470 likes | 828 Views
2. Teori Peluang. Percobaan Acak. Tujuan: untuk memahami, mengukur dan memodelkan keragaman yang mempengaruhi perilaku fisik suatu sistem. Model digunakan untuk menganalisis/memprediksi perilaku sistem dan outputnya ketika input dirubah.
E N D
2 Teori Peluang
Percobaan Acak • Tujuan: untuk memahami, mengukur dan memodelkan keragaman yang mempengaruhi perilaku fisik suatu sistem. • Model digunakan untuk menganalisis/memprediksi perilaku sistem dan outputnya ketika input dirubah. • Dengan percobaan dilakukan verifikasi terhadap prediksi tsb. Figure 2-1 Continuous iteration between model and physical system.
Gangguan/Noise yang Menghasilkan Keragaman Output Nilai random/acak dari variabel gangguan tidak dapat dikontrol Menyebabkan keragaman acak pada variabel output. Walaupun input konstan, output akan bervariasi. Figure 2-2 Noise variables affect the transformation of inputs to outputs.
Percobaan Acak • Percobaan yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang tidak dapat diketahui • Percobaan tersebut sudah didasari pada hukum tertentu yang bisa dikontrol • Hasil percobaan akan selalu berbeda jika dilakukan berulang-ulang walaupun dilakukan dengan cara dan situasi yang sama.
Sifat acak Mempengaruhi Hukum Alam/Fisika Menurut hukum Ohm, kekuatan arus adalah fungsi linier dari voltase (I=V/R) - Walaupun voltase dibuat konstan, arus akan tetap bervariasi akibat adanya variabel gangguan/noise Figure 2-3 A closer examination of the system identifies deviations from the model.
Ruang Sampel • Percobaan acak mempunyai hasil yang unik. • Himpunan seluruh hasil yang mungkin disebut dengan ruang sampel S. • S bersifat diskrit ketika himpunan tersebut beranggotakan hasil yang dapat dicacah dengan jumlah terbatas. • S bersifat kontinyu jika himpunan tersebut berupa interval (terbatas maupun tak hingga) dari bilangan riil. Sec 2-1.2 Sample Spaces
Contoh: Mendefinisikan ruang sampel • Memilih secara acak dan mengukur ketebalan suatu komponen: • S = R+ = {x|x > 0}, garis bilangan positif. • Ketebaan negatif tidak mungkin • Bersifat kontinyu • Diketahui bahwa ketebalannya di antara 10 dan 11 mm • S = {x|10 < x < 11} • Bersifat kontinyu • Diketahui bahwa ketebalan hanya punya tiga kategori: • S = {low, medium, high} • Bersifat diskrit • Jika yang diamati adalah spesifikasi dari ketebalan memenuhi standar atau tidak • S = {yes, no} • Diskrit
Identifikasi Ruang Sampel dengan Diagram Pohon • Contoh: Mobil baru dilengkapi dengan beberapa pilihan sbb: • Transmisi manul atau otomatis • Dengan atau tanpa AC • Tiga pilihan stereo sound systems • Empat pilihan warna interior Figure 2-6 Diagram pohon untuk konfigurasi/pilihan mobil yang berbeda. Maka S beranggotak 2*2*3*4 = 48 kemungkinan.
Kejadian adalah Himpunan dari Hasil Percobaan • Suatu kejadian (E) adalah himpunan bagian dari ruang sampel suatu percobaan: • Satu atau lebih hasil percobaan di dalam ruang sampel. • Kejadian-kejadian dapat dioperasikan sbb: • Gabungan (union) dari dua kejadian E dan F:E⋃ F • Himpunan dari seluruh hasil percobaan di E atau di F atau di kedua-duanya • Irisan (intersection) dari dua kejadian E dan F :E∩ F • Himpunan dari seluruh hasil percobaan yang berada di E dan di F • Komplemen suatu kejadian E: seluruh komponen ruang sampel yang tidak termasuk di E: E’
DiagramVenn Menunjukkan Hubungan antar Kejadian Figure 2-8 Venn diagrams
Diagram Venn untuk Kejadian Saling Lepas • Jika kejadian A dan B tidak mempunyai komponen atau hasil yang sama maka keduanya saling lepas (mutually exclusive). • A B = Ø Figure 2-9 Mutually exclusive events
Counting Techniques (Mencacah ruang sampel) • Untuk mencacah komponen suatu kejadian dan ruang sampel. • Tiga metode: • Kaidah perkalian • Kaidah permutasi • Kaidah kombinasi
Kaidah Perkalian • Misal: suatu prosedur operasi dengan k langkah di mana setiap langkah terdiri dari: • n1 cara menyelesaikan langkah 1, • n2 cara menyelesaikan langkah 2, … dan • nk cara menyelesaikan cara k. • Maka terdapat • n1 * n2*…*nk cara untuk melakukan prosedur operasi tsb. Sec 2-1.4 Counting Techniques
Contoh: • Dalam mendesain gear housing, dapat dipilih: • 4 diameter bolt yang berbeda, • 3 panjang bolt, • 2 posisi meletakkan bolt. • Berapa banyak desain yang mungkin dapat dibuat? • 4 *3 * 2 = 24 Sec 2-1.4 Counting Techniques
Aturan Permutasi • Urutan yang berbeda dari beberapa komponen yang dapat dibedakan. • Jika S = {a, b, c}, maka terdapat 6 permutasi • abc, acb, bac, bca, cab, cba (urutan penting) • # permutasi dari sekumpulan n komponen adalah n! • Secara definisi: 0! = 1 Sec 2-1.4 Counting Techniques
Sub-set Permutasi • Cara mengurutkan r komponen dari n komponen: Sec 2-
Contoh: Desain Circuit Board • Cetakan circuit board mempunyai 8 lokasi penempatan komponen. • Jika 4 komponen berbeda akan diletakkan pada circuit board tersebut, berapa desain yang mungkin terbentuk? • Urutan penting, permutasi dengan n = 8, r = 4.
Aturan Kombinasi • Kombinasi adalah pemilihan r komponen dari sekumpulan n komponen di mana urutan tidak penting. • Jika S = {a, b, c}, n =3, maka akan diperoleh 1 kombinasi saja. • Jika r =3, terdapat 1 kombinasi: abc • Jika r=2, terdapat 3 kombinasi: ab, ac, bc • # permutasi ≥ # kombinasi
Contoh: • Sebuah circuit board dengan 8 lokasi penempatan komponen. • Akan diletakkan 5 komponen yang tidak dapat dibedakan pada circuit board tersebut. • Berapa desain yang mungkin dapat dibuat? • Karena tidak dapat dibedakan, maka urutan tidak penting: aturan kombinasi Sec 2-1.4 Counting Techniques
Peluang • Peluang adalah kemungkinan bahwa suatu hasil atau kejadian dari suatu percobaan acak akan terjadi. • Berupa angka pada selang [0,1]. • Dapat dinyatakan sebagai • Proporsi (0.15) • Persentase (15%) • Pecahan (3/20) • Arti dari peluang bernilai • 1: kejadian pasti • 0: kejadian yang tidak mungkin
Tipe Peluang • Peluang subyektif adalah tingkat/derajat kepercayaan • “terdapat 50% kemungkinan bahwa saya akan belajar malam ini” • Frekuensi relatif peluang yang didasarkan pada berapa sering suatu kejadian terjadi berdasarkan ruang sampel tertentu • Figure 2-10 Relative frequency of corrupted pulses over a communications channel
PeluangBerdasarkanHasilDenganKemungkinan yang Sama • KetikaruangsampelterdiridariNhasildengankemungkinan yang sama, makasetiaphasilmempunyaipeluang 1/N. • Contoh: Di dalamsatukotakberisi 100 bola lampu, 1 bola lampudiberiwarnamerah. Bola lamputersebutdipilihsecaraacakdarikotak • Acak setiap bola lampumempunyaipeluang yang samauntukterpilih. • Peluanguntukmemilih bola lampudenganwarnamerahadalah 0.01 (1/100), karenasetiaphasildidalamruangsampelmempunyaikemungkinan yang sama.
Contoh: • Diasumsikanbahwa 30% dari bola lampudidalamkotak (berisi 100) tadimemenuhikualifikasi yang dibutuhkanpelanggan. • 30 bola lampumemenuhikualifikasi • 70 bola lamputidakmemenuhikualifikasi • Satu bola lampudipilihacak. Setiap bola lampumempunyaipeluangsamauntukterpilih (sebesar 0.01). • Peluangbahwa yang terpilihadalah bola lampudengankualifikasibaikadalah: • Figure 2-11 Probability of the event E is the sum of the probabilities of the outcomes in E. Sec 2-2 Interpretations & Axioms of Probability
PeluangsuatuKejadian • Untukruangsampeldiskrit, peluangsuatukejadianE, dinotasikandenganP(E): • Jumlahpeluangseluruhkejadian yang adadiE. • Ruangsampeldiskritdapatberupa: • Hasilpercobaanberupahimpunanberhingga. • Hasilpercobaanberupahimpunantakhinggaakantetapidapatdicacah. • Penjelasanlebihdetildibutuhkanuntukmenggambarkanpeluang yang sehubungandenganruangsampelkontinyu.
Contoh: PeluangSuatuKejadian • Suatupercobaanacakmempunyairuangsampel {w,x,y,z}. • Hasildidalamruangsampelinitidakmempunyaikemungkinan yang sama, • Peluangmasing-masinghasilsecaraberturut-turut: 0.1, 0.3, 0.5, 0.1. • Kejadian A ={w,x}, kejadian B = {x,y,z}, kejadian C = {z} • P(A) = 0.1 + 0.3 = 0.4 • P(B) = 0.3 + 0.5 + 0.1 = 0.9 • P(C) = 0.1
S={w,x,y,z}. • Peluangmasing-masinghasilsecaraberturut-turut: 0.1, 0.3, 0.5, 0.1. • Kejadian A ={w,x}, kejadian B = {x,y,z}, kejadian C = {z} • Kejadian A’ ={y,z}, kejadian B’ = {w}, kejadian C’ = {w,x,y} • P(A’) = 0.5+0.1 = 0.6 • P(B’) = 0.1 • P(C’) = 0.9 • Karenakejadian AB = {x}, maka: • P(AB) = 0.3 • Karenakejadian AB = {w,x,y,z}, maka: • P(AB) = 1.0 • KarenakejadiaAC = {null}, maka: • P(AC ) = 0.0 Sec 2-
Contoh: PartikelKontaminasi • Dilakukanpemeriksaanterhadapkepingsemikonduktor. • Sebuahkepingsemikonduktordiambilsecaraacak. • E adalahkejadianmemilihkepingtanpapartikelkontaminasi • P(E) = 0.40 • F adalahkejadianmemilihkepingdengan 3 ataulebihpartikelkontaminasi: • P(F) = 0.10+0.05+0.10 = 0.25
AksiomaPeluang • Peluangadalahangka yang bersesuaiandenganmasing-masinganggotasuatukejadianhasilpercobaanacak. • Dengansifat-sifatberikut • P(S) = 1 • 0 ≤ P(E) ≤ 1 • UntuksetiapkejadiaE1danE2dimanaE1E2 = Ø, P(E1E2) = P(E1) + P(E2) • Berimplikasi: • P(Ø) =0 and P(E’) = 1 – P(E) • JikaE1himpunanbagiandari E2, makaP(E1) ≤ P(E2).
Aturan Lain • Beberapa kejadian dapat dioperasikan sbb: • Gabungan: A B • Irisan: A B • Komplemen: A’ • Peluang dari hasil operasi di atas dapat ditentukan dari peluang masing-masing kejadian yang menyusunnya. Sec 2-3 Addition Rules
Contoh: • Dari 940 keping konduktor dengan karakteristik yang disajikan pada tabel 2-1. • Akan diambil 1 secara acak • H adalah kejadian di mana terdapat kontaminasi dengan konsentrasi tinggi. • Maka P(H) = 358/940. • Peluang bahwa keping terambil bertipe C: • P(C) = 626/940.
Peluang bahwa terambil keping dengan kontaminasi konsentrasi tinggi dan bertipe C: • P(HC) = 112/940 • Peluang bahwa terambil keping dengan kontaminasi konsentrasi tinggi atau bertipe C: • P(HC) = P(H) + P(C) - P(HC) = (358+626-112)/940
Peluang gabungan dua kejadian • Jika dua kejadian A dan B saling lepas maka
Contoh: • Proporsi keping konduktor dengan jumlah kontaminasi untuk setiap tipe disajikan pada Tabel 2-2. • E1 adalah kejadian bahwa keping mempunyai 4 atau lebih partikel kontaminasi: • P(E1) = 0.05+0.1=0.15 • E2 adalah kejadian bahwa keping terambil bertipe E. • P(E2) = 0.28
Kejadian di mana keping terambil terkontaminasi 4 atau lebih partikel dan bertipe E adalah irisan antara E1 dan E2: • P(E1E2) = 0.01+ 0.03=0.04 • Kejadian di mana keping terambil terkontaminasi >=4 partikel atau bertipe E adalah kejadian gabungan: • P(E1E2) =0.15 + 0.28 – 0.04 = 0.39
Diagram Venn Dari Kejadian-kejadian Saling Lepas - Jika kejadian-kejadian tersebut saling lepas maka setiap hasil hanya terjadi pada satu kejadian - Tidak terdapat irisan dari dua atau lebih kejadian.
Contoh • Jika X adalah variabel yang menyatakan pH dari suatu sampel. • Peluang suatu kejadian di mana pH bernilai lebih dari 6.5 dan paling tinggi 7.5: • 6.5< X ≤ 7.5 • Dapat dibagi menjadi dua kejadian saling lepas • 6.5 < X ≤ 7.0 dan 7.0 < X ≤ 7.5 • Karena saling lepas maka peluangnya dapat ditambahkan: • P(6.5 < X ≤ 7.5) =P(6.5 < X ≤ 7.0) + P(7.0 < X ≤ 7.5)
Kejadian Saling Bebas • Dua kejadian saling bebas jika berlaku: P(AB) = P(A)*P(B) Hal ini berarti bahwa terjadinya satu kejadian tidak mempengaruhi terjadinya kejadian lain. Sec 2-6 Independence
Contoh: • Dari 850 produk hasil suatu proses produksi terdiri dari 50 produk cacat • Dua produk diambil satu per satu secara acak • Pengambilan pertama dikembalikan sebelum pengambilan produk kedua. • A adalah kejadian di mana pengambilan pertama adalah produk rusak: • P(A) = 50/850 • B adalah kejadian di amna pengambilan kedua adalah produk rusak: • P(B) = 50/850 • Karena dilakukan pengembalian sebelum diambil produk kedua maka apa yang terjadi di pengambilan pertama tidak mempengaruhi pengambilan kedua. • Hukum kebebasan berlaku: • Peluang bahwa produk rusak terambil pada pengambilan pertama dan kedua: • P(A)*P(B) = 50/850 *50/850 = 0.0035.
Kebebasan Untuk Lebih dari Dua kejadian Kejadian E1, E2, … , Ekadalah saling bebas jika dan hanya jika: P(E1E2 … , Ek) = P(E1)* P(E2)*…* P(Ek) (2-14)
Contoh: Sirkuit Seri • Sirkuit ini hanya dapat bekerja jika masing-masing komponen berfungsi semua dari kiri ke kanan. Peluang berfungsi dengan baik untuk masing-masing komponen dapat dilihat pada gambar. • Jika diasumsikan bahwa kegagalan komponen tidak saling mempengaruhi satu sama lain, berapa peluang bahwa sirkuit dapat berfungsi? Jika L & R menyatakan kejadian komponen kiri dan kanan dapat berfungsi. Maka peluang bahwa sirkuit dapat berfungsi adalah: P(LR) = P(L) * P(R) = 0.8 * 0.9 = 0.72.
Contoh: Sirkuit Parallel Sirkuit pararel dapat beroperasi jika salah satu komponen dapat berfungsi. Sirkuit gagal bekerja jika semua komponen gagal berfungsi. Peluang komponen dapat bekerja disajikan pada gambar. Masing-masing beroperasi secara bebas. T & B adalah kejadian di mana komponen atas dan bawah berfungsi. Peluang bahwa sirkuit dapat berfungsi adalah komplemen dari semua komponen gagal berfungsi.
Peluang komponen Atas gagal berfungsi: • P(T’)=1-0.95 = 0.05 • Peluang komponen Bawah gagal berfungsi: • P(B’)=1-0.95 = 0.05 • Peluang kedua komponen gagal berfungsi: • P(T’ B’) = P(T’)*P(B’) = 0.052 = 0.0025
Peluang sirkuit dapat berfungsi adalah • P(T B) = 1 - P(T’∩ B’) =1- 0.052 = 0.9975
Peubah acak (Random Variables) • Peubah yang memetakan hasil suatu percobaan acak pada suatu angka tertentu dinamakan peubah acak. • Peubah acak adalah fungsi yang memetakan bilangan riil pada setiap hasil percobaan acak yang ada di ruang sampel. • Dinotasikan dengan X. • Setelah percobaan dilakukan, hasil pengukuran/pengamatan dari variabel tersebut akan diketahui= • Dinyatakan denganx= 70. • P(X=x)=P(X=70). Sec 2-8 Random Variables