190 likes | 618 Views
MENUJU PEMANTAPAN PENGELOLAAN DANAU MANINJAU MELALUI PEMBUATAN RANPERDA PENGELOLAAN KELESTARIAN DANAU MANINJAU. Oleh BUPATI AGAM disampaikan pada Konferensi Nasional Danau Indonesia II tanggal 13 – 14 Oktober 2011 di Semarang. GAMBARAN UMUM KABUPATEN AGAM.
E N D
MENUJU PEMANTAPAN PENGELOLAAN DANAU MANINJAU MELALUI PEMBUATAN RANPERDA PENGELOLAAN KELESTARIAN DANAU MANINJAU Oleh BUPATI AGAM disampaikan pada Konferensi Nasional Danau Indonesia II tanggal 13 – 14 Oktober 2011 di Semarang
GAMBARAN UMUM KABUPATEN AGAM • Kabupaten Agam berada pada 000 01’34’’ - 000 28’43’’ LS dan 990 46’39’’ - 1000 32’50’’ BT dengan ketinggian antara 0 – 2.891 m dpl dan luas wilayah 2.232,30 km2. • Memiliki wilayah datar, wilayah datar berombak, berombak, dan bergelombang, serta wilayah bukit bergunung. • Memiliki pesisir pantai sepanjang 43 km dengan 2 pulau yaitu Pulau Tangah, dan Pulau Ujung, 2 gunung yaitu Gunung Merapi dan Gunung Singgalang, 3 aliran sungai yaitu Batang Antokan, Kalulutan dan Batang Agam, serta 1 danau yaitu Danau Maninjau
GAMBARAN UMUM DANAU MANINJAU • Danau Vulkanik Terletak di Kecamatan Tanjung Raya 105 km dari Kota Padang pada Ketinggian 461,5 meter di atas permukaan laut (dpl) 2.Batimetri (LIPI, 2009) • Luas permukaan danau 9.737,50 ha • Panjang maksimum 16,46 km • Lebar maksimum 7,5 km • Volume air 10.226.001.6292 m3 • Kedalaman maksimum 165 meter • Luas daerah tangkapan air 13.260 ha. 3. Batas Wilayah: • Utara Kecamatan Palembayan • Selatan Kecamatan V Koto Kab. Padang Pariaman • Barat Kecamatan IV Nagari • Timur Kecamatan Matur
sehingga cenderung menjadi daerah orientasi pembangunan saat ini. Kawasan terbangun ini menunjukkan adanya konsentrasi penduduk dan kegiatan, salah satunya adalah beberapa obyek wisata serta sarana dan prasarana pendukungnya. Wilayah di bagian Utara–Barat punggung dalam Danau Maninjau. Topografi wilayah ini relative datar (kemiringan 0-2 %) seluas 115,51 ha KARAKTERISTIK WILAYAH Wilayah di bagian Timur–Selatan punggung dalam Danau Maninjau. Topografinya cenderung berbukit dan bergunung dengan kemiringan tanah > 15 % dengan luas 95,79 ha. Untuk kondisi hidrologi, secara umum kawasan danau dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu air permukaandanair tanah. Air permukaan di kawasan danau sebagian besar mengalir melalui pola penyaluran yang terbentuk. Di kawasan danau terdapat 8 buah sungai besar dan kecil dengan lebar maksimum 8 meter yang mengalir ke danau. Umumnya sungai-sungai tersebut mengalir hanya di musim hujan.
NILAI STRATEGIS KAWASAN DANAU MANINJAU FUNGSI Saat ini Kawasan Danau Maninjau berperan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Propinsi Sumbar. • Sumber Plasma Nutfah • Tempat siklus hidup flora & fauna • Tempat Penyimpanan kelebihan air • Sumber air bersih • Sumber air irigasi • Sumber air bagi perikanan • (KJA = 12.800 per September 2011) • Pariwisata, obyek wisata alam dan sejarah, budaya • Sumber energi bagi Propinsi Sumbar dan Propinsi Riau
BANGUNAN BERSEJARAH, OBYEK WISATA ALAM DAN BUDAYAYANG DAPAT DIKEMBANGKAN Tambua Tansa Buya Hamka Museum Buya Hamka Taratai Rumah Buya Hamka Puncak Lawang Makam Nyiak Rasul
KONDISI dan MASALAH DANAU MANINJAU SAAT INI Sentra Budidaya Perikanan Air Tawar (Jumlah KJA 12.800 unit per September 2011) Pemukiman Pemukiman di sekitar danau ikut berkontribusi sebagai penyumbang bahan pencemar (sampah padat dan limbah domestik) Kondisi Fisik dan Ekologi telah mengalami Degradasi Aktifitas pertanian yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida Eutrofikasi TERCEMAR 6/10/2011 Pemanfaatan air danau untuk kegiatan PLTA Kondisi Tutupan Hutan yg rusak akibat bencana gempa tahun 2009 Kerusakan Cacthment Area akibat gempa
BENCANA KEMATIAN IKAN KERAMBA JALA APUNG (KJA) • Awal Januari 2009, 13.413 ton ikan mati, kerugian mencapai Rp. 150 Milyar • Tanggal 10-15 Maret 2010, 1.150 ton ikan mati, kerugian mencapai Rp. 18, 4 Milyar • Awal November 2010, 1.657 ton ikan mati, kerugian mencapai Rp. 24,14 Milyar • Tanggal 10 – 11 Januari 2011, 225 ton ikan mati, kerugian mencapai Rp. 3,37 Milyar • Penyebab:adanya arus balik (upwelling) yang dipicu oleh perubahan suhu air, mengakibatkan endapan (pakan yang membusuk) yang mengandung amoniak dan senyawa toksik naik ke permukaan, sehingga kadar oksigen di air berkurang.
PENCEMARAN PERMASALAHAN DANAU MANINJAU PENYEBAB Perilaku penyebaran bibit yang tidak sesuai (over capacity) dan pemberian pakan yang melebihi kebutuhan menyebabkan terjadinya penumpukkan limbah organik di dasar danau. Pencemaran danau oleh sisa pakan ikan (dampak kegiatan perikanan) Pemanfaatan pupuk kimia yang tidak terkendali dan tidak ramah lingkungan Pencemaran danau oleh pupuk dan pestisida (dampak kegiatan pertanian) Pencemaran danau oleh limbah domestik (dampak aktifitas penduduk dan pariwisata) Pemukiman penduduk yang terkonsentrasi di pinggir danau, aktifitas pasar, perhotelan Kondisi wilayah kawasan Danau Maninjau merupakan daerah rawan bencana alam terutama longsor Masuknya material longsor ke perairan danaumenyebabkan pendangkalan danau Pola pemanfaatan air untuk memutar turbin PLTA mengganggu sirkulasi air danau sehingga menghambat pengeluaran bahan-bahan pencemar dari danau Aktifitas PLTA (penyebab tidak langsung) Aktifitas Vulkanik yang mungkin terjadi Danau Maninjau merupakan danau tekto-vulkanik
PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN DANAU MANINJAU • Regulasi yang telah ada : • Perda No.3 Tahun 2010 tentang Izin Usaha Perikanan • Perbup No.22 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Danau Maninjau Masih minimnya peraturan (regulasi) yang dapat dijadikan pedoman pengelolaan dan penataan kawasan Danau Maninjau. • Regulasi yang masih dalam proses: • RencanaDetail Tata RuangKawasanDanauManinjauPerbup No.22 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Danau Maninjau • Ranperda Pengelolaan Kelestarian Danau Maninjau Keterbatasan Pemerintah Daerah dalam menyediakan Anggaran (APBD) untuk pelestarian dan pengelolaan Danau Maninjau Konflik kepentingan masyarakat di salingka Danau Maninjau. Belum adanya kesamaan persepsi antara stakeholder dalam pelestarian dan pengelolaan danau.
PROGRESS REPORTPEMBUATAN RANPERDA PENGELOLAAN KELESTARIAN DANAU MANINJAU • Latar Belakang: • Eksploitasi kawasan danau yang tidak diikuti dengan upaya pelestarian lingkungan mengakibatkan kondisi kawasan danau tidak sesuai dengan peruntukkanya. • Kondisi fisik dan ekologi Danau Maninjau saat ini telah mengalami degradasi. • Pengelolaan Kelestarian Kawasan Danau Maninjau, perlu dilaksanakan secara bijaksana, bertanggung jawab, adil, komprehensif, partisipatif, dan berkelanjutan. • Dasar Pelaksanaan: • Naskah akademis oleh Pusat Penelitian Limnologi – LIPI pada tahun 2010 • Surat Gubernur Nomor 523.2/3489-DKP.1/2010, tanggal 16 Desember 2010, perihal Perda Pengelolaan Danau Maninjau • Pembentukan Tim Penyusun dan Perumus Ranperda tentang Pengelolaan Kelestarian Danau Maninjau dalam bentuk Surat Tugas dari Sekretaris Daerah Nomor 660/04/Adm-SDA/2011 tanggal 20 Januari 2011
PROGRESS REPORTPEMBUATAN RANPERDA PENGELOLAAN KELESTARIAN DANAU MANINJAU • Perumusan Bab I s/d Bab IV oleh Tim Terkait • Bab I berisi Ketentuan Umum • Bab II berisi Azas, Tujuan, Sasaran dan Fungsi • Bab III berisi Pengelolaan, terdiri dari 6 bagian: • Bagian Kesatu : Perencanaan • Bagian Kedua : Pemanfaatan • Bagian Ketiga : Pemulihan • Bagian Keempat : Pelestarian • Bagian Kelima : Mitigasi • Bagian Keenam : Pengawasan dan Pengendalian • Bab IV berisi Kewajiban dan Larangan, terdiri dari 2 bagian: • Bagian Kesatu : Kewajiban • Bagian Kedua : Larangan Tgl 25 s/d 26 Januari 2011
PROGRESS REPORTPEMBUATAN RANPERDA PENGELOLAAN KELESTARIAN DANAU MANINJAU Penyusunan Bab V s/d Bab VII oleh Tim Terkait • Bab V berisi Pendanaan • Bab VI berisi Penyidikan • Bab VII berisi Ketentuan Sanksi, terdiri dari 2 bagian: Bagian Kesatu: Sanksi Administratif Bagian Kedua: Sanksi Pidana Tgl 1 s/d 2 Februari 2011 Tgl 1 s/d 2 Februari 2011 • Penyusunan Bab VIII s/d Bab IX oleh Tim Terkait • Bab VIII berisi Ketentuan Peralihan • Bab IX berisi Ketentuan Penutup
PROGRESS REPORT PEMBUATAN RANPERDA PENGELOLAAN KELESTARIAN DANAU MANINJAU
UPAYA – UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN DALAM MENGATASI PERMASALAHAN YANG TERJADI 7. Pengaturanpolapemanfaatan air danauoleh PLN sehinggadapatmengurangibebanpencemardidanaumelaluisirkulasi air. 8. Sosialisasi/temuteknisbudidayaramahlingkungan, yang dilakukansetiapminggunya. Padakegiataninidiperkenalkanteknologiperikanan yang ramahlingkunganseperti KJA bertingkat/berlapis, memberikanbimbingantekniscarabudidayaikan yang baik. Diharapkandenganadanyakegiataninidapatmengurangipencemarandanausertamemberikantambahannilaiekonomibagimasyarakat. 9.Bersama LIPI telahdilakukanidentifikasivegetasidanikan-ikanlokal yang dilanjutkandenganpelestariannya 10. TindaklanjuthasilKonferensiNasional Danau Indonesia I di Bali tanggal 13 Agustus 2009 tentangPengelolaanDanauBerkelanjutan, disikapidenganmenyusunrencana program/kegiatanolehmasing-masing SKPD terkait. • Melakukankajiandanpenelitiansehubungandenganberbagaiperistiwa yang terjadidiDanauManinjau (PemdaAgambekerjasamadenganberbagaipihakantara lain PerguruanTinggi, LIPI, PLN, BAPPENAS dan DIRJEN BANGDA) • Telah terbitnya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Izin Usaha Perikanan • TelahditerbitkanPeraturanBupatiAgamNomor 22 Tahun 2009 tentangPengelolaanDanauManinjau • TelahdikeluarkanKeputusanBupatiAgamNomor 620 Tahun 2009 tentangBadanPengelolaKawasanDanauManinjau. • Pembuatan Regulasi (Peraturan) tentang pengelolaan danau seperti RANPERDA Tata RuangKawasanDanauManinjau dan RANPERDA Pengelolaan Kelestarian Danau Maninjau yangtelahdisampaikankepada DPRD KabupatenAgamdanmasihperlupenyempurnaangunapengesahan. • 6. Pemasangan alat Early Warning System (EWS) atau alat peringatan dini tentang perubahan kualitas air danau dan Automatic Wheater Station telemetry (AWS) yaitu alat pendeteksi data tentang cuaca, angin, hujan. Pemasangan alat-alat tersebut dilakukan oleh KLH bekerja sama dengan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT)
REKOMENDASI DAN RENCANA AKSI DALAM UPAYA PENGELOLAAN DANAU MANINJAU Mengajukan kembali RANPERDA tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Danau Maninjau kepada DPRD, dan RANPERDA Pengelolaan Kelestarian Danau Maninjau sehingga mempunyai aturan yang jelas tentang pola pemanfaatan ruang (zona pemanfaatan) di darat maupun di perairan Kawasan Danau Maninjau. Akan melakukan pendataan secara akurat kepemilikan KJA serta menetapkan kuota KJA untuk masing-masing lokasi (zona) budidaya. Disamping itu bimbingan teknis budidaya ikan yang baik serta pemanfaatan teknologi ramah lingkungan untuk perikanan akan tetap dilanjutkan. Melanjutkan penghijauan di Catchment Area Danau Maninjau, melakukan pengamanan kawasan hutan terhadap perambahan, penebangan maupun kebakaran hutan. Pemberdayaan lembaga Pengamanan Perlindungan Hutan Berbasis Nagari (PPHBN) diharapkan efektif untuk upaya konservasi hutan. Melakukan identifikasi dan melestarikan kearifan local yang selama ini telah dilakukan oleh masyarakat, Melakukanmonitoring kualitas air secararutin, mengembangkansistempemantauankualitas air secarapartisipatif. Melakukan Kajian Ilmiah tentang cara pengerukan sisa pakan bekerja sama dengan KLH, LIPI, BPLH, DKP dan Bapedalda Propinsi. Mengupayakan diversifikasi usaha masyarakat di sekitar danau Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan danau. Mengintensifkan koordinasi seluruh stakeholders dalam melakukan pengelolaan kawasan Danau Maninjau sehingga terdapat persamaan persepsi dalam pelestarian Danau Maninjau. Melaksanakan penegakan hukum