1 / 43

SENYAWA HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK

SENYAWA HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK. Peran Senyawa Aromatik Polisiklik. Naftalena sebagai pengusir ngengat dan insektisida Derivat naftalena sebagai bahan bakar motor dan pelumas Dipakai dalam industri sebagai zat warna Fenantrena membantu fotosintesis dalan kulit

kaloni
Download Presentation

SENYAWA HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SENYAWA HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK

  2. Peran Senyawa Aromatik Polisiklik • Naftalena sebagai pengusir ngengat dan insektisida • Derivat naftalena sebagai bahan bakar motor dan pelumas • Dipakai dalam industri sebagai zat warna • Fenantrena membantu fotosintesis dalan kulit • Benzopirena- zat berbahaya dalam asap rokok penyebab kanker

  3. SENYAWA AROMATIK POLISIKLIK

  4. TATA NAMA SENYAWA AROMATIK POLISIKLIK • Senyawa aromatik polisiklik mempunyai nama individual (naftalena, antrasena, dll) • Penomoran cincin polisiklik ditetapkan berdasarkan perjanjian • Tidak berubah bagaimanapun posisi substituen

  5. TATA NAMA SENYAWA AROMATIK POLISIKLIK - Naftalena • Penomoran cincin polisiklik ditetapkan • Tidak berubah bagaimanapun posisi substituen

  6. KRITERIA SENYAWA SIKLIK BERSIFAT AROMATIK • Tiap atom dalam sistem cincin planar harus mempuyai orbital p yang tersedia untuk pengikatan • Sistem cincin harus datar • Harus memenuhi aturan Huckel jumlah elektron  = 4n + 2

  7. Uji Aromatik

  8. REAKSI-REAKSI NAFTALEN • Naftalen mengalami reaksi oksidasi atau reduksi lebih cepat dari benzena, oksidasi atau reduksi lebih lanjut membutuhkan kondisi reaksi yang lebih hebat

  9. A. OKSIDASI • Oksidasi naftalen dengan oksigen dengan adanya Vanadium pentoksida merusak 1 lingkar dan menghasilkan anhidrida asam ftalat

  10. Oksidasi turunan naftalen menghasilkan senyawa diketo sebagai KUINON

  11. Naftalen mengalami oksidasi (KMnO4, OH, panas) menjadi ASAM FTALAT

  12. B. REDUKSI • Naftalen mengalami reaksi reduksi dengan natrium dan etanol pada 78 C menjadi 1,4 dihidroftalen

  13. Reduksi dengan natrium dan etanol pada 132 C menjadi tetralin

  14. C. Nitrasi dan Halogenasi Naftalen • Reaksi ini termasuk jenis reaksi substitusi elektrofilik (dengan ion nitronium dan halogen sebagai agen elektrofiliknya) • Terjadi sebagian besar pada kedudukan 1. Why? • Dengan HNO3, H2SO4, 50-60 0C menjadi -nitronaftalen (90-95%)

  15. Dengan Br2, CCl4, refluks menjadi - bromonaftalen (75%)

  16. Orientasi Substitusi Elektrofilik Naftalena • Orientasi substitusi elektrofilik naftalena terjadi pada kedudukan 1 atau α karena mampu membentuk zat antara karbokation yang lebih disukai dan stabil. • Stabil: - Sifat aromatisitas terjaga - Terstabilisasi oleh resonansi • Contoh: penyerangan ion nitronium pada kedudukan α:

  17. Reksi Friedel-Craft Naftalena • Reaksi pada cincin aromatis biasa dikenal dengan sebutan reaksi Friedel-Craft • Reaksi Friedel-Craft dapat berupa alkilasi (R-X) maupun asilasi (RCO-X) • Reaksi mengikuti reaksi substitusi elektrofilik

  18. Sulfonasi Naftalena • Pada prinsipnya sama dengan nitrasi dan brominasi. Hanya saja reaksi sulfonasi naftalena bersifat reversibel dan dihasilkan 2 macam produk

  19. Reaksi Pembentukan Naftol • Seperti fenol, naftol juga dapat dibuat dari naftalenasulfonat melalui peleburan dengan alkali

  20. Orientasi Substitusi Elektrofilik KEDUA pada Turunan Naftalena • Naftalena yang telah tersubstitusi dapat mengalami reaksi subsitusi lebih lanjut • Substitusi akan berlangsung membentuk zat antara karbokation yang lebih disukai dan stabil. • Stabil: - Sifat aromatisitas terjaga - Terstabilisasi oleh resonansi • Substituen maupun gugus yang telah ada pada cincin naftalena, sebelum penyerangan elektrofil lanjut, tidak hanya mempengaruhi reaktivitas cincin namun juga mempengaruhi posisi penyerangan

  21. Gugus pengaktif cincin • Adalah gugus pemberi elektron yang akan mengaktifkan cincin untuk terjadinya substitusi elektrofilik (-OH, -R, NH2,NH(OCH3) • Bila gugus pengaktif cincin terikat pada posisi 1 substitusi kedua mengarah pada kedudukan 4 • Bila gugus pengaktif cincin terikat pada posisi 2 substitusi kedua mengarah pada kedudukan 1

  22. Gugus pendeaktif cincin • Adalah gugus penarik elektron yang menyebabkan turunnya kerapatan elektron pada cincin sedemikian akan mengurangi kereaktifan cincin untuk substitusi elektrofilik (-NO2, -SO3H, -COOH) • Bila gugus pendeaktif cincin terikat pada posisi 1atau 2 substitusi kedua cenderung mengarah pada cincin lain pada posisi 8 atau 5

  23. SENYAWA HETEROSIKLIS

  24. Tata Nama Senyawa Heterosiklik Aromatik • Senyawa heterosiklik adalah senyawa siklis yang memiliki heteroatom (O,N,S) • Senyawa heterosiklik punya nama individu • bila mengandung 1 heteroatom; huruf yunani digunakan untuk menandai posisi cincin; atom karbon yang berdekatan dengan heteroatom adalah C , karbon berikutnya C , berikutnya C .

  25. KRITERIA SENYAWA SIKLIK BERSIFAT AROMATIK • Tiap atom dalam sistem cincin planar harus mempuyai orbital p yang tersedia untuk pengikatan • Sistem cincin harus datar • Harus memenuhi aturan Huckel jumlah elektron  = 4n + 2

  26. Substitusi elektrofilik (Terjadi pada kondisi sulit, kebalikan dari pirola,furan dan tiofen) Oksidasi Substitusi Nukleofilik Reaksi yang mungkin terjadi pada piridina

  27. Orientasi terjadinya substitusi elektrofilik dari piridina • Substitusi elektrofilik pada piridina lebih aktif pada posisi 3 • Kenapa bukan pada posisi 2 atau 4?

  28. Orientasi terjadinya substitusi Nukleofilik dari piridina • Substitusi nukleofilik pada piridina lebih aktif pada posisi 2 atau 4 • Kenapa bukan pada posisi 3?

  29. Contoh Reaksi yang lain

  30. Kebebasan Piridina

More Related