320 likes | 559 Views
PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE SECARA TERPADU. Cecep Kusmana Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. LUAS PERAIRAN 7 JUTA KM2 LUAS DARATAN 2 JUTA KM2. 28 Pulau Besar. 17.476 Pulau Kecil. 92 Pulau Kecil Terluar. Panjang Garis Pantai 95181 km. 257 Kab/Kota Bermangrove. 2500 km.
E N D
PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE SECARA TERPADU Cecep Kusmana Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
LUAS PERAIRAN 7 JUTA KM2 LUAS DARATAN 2 JUTA KM2
28 Pulau Besar 17.476 Pulau Kecil 92 Pulau Kecil Terluar Panjang Garis Pantai 95181 km 257 Kab/Kota Bermangrove 2500 km 5000 km
KONDISI LAHAN BERVEGETASI MANGROVE DI JAWA BARAT 239,96 Ha (2 %) 13.643,24 Ha (98 %) 13.883,20 Ha
KONDISI KAWASAN MANGROVE DI JAWA BARAT 2.473,29 Ha (14 %) 15.181,10 Ha (86 %) 17.654,39 Ha
MANGROVE SUATU INDIVIDU JENIS TUMBUHAN ATAU KOMUNITAS TUMBUHAN YANG TUMBUH DI DAERAH PASANG SURUT, TERGENANG PADA SAAT PASANG DAN BEBAS DARI GENANGAN PADA SAAT SURUT
NON-EKSLUSIVE MANGROVE EKSLUSIVE MANGROVE FAUNA DARAT DAN LAUT SUMBERDAYA MANGROVE MASYARAKAT MUD FLAT (HAMPARAN LUMPUR) PROSES DINAMIKA PEMELIHARAAN MANGROVE
FUNGSI FISIK / LINDUNG FUNGSI HUTAN MANGROVE EKOSISTEM DARAT INTERFACE EKOSISTEM LAUT FUNGSI EKONOMI FUNGSI BIOLOGI
FUNGSI MANGROVE Environmental Services Level Ekosistem Goods/Barang Level Sumberdaya Proteksi garis pantai dari hempasan gelombang Proteksi dari tiupan angin kencang Flora Mengatur sedimentasi Retensi nutrien Memperbaiki kualitas air Fauna Mengendalikan intrusi air laut Penyedia sandang, pangan, papan, dan material kesehatan Pengaturan air bawah tanah Stabilitas iklim mikro Penunjang sistem penyangga kehidupan
Proteksi Garis Pantai dari Hempasan Gelombang • K = 3.000 pohon/ha, d = 15 cm, lebar hutan = 200 m mengurangi tinggi gelombang tsunami 50-60 % dan kecepatan tsunami 40-60 % (Harada dan Kawata, 2004). • Tegakan Kadelia candel 6 th dalam jalur lebar 1,5 km mengurangi tinggi gelombang setinggi 1 m menjadi 0,05 m
Proteksi dari Tiupan Angin Kencang Angin Tegakan mangrove tinggi 3 – 5 m hanya 1 % jumlah pohon yang rusak akibat tiupan angin topan (Saenger, 2002)
Mengatur Sedimentasi Mangrove berperan mengatur pergerakan sedimentasi pengurangan daya erosif arus air, pengayaan deposit liat, dan pengurangan daya resuspensi Tanah timbul lebar 5 m di depan tegakan mangrove lebar 100 m
Retensi Nutrien Rapatnya batang dan susunan perakaran mangrove partikel liat terdeposisi dan nutrien terserap dalam sedimen liat
Memperbaiki Kualitas Air Rhizophora mucronata menyerap > 300 ppm Mn, 20 ppm Zn dan 15 ppm Cu (Darmiyati et al., 1995). Daun Avicennia marina akumulasi Pb > 15 ppm, Cd > 0,5 ppm, dan Ni > 2,4 ppm (Saepulloh, 1995)
Mengendalikan Intrusi Air Laut Jarak intrusi air laut Pantai Jakarta meningkat 1 km pada hutan mangrove 0,75 m 4,24 km pada lokasi tanpa hutan mangrove (Hilmi, 1998)
Pengaturan Air Bawah Tanah Groundwater secara ekologis dapat menstabilkan salinitas pada saat musim kemarau dan mensuplai nutrien ke ekosistem mangrove
Stabilitas Iklim Mikro Komunitas mangrove tersusun oleh tegakan rapat dan ekstensif pengendalian suhu yang relatif rendah di siang hari dan relatif lebih hangat di malam hari Kelembaban udara di bawah kanopi yang rapat lebih tinggi dibanding di daerah terbuka Evapotranspirasi dan reflektan panjang-gelombang panjang dari ekstensif kanopi mangrove berkontribusi terhadap curah hujan regional
Habitat Fauna Hamilton dan Snedaker (1984), melaporkan bahwa kelimpahan individu dan keragaman jenis biota laut tertinggi berada pada estuaria dengan kedalaman 0,3 sampai 1,5 m.
Keindahan Bentang Alam Bentuk perakaran yang khas Buahnya yang bersifat viviparious Adanya zonasi yang berbeda Berbagai jenis fauna dan flora Atraksi adat-istiadat tradisional Hutan mangrove dikelola bisa menarik para wisatawan
MANFAAT LANGSUNG HASIL HUTAN BERUPA KAYU BAHAN BAKU ARANG KAYU BAKAR BAHAN BAKU CHIPS BAHAN BANGUNAN BAHAN PERAHU
HASIL HUTAN BUKAN KAYU PAKAN TERNAK OBAT-OBATAN DAN MAKANAN / MINUMAN
NILAI MANFAAT TOTAL DARI HUTAN MANGROVE DI BANAWA SELATAN SULAWESI : Rp. 170 juta / ha / tahun yang terdiri atas : • Manfaat langsung Rp. 41,5 juta/ha/tahun • Manfaat tak langsung Rp. 127.5 juta/ha/tahun • Manfaat pilihan Rp. 127.500 /ha/tahun • Manfaat keberadaan Rp. 951.600 /ha/tahun
URGENSI PERLUNYA EKOSISTEM MANGROVE DIKELOLA SECARA TERPADU Manfaat ekonomi dan ekologi yang bersifat lintas sektoral Lokasi mangrove yang spesifik (interface daratan dan lautan) Interdependensi antara mangrove dengan tipe ekosistem lain
PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE SECARA TERPADU TATARAN TEKNIS pertimbanganteknis, ekonomis, sosialdanlingkunganhendaknyasecaraseimbang TATARAN KONSULTATIF Aspirasi stakeholders diakomodasi TATARAN KOORDINASI Harmonisasi kerjasama antar stakeholders PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI
PENGELOLAAN MANGROVE SECARA TERPADU PROSES PERENCANAAN, PEMANFAATAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN SUMBEDAYA MANGROVE ANTAR SEKTOR, ANTAR PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH, ANTAR EKOSISTEM DARAT DAN LAUT SERTA ANTAR ILMU PENGETAHUAN DAN MANAJEMEN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SERTA KEBERLANJUTAN EKOSISTEM TERSEBUT
FRAME WORK PENGELOLAAN MANGROVE YANG RASIONAL > Mangrove : Bagian integral dari ekosistem pesisir, unit pengelolaannya DAERAH ALIRAN SUNGAI > Mangrove : Renewable resource yang pengelolaannya berdasarkan sustainable basis, sebaiknya multiple use > Pengelolaan mangrove menggunakan pendekatan ekosistem dengan paradigma ekologi (bahasa alam mengikuti perilaku alamiahnya) : - Interdependensi - Siklus proses ekologis - Fleksibilitas terhadap gangguan - Diversitas - Koevolusi (PENGELOLAAN MANGROVE MELEK EKOLOGI)
FAKTOR EKOLOGI ESENSIAL YANG MENUNJANG PERTUMBUHAN MANGROVE YANG BAIK KETERSEDIAAN NUTRIENT YANG CUKUP MANGROVE TUMBUH BAIK PASOKAN AIR TAWAR DAN AIR LAUT YANG SEIMBANG SUBSTRAT YANG STABIL
High water level Medium water level Site for cage culture Lahan tambak atau pertanian Nursery, spawning, feeding ground Green belt Low water level Bottom culture Cockle dan horse mussle culture Mussle culture Multiple-use Pengelolaan Wilayah Pesisir