230 likes | 590 Views
Pembaharuan kurikulum. Oleh : Almira Alvin Lina Sandy Mei. PEMBAHARUAN KURIKULUM. Latar Belakang.
E N D
Pembaharuankurikulum Oleh : Almira Alvin Lina Sandy Mei
PEMBAHARUAN KURIKULUM
LatarBelakang Sejakisureformasipendidikandigulirkan, makabanyakbermunculangagasan-gagasanpembaharuanpendidikan. Reformasisebagaisebuahgerakan yang memilikiperspektifsejarahpolitik monumental, karena era reformasimenjadi era pemerintahansubstitusipemerintahanordebaru. Tentunyagagasanreformasipendidikaninimemiliki momentum yang amatmendasardanberbedadengangagasan yang samapada era sebelumnya. Salahsatugagasan yang munculadalahlahirnya UU No. 22 tahun 1999 tentangotonomidaerah yang meletakkansektorpendidikansebagaisalahsatusektorpembangunan yang berbasiskedaerahanlainnyadan UU No. 20 tahun 2003 tentangSistemPendidikanNasional, sebagaipengganti UU No. 2 tahun 1989. Keduaundang-undangtersebutmembawaperspektifbaru yang amatrevolusionerdalamkonteksperbaikansektorpendidikan, yang mendorongpendidikansebagaiurusanpublikdanurusanmasyarakatbaikdalamkebijakankurikulum, manajemenmaupunberbagaikebijakanpengembanganinstitusipendidikanitusendiri.
TUJUAN • Mengetahui pengertian kurikulum • Mengetahui pembaharuan kurikulum di Indonesia
PengertianKurikulum Kurikulum‘laluan atau laluan-laluan’ Awal abad ke 20, kurikulum merujuk kepada kandungan dan bahan pembelajaran yang berkembang yaitu ‘apa itu persekolahan’. John Dewey: “pengajian di sekolah dengan mengambil kira kandungan dari masa lampau hingga masa kini” Dewey menyatakan bahawa skema kurikulum harus mengambil kira penyesuaian pembelajaran dengan keperluan sebuah komuniti, ia harus membuat pilihan dengan niat meningkatkan kehidupan yang dilalui supaya masa depan akan menjadi lebih baik dari masa lampau.
Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Kurikulum adalah seperangkat rencana danpengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
Menurut Grayson (1978) kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Menurut Harsono (2005) kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.
GARIS BESAR PENGERTIAN KURIKULUM kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang berisi seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, materi pelajaran, rencana pengajaran, pengalaman belajar, cara-cara yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta evaluasi hasil belajar demi mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
Kurikulum 1947 Kurikulum ini di beri nama leer plan bahasa Belanda artinya rencana pelajaran. Sehingga kurikulum 1947 ini diberi nama Renjana Pelajaran. baru dilaksanakan disekolah-sekolah pada tahun 1950 Asas kurikulum ini adalah pancasila dan bentuknya memuat dua hal pokok yaitu : daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya plus garis-garis besar pengajarannya. • Karena Rencana Pelajaran merupakan kurikulum yang pertama, maka muatan kurikulumnya sangat sederhana, Rencana Pelajaran ini mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, sedangkan materi pelajarannya di hubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
Kurikulum 1952 Tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan dan diberi nama Pelajaran Terurai 1952. • Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional, pada kurikulum ini silabus mata pelajarannya jelas sekali, seorang guru mengajar satu mata pelajaran. Yang paling menonjol sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini adalah bahwa “ setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Kurikulum 1964 Ciri dari kurikulum ini adalah bahwa “ pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD”. Pada kurikulum 1964 ini pembelajaran dipusatkan pada program “ Pancawardhana yaitu daya cipta, rasa, karsa, karya dan moral “. Sedangkan mata pelajarannya diklasifikasikan dalam 5 kelompok bidang study yaitu : • Pengembangan moral • Kecerdasan • Emosional atau artistik • Keprigelan atau ketrampilan • Jasmani
Kurikulum 1968 • perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. • Tujuannya : bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
Kurikulum 1975 • Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan pendekatan-pendekatan di antaranya sebagai berikut: * Berorientasi tujuan * Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif. * Menekankan kepada efisiensi dan efektifitas dalam hal daya dan waktu. * Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan prosedur pengembangan sistem instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. * Dipengaruhi pseikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang jawab) dan latihan (drill).
Kurikulum 1984 • Berorientasi kepada tujuan instruksional. • Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). • Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral. • Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. • Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. • Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Kurikulum 1994 Ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya : • Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan. • Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat • Kurikulum 1994 bersifat populis • guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. • Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa • Pengajaran dari hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks. • Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.
Kurikulum 2004 Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.
Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas (2002) adalah sebagai berikut: • Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupu klasikal. • Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. • Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. • Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. • Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Kurikulum 2006 KTSP ini merupakan bentuk implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian pendidikan.
Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu: • Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. • Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. • Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. • Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. • Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan KBK tahun 2004 dengan KBK tahun 2006 (versi KTSP), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh dalam menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabusnya.