realita itu sudah tertulis dalam A-Qur’an sejak 15 abad yang lalu, yakni : • فَمَن يُرِدِ اللّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
Artinya : Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Q>S Al-An’am : 125) • i) Perjodohan bagi semua Makhluk dan Benda • Pada awalnya kebanyakan orang menganggap yang berpasang-pasangan hanyalah manusia dan hewab saja. Namun setelah ilmu pengetahuan datang, ternyata perjodohan terjadi pula pada tumbuh-tumbuhan, benda padat, dan pada semua atom yang berada di kosmos ini. Hal ini lebih dahulu diungkapkan oleh Al-Qur’an. • وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ • Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah (Q.S Adz-Dzariyat:49 • Sidik jari manusia • Didunia ini setiap manusia memiliki sidik jari yang berbeda-beda. Dan dari tahun 1884 di Inggris bahkan sampai sekarang kebanyakan negara-negara dibumi ini menggunakan metode sidik jari untuk mengenali seseorang. • (Q.S Al-Qiyamah: 3-4) • أَيَحْسَبُ الإنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ • بَلَى قَادِرِينَ عَلَى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
Artinya : Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang benulangnya? Bukan demikian, sebenarnya kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna. • Aspek-aspek kemukjizatan • Merupakan kesepakatan para ulama bahwa al-Qur’an mempunyai mukjizat bukan hanya dalam satu sisi tertentu saja, melainkan dalam banyak aspek: lafzhiyah(aspek kebahasaan), ma’nawiyah dan rûhiyah.(QS. al-’Ankabût/29: 50-51).
menurut ‘Abdul Wahhâb Khallaf, aspek-aspek • Pertama, keterpaduan dan keserasian antara ungkapan-ungkapan, makna-makna, hukum-hukum dan konsep-konsep yang dibawa dan ditawarkannya. • Kedua, kesesuaian ayat-ayatnya dengan penemuan-penemuan ilmiah. • Ketiga, kandungan beritanya tentang berbagai peristiwa yang hanya diketahui oleh Yang Maha Mengetahui tentang alam gaib. • Keempat, kefasihan kata-kata yang dipilihnya, keindahan redaksi yang digunakannya serta kekuatan pengaruh yang ditimbulkannya. • al-Shabûnî menandai tidak kurang dari sembilan aspek kemukjizatan Al-Qur’an, sebagai berikut : • Susunan kata-katanya yang sangat indah dan menarik, sangat berbeda dengan susunan yang kerap diucapkan oleh bangsa Arab. • Susunan redaksional yang indah menawan, sangat berbeda dengan uslub-uslub orang Arab umunya. • Kekayaan dan kepadatan makna yang dikandungnya. Tidak mungkin ada makhluk yang mampu mendatangkan ayat serupa ayat al-Qur’an. • Muatan ajaran tasyriknya yang lengkap dan sempurna. Sama sekali berbeda dengan hukum-hukum buatan manusia. • Berita-berita gaib yang diceritakannya yang tidak mungkin diketahui selain lewat wahyu.
Tidak adanya pertentangan dengan ilmu-ilmu kealamsemestaan. • Ketepatan janji dan ancamannya sesuai dengan apa yang diberitakannya. • Ilmu dan pengetahuan yang dikandungnya (ilmu-ilmu syariah dan kauniyah). • Memenuhi segala kebutuhan manusia. • ada tiga sisi yang penulis anggap perlu dibahas secara tersendiri, yaitu al-i’jâz al-‘ilmî (kemukjizatan al-Qur’an dalam aspek ilmu pengetahuan kealaman), al-i’jâz al-lughawî(kemukjizatan al- Qur’an dalam aspek kebahasaan, uslub yang digunakan dan susunan serta tertib ayatnya) dan al-i’jâz al-tasyrî’î (kemukjizatan al-Qur’an dalam aspek ajaran syariat yang dikandungnya). • G. Kesimpulan • Al-Qur’an memuat multidimensi yang kesemuanya diperuntukkan bagi kebaikan umat manusia. Sebanyak dimensi yang dikandung al-Qur’an sebanyak itu pula mukjizat yang dimilikinya. Itu tidak lain karena setiap dimensi yang dimilikinya, pada saat yang sama juga merupakan dimensi-dimensi kemukjizatan al-Qur’an. Dari sini kita dapat dengan tegas mengatakan bahwa al-Qur’an adalah seluruhnya mukjizat. Tidak ada pemilahan. Tidak ada di antara muatan al-Qur’an yang bukan mukjizat.
Daftar Pustaka Abû Thâlib, Masmû Ahmad, Khulashah al-Bayân fî Mabâhits min ‘Ulûm al-Qur’ân,Cairo: Dâr al-Thibâ’ah al-Muhammadiyah, cet. I, 1994. Al-’Aqqâd, ‘Abbâs Mahmûd, al-Falsafah al-Qur’âniyah,Cairo: Dâr al-Hilâl, tt. Baiquni, Achmad, al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman,Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa, cet. I, 1996. Al-Ghazâlî, Muhammad, al-Mahâwir al-Khamsah lî al-Qur’ân al-Karîm, Mansoura: Dâr al-Wafâ`, cet. I, 1989. ———-, Kayfa Nata’âmal ma’a al-Qur’ân,Virginia: International Institute of Islamic Though, cet. III, 1992. Ismâ’îl, Fâthimah, al-Qur’ân wa al-Nazhr al-’Aqlî, Virginia: International Institute of Islamic Though, cet. I, 1993. Khalaf, ‘Abdul Wahhâb, ‘Ilm Ushûl al-Fiqh,Cairo: Maktabah al-Da’wah al-Islâmiyah, cet. VIII, 1990. Muhammad, MamdûhHasan, I’jâz al-Qur’ân lî al-Bâqilânî,Cairo: Dâr al-Amîn, cet. I, 1993. Al-Qaththân, Mannâ’, Mabâhits fî ‘Ulûm al-Qur’ân,Beirut: Mansyûrât al-’Ashr al-Hadîts, cet. III, 1973. Ridhâ, Muhammad Rasyîd, al-Wahy al-Muhammadî,Beirut: al-Maktab al-Islâmî, cet. X, 1985. Al-Shabûnî, Muhammad ‘Alî, al-Tibyân fî ‘Ulûm al-Qur’ân,Beirut: Mu`assasah Manâhil al-’Irfân, cet. II, 1980. Shihab, Muhammad Quraish, Membumikan al-Qur’an,Bandung: Mizan, cet. XIII, 1996. Al-Suyûthî, Jalâluddîn, al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân,Beirut: Dâr al-Kutub al-’Ilmiyah, cet. III,1995