410 likes | 897 Views
BAGIAN WARISAN UNTUK CUCU DAN WASIAT WAJIBAH. NENG DJUBAEDAH, SH, MH RABU, 26 MARET 2008, 18, 25 MARET 2009, 16 nov 2011. CUCU. Pengertian & Dasar Hukum Bagian Cucu Patrilineal Syafi’i: Zaid bin Sabit Bilateral Hazairin: mawali : Q.4:33 KHI: ahli waris pengganti : Psl. 185 KHI.
E N D
BAGIAN WARISAN UNTUK CUCU DAN WASIAT WAJIBAH NENG DJUBAEDAH, SH, MH RABU, 26 MARET 2008, 18, 25 MARET 2009, 16 nov 2011
CUCU Pengertian & Dasar Hukum Bagian Cucu • Patrilineal Syafi’i: Zaid bin Sabit • Bilateral Hazairin: mawali: Q.4:33 • KHI: ahli waris pengganti: Psl. 185 KHI
DASAR HUKUM KEWARISAN ISLAM BAGI CUCU: PATRILINEAL SYAFI’I • Hadis Zaid bin Tsabit (terjemahan A.Hassan) • “Anak laki-laki punya anak-anak, sepang-kat dengan anak-anak, jika si mati tidak meninggalkan anak, yaitu • yang laki-laki sama dengan laki-laki; dan • yang perempuan sama dengan perempuan. • Mereka jadi warits sebagaimana anak-anak jadi warits.
DASAR HUKUM KEWARISAN ISLAM BAGI CUCU: PATRILINEAL SYAFI’I (cont’d) • Mereka jadi hajiib sebagaimana anak-anak jadi hajiib; dan • anak laki-laki punya anak laki-laki tidak dapat waritsan selama ada anak laki-laki. • Jika si mati meninggalkan anak pe-rempuan dan seorang cucu laki-laki, maka anak itu mendapat sepa-roh dan selebihnya untuk cucu laki-laki.”
GARIS HUKUM hadis ZAID BIN TSABIT yang dibuat Sajuti Thalib • Cucu laki-laki melalui anak laki-laki menempati tempat anak laki-laki, kalau tidak ada anak laki-laki dan tidak ada anak perempuan. • Cucu perempuan melalui anak laki-laki menempati tempat anak perempuan, kalau tidak ada anak laki-laki dan tidak ada anak perempuan.
A CUCU LELAKI melalui ANAK LELAKI = ANAK LELAKI, jika TIDAK ADA ANAK
A CUCU PEREMPUAN melalui ANAK LELAKI = ANAK PEREMPUAN, jika TIDAK ADA ANAK
GARIS HUKUM hadis ZAID BIN TSABIT yang dibuat Sajuti Thalib (cont’d) • Cucu laki-laki melalui anak laki-laki yang menempati tempat anak laki-laki kalau tidak ada anak laki-laki dan tidak ada anak perempuan itu mewaris dan menghijab sama seperti anak laki-laki. • Cucu perempuan melalui anak lelaki yang menempati tempat anak perempuan kalau tidak ada anak lelaki dan tidak ada anak perempuan itu mewaris dan menghijab sama seperti anak perempuan.
B A CUCU LAKI-LAKI (A) menghijab SAUDARA lelaki sekandung PEWARIS (B) • A = cucu laki-laki melalui anak lelaki = seluruh harta warisan; • B = saudara laki-laki sekandung = terhijab oleh A. • Gambar:
B A CUCU PEREMPUAN (A) bersama SAUDARA lelaki sekandung PEWARIS (B) • A = cucu perempuan = 1/2, zul-fara’id (Q.4:11c jo. hadis Zaid bin Sabit); • B = saudara lelaki sekandung = sisa = 1/2, ‘asabah binafsihi (hadis Zaid bin Sabit). • Gambar:
A B GARIS HUKUM hadis ZAID BIN TSABIT yang dibuat Sajuti Thalib (cont’d) • Cucu laki-laki melalui anak laki-laki tidak mewaris kalau ada anak laki-laki. • Gambar: A = anak lelaki = seluruh harta; B = cucu lelaki = terhijab oleh A.
A B GARIS HUKUM hadis ZAID BIN TSABIT yang dibuat Sajuti Thalib (cont’d) • Kalau ahli waris terdiri atas seorang anak perempuan dan seorang cucu laki-laki melalui anak laki-laki, maka anak perempuan memperoleh 1/2 harta peninggalan, dan cucu laki-laki melalui anak laki-laki memperoleh sisa. • Gambar:
A B Seorang Anak Perempuan (A) = 1/2, Cucu Lelaki (B) = sisa
CUCU PEREMPUAN melalui ANAK LAKI-LAKI: TAKMILAH (hadis IBNU MAS’UD): Patrilineal Syafi’i • Abdullah bin Mas’ud: Rasulullah saw pernah hukumkan untuk seorang anak perempuan 1/2, • dan untuk cucu perempuan 1/6 un-tuk mencukupkan 2/3 (takmilatas-sulusaini), • dan selebihnya untuk saudara pe-rempuan.
D C A B ANAK PEREMPUAN (A)=1/2, CUCU PEREMPUAN (B) melalui anak lelaki (C)=1/6, & SAUDARA PEREMPUAN sekandung (D)=SISA (Ibnu Mas’ud)
BAGIAN WARISAN untuk CUCU menurut BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI • CUCU = mawali • Dasar hukum an-Nisa: 33a (Q.4:33a jo. Q.4:11a, 11b, 11c).
CUCU menurut Pasal 185 KHI = AHLI WARIS PENGGANTI • Ahli waris yang meninggal lebih dahulu daripada pewaris maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka tersebut dalam Pasal 173. • Bagian bagi ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang sederajat dengan yang diganti.
A B C D AYAH, IBU bersama satu ANAK LELAKI & CUCU LELAKI melalui ANAK LELAKI; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI
A B C D AYAH, IBU, ANAK PEREMPUAN & CUCU LELAKI melalui ANAK LELAKI ; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI ; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI
A B C AYAH, CUCU PEREMPUAN & CUCU LELAKI melalui ANAK PEREMPUAN= ZULARHAM ; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI ; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI
A B C AYAH, IBU, CUCU LELAKI melalui ANAK LELAKI ; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI ; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI
A B C AYAH, IBU, CUCU PEREMPUAN melalui ANAK LELAKI ; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI ; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI
A B C AYAH, IBU, CUCU LELAKI melalui ANAK PEREMPUAN = ZUL-ARHAM ; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI ; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI
A B C AYAH, IBU, CUCU PEREMPUAN melalui ANAK PEREMPUAN = ZUL-ARHAM; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI ; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI
E F A B D C Pewaris meninggalkan ibu (E), isteri (F), satu anak laki-laki (A), satu anak perempuan (B), dan satu cucu laki-laki (C) melalui ANAK LELAKI (D) Penyelesaian menurut KHI: Tahap I: • E = Ibu = 1/6 = 40/240 • F = Isteri = 1/8 = 30/240 • Sisa = 1 – (4/24 + 3/24) = 24/24 – 7/24 = 17/24, diberikan kepada anak-anak pewaris, A, B, dan D.
Penyelesaian Kasus menurut KHI (cont’d) Tahap II: • A : B : D = 2 : 1 : 2 (Pasal 176 KHI) • A = 2/5 X 17/24 (sisa) = 34/120; • B = 1/5 X 17/24 (sisa) = 17/120; • D = 2/5 X 17/24 = 34/120 diberikan kepada C.
Penyelesaian Kasus menurut KHI (cont’d) Tahap III: • Pasal 185 (2) KHI: C tidak boleh lebih dari B, maka keluarkan dulu bagian A= 34/120; • Sisa = 17/24 – 34/120 = 85/120 – 34/120 = 51/120 dibagikan kepada B dan C sesuai hadis Zaid bin Tsabit
Penyelesaian Kasus menurut KHI (cont’d) • B = anak perempuan = 1/2 X 51/120 = 51/240; • Sisa = 51/120 – 51/240 = 102/240 – 51/240 = 51/240 • C = cucu laki-laki = sisa = 51/240. • A = 68/240; • B = 51/240; • C = 51/240; • E = 40/240; • F = 30/240
CUCU melalui ANAK PEREMPUAN = ZUL-ARHAM Pengertian ahli waris zul-arham: 1. Ahli waris yang dihubungkan melalui garis keturunan perempuan: a. cucu lelaki/cucu perempuan melalui anak perempuan; b. Anak lelaki/perempuan melalui saudara perempuan; nenek gairu sahih; saudara lelaki dan/atau saudara perempuan ibu (khal/khalah), dll.
CUCU melalui ANAK PEREMPUAN = ZUL-ARHAM & DASAR HUKUM 2. dapat tampil sebagai ahli waris jika pewaris tidak meninggalkan • Ahli waris zul-fara’id nasabiyah; • ‘Asabah. 3. DAPAT TAMPIL bersama JANDA/ DUDA (zul-fara’id sababiyah/perkawinan) • DASAR HUKUM: Al-Anfal:75
A A B C B C CUCU melalui ANAK PEREMPUAN = ZUL ARHAM
Kitab Undang-undang Hukum Wasiat Mesir Nomor 71/1946: WASIAT WAJIBAH • Besar wasiat wajibah bagi CUCU yang TERHIJAB = bagian orang tuanya; • Maksimal 1/3 • Memenuhi 2 Syarat : • Cucu: berhak menerima harta warisan; • Si Mati tidak memberikan jalan lain sebesar yang ditentukan baginya (wasiat ihktiyariyah).
WASIAT WAJIBAH untuk ANAK ANGKAT dalam PASAL 209 KHI • Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan pasal-pasal 176 sampai dengan 193 tersebut di atas, sedangkan terhadap orang tua angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan anak angkatnya • Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tua angkatnya
Wallahu ‘alam Wassalamu ‘alaikum Warahmatullah wabarakatuh