210 likes | 1.52k Views
TEORI DUA FAKTOR FREDERICK HERZBERG (1923-2000). Aditya_Bon Jovi_ Erni_Rafika_Tomy L Class/ Group 3. SEKILAS TENTANG HEZBERG.
E N D
TEORI DUA FAKTOR FREDERICK HERZBERG (1923-2000) Aditya_Bon Jovi_ Erni_Rafika_Tomy L Class/ Group 3
SEKILAS TENTANG HEZBERG Hezberg adalah seorang ahli psikolog klinis yang dianggap sebagai pemikir besar dalam bidang manajemen dan teori motivasi. Herzberg di lahirkan di Massachusetts pada 18 April 1923. Sejak sarjana telah bekerja di City College of New York. Lalu tahun 1972, menjadi profesor manajemen di Universitas Utah College of Business. Hazberg meninggal di Salt Lake City pada tanggal 18 Januari 2000.
2 FAKTOR DALAM TEORI MOTIVASI Herzberg mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua faktor yaitu disebutnyafaktorhigiene (faktorekstrinsik) danfaktor motivator (faktorintrinsik). 1. Faktorhigienememotivasiseseoranguntukkeluardariketidakpuasan, termasukdidalamnyaadalahhubunganantarmanusia, imbalan, kondisilingkungan, dansebagainya (faktorekstrinsik), 2. Faktor motivator,memotivasiseseoranguntukberusahamencapaikepuasan, yang termasukdidalamnyaadalah achievement, pengakuan, kemajuantingkatkehidupan, dsb (faktorintrinsik). Menurut Herzberg, untukmembuatpekerjagembira, faktor hygiene mestidisediakandanuntukpekerjabekerjadenganlebihkuat, faktor motivators mestilahdiberikan
Motivators • Tanggungjawab • Pencapaian • Pengiktirafan • KandunganKerja • Pemajuan • Perkembangankerja Hygiene • Polisidanpengurusansyarikat • Penyeliaan • Hubungan interpersonal • Keadaankerja • Gaji
Situasi 1: Si A mendapatkan pekerjaan yang menantang, dan mempunyai peluang yang besar untuk meningkatkan karir atau promosi. Ditambah pula, dia dibayar dengan gaji yang tinggi untuk pekerjaan itu. Maka dalam kondisi ini Si A merasa senang dan gembira karena kedua faktor tadi lengkap. Situasi 2: Si B diharuskan masuk pada hari libur nasional karena perusahaannya menuntut agar operasional tetap berjalan. Si B tetap masuk namun tentunya dengan perasaan enggan dan malas-malasan (Tidak ada faktor motivasi). Tapi karena itu adalah hari libur, maka kehadiran si B akan dibayar dengan bonus tinggi. (Hygiene factor nya ada). Dalam kondisi ini, si B di satu sisi merasa tidak suka tetapi di sisi lain juga merasa gembira.
Situasi 3: Si C bekerja di perusahaan yang memungkinkan dirinya untuk berkembang dan berprestasi, menjadikannya tetap sibuk dan aktif beraktivitas. Namun kadangkala pekerjaan ini menuntut aktivitas yang tinggi sehingga si C menjadi terlalu lelah bahkan sakit hingga kondisi fisiknya tidak mendukung Dalam kondisi ini, si C di satu sisi merasa suka tetapi di sisi lain juga merasa tidak gembira atas pekerjaannya Situasi 4: Si D telah bekerja sekian lama di sebuah perusahaan, namun statusnya masih juga sebagai tenaga honorer atau karyawan tidak tetap. Ditambah pula, sebagai karyawan honorer, gaji yang diterimanya sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (tidak juga didukung oleh hygiene factor) Dalam kondisi ini maka si D akan cenderung merasa tidak suka dan tidak gembira atas pekerjaannya.
Penerapan Teori Dua Faktor Herzberg Dalam Organisasi Dalam kehidupan organisasi, pemahaman terhadap motivasi bagi setiap pemimpin sangat penting artinya, namun motivasi juga dirasakan sebagai sesuatu yang sulit. Hal ini dikemukakan oleh Wahjosumidjo (1994 : 173) sebagai berikut : a. Motivasi sebagai suatu yang penting (important subject) karena peran pemimpin itu sendiri kaitannya dengan bawahan. b. Motivasi sebagai suatu yang sulit (puzzling subject), karena motivasi sendiri tidak bisa diamati dan diukur secara pasti.
Untuk memahami motivasi karyawan digunakan teori motivasi dua arah yang dikemukakan oleh Herzberg: • Pertama, teori yang dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk karyawan atau pegawai pemerintahan di tempat ia bekerja saja. Sementara teori motivasi Maslow misalnya berlaku makro yaitu untuk manusia pada umumnya. • Kedua, teori Herzberg lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan dengan performa pekerjaan. Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg tahun 1966 yang merupakan pengembangan dari teori hirarki kebutuhan menurut Maslow.
Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan yaitu : a. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu. b. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama pada faktor yang bersifat embel-embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya. c. Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.