240 likes | 632 Views
MODEL TRANSPORTASI. 11. Model Transportasi: Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu barang tertentu dari sejumlah sumber (sources) ke berbagai tujuan (destinations).
E N D
MODEL TRANSPORTASI 11 http://rosihan.web.id
Model Transportasi: • Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). • Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu barang tertentu dari sejumlah sumber (sources) ke berbagai tujuan (destinations). • Setiap sumber mempunyai sejumlah barang untuk ditawarkan (penawaran) dan setiap destinasi mempunyai permintaan terhadap barang tersebut. • Terdapat biaya transportasi per unit barang dari setiap rute (dari sumber ke destinasi). • Suatu destinasi dapat memenuhi permintaannya dari satu atau lebih sumber. • Asumsi dasar: • Biaya transportasi pd suatu rute tertentu proporsional dengan banyak barang yang dikirim http://rosihan.web.id
Contoh persoalan Model Transportasi: Suatu perusahaan tekstil mempunyai tiga pabrik di tiga tempat yang berbeda, yaitu P1, P2 dan P3 dengan kepasitas masing-masing 60, 80 dan 70 ton per bulan. Produk kain yang dihasilkan dikirim ketiga lokasi penjualan, yaitu G1, G2 dan G3 dengan permintaan penjualan masing-masing 50, 100 dan 60. Ongkos angkut (Rp. 000 per ton kain) dari masing-masing pabrik ke lokasi penjualan adalah sbb: Bagaimana cara perusahaan mengalokasikan pengiriman kain dari ketiga pabrik ke tiga lokasi penjualan agar biaya pengiriman minimum? http://rosihan.web.id
Representasi Dalam Bentuk Jaringan Pabrik Gudang Kapasitas Permintaan 5 G1 P1 50 60 10 10 15 G2 20 P2 100 80 15 5 G3 10 P3 70 60 20 http://rosihan.web.id
Representasi Dalam Bentuk Model LP Fungsi Tujuan: minimum Z = 5 X11+ 10 X12 + 10 X13 + 15 X21 + … + 10 X32 + 20 X33 Dengan kendala: 1. Kapasitas pabrik: X11 + X12 + X13 60 X21 + X22 + X23 80 X31 + X32 + X33 70 2. Permintaan: X11 + X21 + X31 = 50 X12 + X22 + X32 = 100 X13 + X23 + X33 = 60 3. Non-negativity Xij 0, untuk i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3. Dimana Xij adalah jumlah kain yang dikirim dari pabrik i ke lokasi penjualan j http://rosihan.web.id
G1 G2 G3 Supply P1 5 10 10 60 P2 15 20 15 80 P3 5 10 20 70 Demand 50 100 60 210 REPRESENTASI DALAM BENTUK TABEL TRANSPORTASI http://rosihan.web.id
G1 G2 G3 Supply P1 5 50 10 10 10 60 P2 15 20 80 15 80 P3 5 10 10 20 60 70 Demand 50 100 60 210 INITIAL SOLUTION 1. Northwest Corner Solusi: 50x5 + 10x10 + 80x20 + 10x10 + 60x20 = 3250 http://rosihan.web.id
G1 G2 G3 Supply P1 5 10 10 60 P2 15 20 15 80 P3 5 10 20 70 Demand 50 100 60 210 INITIAL SOLUTION 2. Least Cost: Minimum row / column / matrix Prinsip: • mendistribusikan barang sebanyak-banyaknya, sesuai dengan penawaran dan permintaan, pada rute dengan biaya terendah pada baris / kolom / matriks. http://rosihan.web.id
G1 G2 G3 Supply P1 5 50 10 10 10 60 P2 15 20 20 15 60 80 P3 5 10 70 20 70 Demand 50 100 60 210 Solusi menggunakan metoda Least Cost: Minimum matriks Solusi : 50x5 + 10x10 + 20x20 + 70x10 + 60x15 = 2350 http://rosihan.web.id
I II III Supply A 8 5 6 120 B 15 10 12 80 C 3 9 10 80 Demand 150 70 60 280 INITIAL SOLUTION 3. Vogel Aproximation Method (VAM) Prinsip: • Meminimumkan penalty (opportunity cost) karena tidak menggunakan jaringan termurah. • Opportunity cost dihitung dari selisih 2 biaya terkecil pada setiap baris dan kolom. • Pilih baris/kolom yang memiliki opportunity cost terbesar, alokasikan sebanyak mungkin ke sel dengan biaya termurah, sesuai dengan supply dan demand. Contoh: Lihat tabel awal transportasi sebagai berikut. Penalty http://rosihan.web.id
I II III Supply A 8 5 6 120 B 15 10 12 80 C 3 80 9 10 80 Demand 150 70 70 60 280 Vogel Aproximation Method (VAM) Langkah 2: Demand I dipenuhi sebagian dari C sebanyak 80 unit, kapasitas C habis, dan baris C dihilangkan. Penalty dihitung kembali berdasarkan matriks 2 x 3 (AI - AII - AIII - BI - BII - BIII) Penalty http://rosihan.web.id
I II III Supply A 8 70 5 6 120 50 B 15 10 12 80 C 3 80 9 10 80 Demand 150 70 60 280 Vogel Aproximation Method (VAM) Langkah 3: Demand I dipenuhi lagi dari A sebanyak 70 unit, terpenuhi semua, dan kolom I dihilangkan. Penalty dihitung kembali dari matriks 2 x 2 (AII - AIII - BII - BIII). Penalty http://rosihan.web.id
I II III Supply A 8 70 5 6 50 120 50 B 15 10 70 12 10 80 C 3 80 9 10 80 Demand 150 70 70 60 280 Vogel Aproximation Method (VAM) Langkah 4: Demand III dipenuhi dari sisa A sebanyak 50 unit. Dengan demikian otomatis kekurangan demand III 10 unit dipenuhi dari B dan demand II dipenuhi 70 unit dari B. Semua demand terpenuhi sehingga diperoleh solusi awal. Penalty http://rosihan.web.id
Vogel Aproximation Method (VAM) Pada Langkah semua demand terpenuhi sehingga diperoleh solusi awal sebagai berikut: AI = 70 AIII = 50 BII = 70 BIII = 10 CI = 80 Nilai fungsi tujuan : 70x8 + 50x6 + 70x10 + 80x3 = 1.800 Solusi yang diperoleh diatas, masih merupakan solusi awal. Akan tetapi dibandingkan dengan metode yang lain, metode ini lebih baik dan mendekati kondisi optimal http://rosihan.web.id
G1 G2 G3 Supply P1 5 50 10 10 10 60 P2 15 20 -1 80 15 +1 80 P3 5 10 +1 10 20 -1 60 70 Demand 50 100 60 210 IMPROVEMENT SOLUTION 1. STEPPING STONE Prinsip: • Trial and Error: Mencari alternatif terbaik dari rute yang tidak keluar sebagai solusi Initial Northwest Corner solution: 3250 Penggunaan rute P2-G3: setiap unit barang yang disalurkan menghemat biaya sebesar 40 – 25 = 15. Oleh karena itu rute ini dapat dimanfaatkan secara maksimum. http://rosihan.web.id
IMPROVEMENT SOLUTION 2. MODIFIED DISTRIBUTION METHOD Prinsip: • Trial and Error: Mencari alternatif terbaik dari rute yang tidak keluar sebagai solusi Initial Northwest Corner solution: 3250 http://rosihan.web.id