710 likes | 1.2k Views
BLUEPRINT PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI: KONSEP MENUJU PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LESTARI.
E N D
BLUEPRINT PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI: KONSEP MENUJU PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LESTARI If we understand social capital as the cumulative capacity to work together for common goals, and civil society as the space where these goals are formed and debated, then there is no other framework we can use to pursue the visions we hold in our hearts. (Edwards 2000).
OBSERVED PROBLEMS (RAPPAM 2005): • Rekreasi dan Pariwisata • Invasi spesies • Klaim hak masyarakat lokal • Penggunaan non konservasi • Pencemaran • Penggunaan “fishing gear” • Treasure Hunting • Perambahan • Pembalakan Haram • Kebakaran Hutan • Penambangan Haram • Perburuan Haram • Pemukiman Haram • Pemanfaatan NTFP
RAPPAM (2005) • Management Effectiveness rendah, baik input, proses, output maupun perencanaan Kinerja Rendah • Tekanan dan Ancaman terhadap sumberdaya di dalam TN masih tinggi, khususnya: pembalakan haram, perambahan dan perburuan haram
WORKSHOP 11-12 MEI 2005 • Banyaknya persoalan konservasi yang bersifat ”beyond the law” (kompleksitas aktor dan ketidakcukupan (insufficient) upaya penegakan hukum) • Munculnya berbagai persoalan di lapangan berkaitan erat dengan masalah ”prakondisi” (enabling condition) (penataan hak, munculnya berbagai konflik, lemahnya kemantapan kawasandan sosialisasi keberadaan dan manfaat sdahe, serta pengakuan berbagai pihak). • Lemahnya sinergi antar lembaga konservasi baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional • Keragaman persepsi pejabat di lingkungan Ditjen PHKA terhadap ksdahe • Kebijakan dan peraturan perundang-undangan masih berorientasi pada perlindungan dan pengawetan (save it) dan kurang mengakomodasikan manfaat konservasi bagi pihak lain • Perumusan kebijakan ksdahe belum berorientasi pada pemecahan masalah • Belum tersedianya sistem insentif (ekonomi) yang memadai bagi pelaku konservasi dalam berbagai level • Terbatasnya sarana dan prasarana serta inovasi teknologi dalam pengelolaan kawasan maupun konservasi jenis
HIGH DEMAND ON FOREST LAND HIGH INTENSITY OF ILLEGAL LOGGING HIGH EXPECT. ON LOCAL INCOME POVERTY UNCLEAR RIGHT ARRANGEMENT WEAK LAW ENFORCEMENT WEAK INCENTIVE WEAK COORDINATION CONFLICTS WEAK MANAGEMENT CAPACITY WEAK NAT.PARK GOVERNANCE WEAK DECENT. POLICY IMPL. STRUKTUR MASALAH (NAT. POINT OF VIEW) PROBLEM SITUATION CAUSES UNDERLYING CAUSES ENABLING CONDITION = SOLUTION FOR UNDERLYING CAUSES
KONTEKS PTN FOCUS-2 MANAGER POINT OF VIEW VALUATION BODY POINT OF VIEW FOCUS-1 FOCUS-3
FOCUS-1 • Identifikasi kharakteristik bio-fisik • Identifikasi kharakteristik sosial-budaya • Identifikasi kharakteristik ekonomi wilayah • Identifikasi kharakteristik organisasi pengelolaan TN saat ini • Sintesa mengenai pilihan pengembangan produk TN (Goods and Services) • Sintesis mengenai TIPOLOGI TN • Sintesis mengenai model pengelolaan TN
FOCUS-2 • Melakukan “content analysis” kebijakan saat ini • Melakukan analisis kesenjangan antara kebijakan saat ini dengan harapan • Merumuskan kebijakan untuk menyediakan kondisi pemungkin (enabling condition) dalam mengelola kawasan konservasi • Merumuskan kebijakan untuk mendukung kelembagaan pengelolaan kawasan konservasi
SINTESA AKHIR • Merumuskan “governance model” TN • Perumusan kelembagaan • Perumusan struktur organisasi pengelolaan TN • Perumusan agenda perubahan (Plan of Change)
EKOSISTEM ALAM (EA) EA EKOSISTEM BUATAN TN TN TN EA EA RUANG EKOLOGI
COHERENT SOCIAL GROUPS (CSG) CSG CSG CSG TN TN TN CSG CSG CSG CSG RUANG SOSIAL
ZONA PENGEMBANGAN EKONOMI (ZPE) ZPE TN TN RUANG EKONOMI TN=ZPE
PROPINSI PROPINSI PROP.1 KAB.1 KABUPATEN KAB.1 TN TN TN RUANG KEWENANGAN KAB.2
Ecological Driven NP TIPOLOGI AKHIR Collaborative Man. not relevant, or with spec. Purpose (TP4) Critical Issue: Economic Activities Based on ES Collaborative Man. Type 1 (TP1) BTN-Kab-Kab Collaboration Critical Issue: Economic Activities Based on ES - + Kompleksitas Kewenangan Collaborative Man Type 3 (TP3) BTN-KAB-KAB-LC-Pr Collaboration Critical Issue: Economic Activities based on G&ES Collaborative Man Type 2 (TP2) BTN-KAB-LC-Pr Collaboration Critical Issue: Economic Activities based on G&ES Socially Driven NP
Ecological Driven NP TIPOLOGI AKHIR • TP1: • TN Gunung Halimun-Salak • TN Gede Pangrango • TN Meru Betiri • TN Bromo Tengger • TN Way Kambas • TP4: • TN Ujung Kulon • TN Alas Purwo • TN Kepulauan Seribu - + Kompleksitas Kewenangan • TP3: • TN Gunung Rinjani • TN Kerinci Seblat • TN Lore Lindu • TN Tanjung Puting • TP2: • TN Betung Kerihun • TN Kayan Mentarang • TN Bunaken Socially Driven NP
TIPOLOGI = BRIDGE • Menentukan aktor kunci • Menentukan struktur kelembagaan pengelolaan TN • Menentukan “governance” TN • Menentukan tingkat ancaman & peluang • Menentukan kebijakan nasional • Menentukan standar kinerja
BATASAN TN: Hamparan ekosistem alamiah dengan batas-batas yang jelas, di dalam dimensi ruang ekologi, sosial, ekonomi dan kewenangan tertentu, yang ditetapkan Pemerintah untuk mempertahankan fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan dan pengawetan keanekaragaman hayati, serta mengoptimalkan fungsi sosial dan ekonominya melalui pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara lestari.
“PRINSIP” PENGELOLAAN TN: • Kelestarian Fungsi Ekologi Kawasan TN • Keadilan lintas generasi (inter-generational equity) • Optimasi manfaat sosial ekonomi Kawasan TN • Kelembagaan yang “fit-in” dengan situasi lokal • Precautionary Principles of all actions • Continual Improvement of Management System
TP1: COLL.MAN Type 1 Collaborative Man. Type 1(TP1): BTN-Kab-Kab Collaboration Critical Issue: Economic Activities Based on ES • Pemantapan kawasan dengan mengutamakan pendekatan hukum • Meningkatkan koordinasi antar pemerintah daerah, khususnya dalam cost sharing • Sinkronisasi perencanaan pembangunan wilayah dalam rangka memantapkan dan mengamankan kawasan • Pengembangan wisata alam dan jasa lingkungan lainnya • Mengembangkan prosedur pendanaan • Penguatan kapasitas kelembagaan PTN
TP2: COLL.MAN Type 2 Collaborative Man. Type 2: BTN-KAB-LC-Pr Collaboration Critical Issue: Economic Activities Based on G&ES • Pemantapan kawasan dengan mengutamakan pendekatan sosial-ekonomi • Memantapkan penyediaan ruang sosial • Perencanaan kolaboratif • Manajemen pemasaran • Introduksi teknologi • Penguatan kapasitas kelembagaan PTN
TP3: COLL.MAN Type 3 Collaborative Man. Type 3: BTN-Kab-Kab+LC+Pr Collaboration Critical Issue: Economic Activities Based on G&ES • Pemantapan kawasan dengan mengutamakan pendekatan sosial-ekonomi • Memantapkan penyediakan ruang sosial • Membangun koordinasi antar lembaga pemerintah, khususnya dalam menentukan cost+benefit sharing • Sinkronisasi rencana pembangunan antara daerah untuk pemantapan dan pengamanan kawasan • Perencanaan kolaboratif • Management pemasaran • Introduksi teknologi • Penguatan kapasitas kelembagaan PTN
TP4: Non COLL.MAN Collaborative Man. hanya untuk Tujuan Khusus Critical Issue: Economic Activities Based on ES • Pemantapan kawasan dengan mengutamakan penegakan hukum • Pengembangan wisata alam dan jasa lingkungan lainnya • Mengembangkan prosedur pendanaan • Penguatan kapasitas kelembagaan PTN
GOAL PENGELOLAAN TN: Mengukuhkan peran taman nasional sebagai pusat keanekaragaman hayati yang berfungsi optimal sebagai sistem penyangga kehidupan dan penopang sistem sosial-ekonomi-budaya pada tingkat komunitas dan wilayah secara lestari.
PROGRAM STRATEGIS • Pengarus-utamaan konservasi sumberdaya hayati melalui kebijakan daerah dan sektor • Menjamin kemantapan kawasan secara legal dan aktual • Memelihara fungsi-fungsi ekosistem sebagai sistem penyangga kehidupan dan habitat flora-fauna • Mengembangkan potensi ekonomi kawasan untuk mendorong kemandirian pengelolaan TN, komunitas masyarakat lokal dan pembangunan wilayah
PROGRAM STRATEGIS • Pengembangan sistem insentif bagi pelaku konservasi kawasan TN • Mendorong pemanfaatan plasma nutfah dari TN untuk kepentingan budidaya • Memobilisasi modal sosial lokal untuk mendukung pengelolaan TN • Mengembangkan kerjasama pendidikan dan penelitian dengan berbagai pihak yang relevan
THANK YouFOR BELIEVING THE POSSIBILITY OF SFM IMPLEMENTATION IN INDONESIA