240 likes | 570 Views
Upaya Penerjemahan Istilah Kedokteran di Indonesia dari Masa ke Masa. Dr. Sugito Wonodirekso, MS wotigus@yahoo.com S è vre 2 – 4 April 2002. Rangkaian. Pendahuluan Perkembangan Yang sekarang dilakukan Yang menyulitkan Simpulan. Pendahuluan.
E N D
Upaya Penerjemahan Istilah Kedokteran di Indonesia dari Masa ke Masa Dr. Sugito Wonodirekso, MS wotigus@yahoo.com Sèvre 2 – 4 April 2002
Rangkaian • Pendahuluan • Perkembangan • Yang sekarang dilakukan • Yang menyulitkan • Simpulan Sugito Wonodirekso - Indonesia
Pendahuluan • Kedokteran dan kesehatan merupakan kajian multidisiplin • Peristilahan yang dihadapi sangat kompleks • Menulis dalam bahasa Inggeris menjadi lebih mudah • Diperlukan kamus ekabahasa, dwibahasa, dan teknis • Istilah kedokteran diperlukan untuk: • Komunikasi antarpakar • Komunikasi dosen – mahasiswa • Komunikasi dokter – pasien • Ternyata dipengaruhi “budaya” • Indonesia “masih” menjadi konsumen • Istilah pribumi (tradisional) memang kurang memadai Sugito Wonodirekso - Indonesia
Dikembangkan bersama kedatangan bangsa Belanda • Ilmu kedokteran berkembang di Barat • Beberapa pusat di Asia mulai tumbuh • Indonesia masih tetap konsumen Tetap diperlukan penerjemahan Sugito Wonodirekso - Indonesia
Istilah Tradisional tidak memadai • Masuk angin • Selesma (common cold) • Sakit jantung (myocard infarction) • Angin duduk • Nyeri pinggang bawah akibat banyak duduk selama bekerja di kantor, kurang olah raga, dsb. (low back pain) • Serangan jantung yang mematikan Istilah yang menyangkut Ilmu Penyakit Dalam batasannya masih kabur Sugito Wonodirekso - Indonesia
Kadas • Tineasis cutis (dermatophytosis) • Kudis • Scabies (parasit Sarcoptis scabiei) • Cacar air • Varicella, small pox • Cacar • Variola (mematikan, sudah punah) • Cacar api (ular) • Herpes Zoster • Pirai • Gouty arthritis Yang tampak dengan mata telanjang sudah lebih definitif Sugito Wonodirekso - Indonesia
Pekembangan • Rincian deskriptif fungsional belum tampak pada istilah tradisional (pribumi) • Osteologi: • Tulang panggul, tulang kering, tulang belakang • Miologi: • Otot betis, otot dada • Neurologi: • Otak, sumsum tulang balakang • Kulit: • Kulit ari, kulit jangat • Topografi: • Belum terjamah Sugito Wonodirekso - Indonesia
Masa Prakemerdekaan*)= perlu ditilik ulang kebenarannya • Sekolah Dokter Djawa (SK Gubernemen 1849)* • Dipicu oleh wabah di Banyumas (1847)* • Bahasa pengantar (syarat) • Jawa • Melayu • 2 tahun • Bergelar “Dokter Djawa” bekerja sebagai “mantri cacar” (vanccinateur) • Mestinya sudah diperlukan penerjemahan istilah • Dokter Djawa, mantri cacar, wabah (pageblug?) Sugito Wonodirekso - Indonesia
Sekolah Dokter • Tahun 1864* Sekolah Dokter Djawa • Lama pendidikan 3 tahun • Lulusannya “dokter mandiri” • Bahasa melayu dianggap tidak cukup • Magang kepada dokter Belanda takut tersaingi Harusnya lebih banyak terjemahan diperlukan karena tugas dokter Jawa semakin luas Sugito Wonodirekso - Indonesia
Sekolah Dokter Djawa • Tahun 1875* • Lama pendidikan 7 tahun • Bahasa Belanda sebagai pengantar • Murid wajib berbicara bahasa Belanda • Banyak yang dikeluarkan • Syarat penerimaan: lulus sekolah Belanda • Dibuka sekolah dasar Belanda cuma-cuma • Majalah kedokteran berbahasa Belanda (1893 -1822)* Bahasa Belanda digunakan terbatas sehingga pengaruhnya hanya sedikit Sugito Wonodirekso - Indonesia
Tahun 1903* • Sekolah dibuka untuk semua murid di wilayah Hindia-Belanda diubah menjadi STOVIA (School Tot Opleiding van Indische Artsen) FKUI • Gelar: Inlandsch Arts • Bahasa Jerman diajarkan (asumsi: mungkin literatur berbahasa Jerman mulai banyak digunakan) • Tahun 1917* • Didirikan NIAS (Nederlands Indische Artsen School) di Surabaya UNAIR • Lebih banyak siswa diterima kelas jajar (paralel) • Pengaruh bahasa Belanda makin kental • Didirikan Geneeskundige Hogeschool (HGS) dengan lulusan bergelar Arts (sumber data tidak jelas). Sugito Wonodirekso - Indonesia
Pengaruh Jepang • Ika-Dai-Gaku menggantikan STOVIA, GHS, dan NIAS • Belum menghasilkan dokter • Bahasa pengantar: Jepang, Jerman, Inggeris, Indonesia (pertama kali digunakan di Perguruan Tinggi) • Nasionalisme meningkat Mulai dikumpulkan istilah kedokteran dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia Sugito Wonodirekso - Indonesia
Pasca-kemerdekaan** arsip di Pusat Pengembangan Bahasa tidak lengkap • Penerjemahan istilah kedokteran dimulai, dipelopori oleh • Dr. Bahder Djohan • Dr. Achmad Ramali • Dr. Soetomo Tjokronegoro • Dr. T Karimudin • Cikal bakan Kamus Kedokteran** Belanda – Indonesia Asing – Indonesia Ingeris – Jerman – Indonesia Sugito Wonodirekso - Indonesia
Tahun 1951 • Terbit Majalah Kedokteran • Bahasa Indonesia, Belanda, Inggeris • Terbitan tahun-tahun berikutnya tulisan berbahasa Belanda semakin berkurang • Sampai sekarang masih terbit dalam bahasa Indonesia dan Inggeris • Bahasa Indonesia dalam majalah ini disunting ketat • Hanya abstrak yang berbahasa Inggeris dan Indonesia • Digunakan peristilahan hasil terjemahan, rekaan, serapan, ataupun pinjaman Sugito Wonodirekso - Indonesia
Yang sekarang dilakukan*** proporsi perkiraan • Dibuat pedoman penerjemahan istilah keilmuan yang dimuat dalam KBBI • Dibangun kerjasama kebahasaan dengan Malaysia dan Brunei Darussalam untuk menyeragamkan peristilahan • 80% disepakati sama*** • 15% disepakati berbeda tetapi sejalan • 5% terpaksa berbeda (beda arti kata yang digunakan) Sugito Wonodirekso - Indonesia
Contoh • Yang sama • “cardiac pacemaker” = perentak jantung • Berbeda tetapi sejalan • “mitral valves” = katup mitral (Ind.) = injap mitral (Mal., Brun.) • Primer (Ind.) = primari (Mal., Brun.) • Tetap berbeda • Kedokteran (Ind.) = perubatan (Mal., Brun.) Sugito Wonodirekso - Indonesia
Yang dilakukan sekarang • Sitem nomenklatur binomial tidak diterjemahkan akan tetapi dipinjam • Sebagian kecil diserap (jika mungkin) • Entamoeba histolytica (mikrobiologi) • Entamuba histolotika • Diterjemahkan (jika sudah lazim) • Uterus (anatomi) • rahim • Penerjemahan “maknawi” dan bukan “katawi” (neologisme) Sugito Wonodirekso - Indonesia
Yang menyulitkan • Pengaruh budaya • “opera glass hand” (perubahan bentuk tangan akibat artritis reumatoid – rheumatoid arthritis) • Tangan “teropong opera”? • Tangan “ceko”? sulit ditelusur balik • Dianggap “Neologisme” • Phantom limbs (seakan masih mempunyai lengan, padahal sudah diamputasi) • “maya daksa” (Maaf: sama asingnya dengan bahasa Rusia) Sugito Wonodirekso - Indonesia
Yang menyulitkan • Paternalistik (membapak) • Yang menciptakan “profesor” • Muntaber = gejala • Gastroenteritis dehidrasi = diagnosis • “Melalui profesor” • Hormone Replacement Therapy • Terapi Sulih Hormon • “Melalui Doktor” • “linkage disequilibrium” • Timpang rangkai Sugito Wonodirekso - Indonesia
Salah kaprah dan keselingkungan (jargon) • Anemia hypoemia • Rubella (German measles) dan rubeola (measles) di Spanyol, Potugal sebaliknya • Keselingkungan • Southern blotting (Southern, 1975) • Jerap DNA • Northern blotting (Alwine et al, 1979) • Jerap RNA • Western blotting (Burnette, 1981) • Jerap Protein “Eastern blotting” tidak mungkin ada Sugito Wonodirekso - Indonesia
Tidak ajeg dan sulit diatur • Tidak ajeg (konsisten) • Arithmetic = arimatika • Statistics = statistika • Linguistics = “linguistik” • Tidak seragam • Ilmu kedokteran • Ilmu Hukum • Ilmu pertanian Sugito Wonodirekso - Indonesia
Beda arti • Antara Indonesia – Malaysia – Brunei Darrussalam • Punggung (Indonesia) = bokong (Malaysia) • Bayi (Indonesia, Malaysia) = anak babi (Brunei) • Menghambat (Indonesia, Brunei) = menyusul (Malaysia) Sugito Wonodirekso - Indonesia
Simpulan • Penerjemahan istilah kedokteran di Indonesia sudah lama dimulai • Menerjemahkan istilah kedokteran dan istilah teknis lainnya bukan perkara sederhana • Pengaruh budaya sering menyulitkan sehingga hasil terjemahan dapat sulit dicari aslinya • Diperlukan kamus bolak-balik yang mencantumkan istilah asli dan terjemahannya secara bolak-balik Sugito Wonodirekso - Indonesia
Terima Kasih Sugito Wonodirekso - Indonesia