480 likes | 810 Views
Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Tengah Semarang , 19 Desember 2011. ” WPA sebagai Upaya Mandiri dan Efektif Efisien dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan HIV & AIDS ”. Sistimatika. I . Sepintas mengenal HIV & AIDS II. Situasi epidemi HIV di Indonesia
E N D
Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Tengah Semarang, 19 Desember 2011 ”WPA sebagai Upaya Mandiri dan Efektif Efisien dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan HIV & AIDS”
Sistimatika I. Sepintasmengenal HIV & AIDS II. SituasiepidemiHIV di Indonesia III. SRAN 2010-2014 IV. Target MDGs goal 6 V. PemberdayaanMasyarakat
HIV & AIDS Penyakit Menular PengidapHIV SehatHIV+ (Odha) Virus HIV TIDAK MUDAH menular, cara penularannya TERBATAS !! BISA dicegah TETAPI: sekali ketularan, SEUMUR HIDUP BISA menularkan Selalu 2 orang
HIV didapatkan di darah cairan sperma cairan vagina air susu ibu
Cara penularan HIV 1. Seksual - homo seksual L L - hetero seksual L P 2. Narkobasuntik, transfusidarah 3. PenularandariIbukebayi (PIKB) Seksual IDUPIKB/ MTCT `
Penularan Tidak oleh: • Kontak sosial/ pergaulan biasa rumah - sekolah - tempat kerja • Pacaran “biasa” • Makanan/ minuman • Jalan udara, ludah, kotoran • Kolam renang, telpon, toilet dll • Gigitan nyamuk, serangga ODHA tidak perlu dikarantina !! Pergaulan tetap Manusiawi
Perjalanan penyakit HIV & AIDS Mulainya AIDS Infeksi HIV 2 org HIV positif 1 org HIV neg beresiko Terminal Tidak Terinfeksi HIV AIDS Masing-masing tahap mempunyai karakter dan membutuhkan pelayanan & dukungan yang berbeda
Tingkat epidemi yang ber-beda2 antar wilayah Sebagian besar: Concentrated epidemic. Tanah Papua: Low level Generalized epidemic Prevalence of HIV (%) (Estimation of PLWHA per projected number of adult population) 9
Epidemi HIV & AIDS di Indonesia Jumlah ODHA (Est Kemkes 2009: 186.257) C A B A C C A B B B A C C C C A C B A C C B A B A B A A A B A B B Estimasi Prev. HIV pada Pend Dewasa,2009 Estimasi Jumlah ODHA 2009 10
10 PROVINSI DI INDONESIA DENGAN KASUS AIDS TERBANYAK S/D 30 September 2011 No. 6 No. 7
Proporsi Estimasi Populasi Kunci di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009Sumber : Buku Laporan Estimasi Populasi Rawan Tertular HIV 2009, Depkes – KPA
Proporsi Estimasi Orang Dengan HIV di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009Sumber : Buku Laporan Estimasi Populasi Rawan Tertular HIV 2009, Depkes – KPA
EPIDEMI HIV/AIDS DI JAWA TENGAH1993 S/D 30 September 2011 • JUMLAH : 4.299 • HIV : 2.400 • AIDS : 1.899 • Meninggal : 555 Estimasi HIV/AIDS di Jateng Th 2009 (KPA Nasional 2009) 10.815 orang
JUMLAH KASUS HIV & AIDS DI JAWA TENGAH TAHUN 1993-30 Sept 2011
KASUS KUMULATIF HIV & AIDS YG DILAPORKAN 20 BESAR KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 1993 S/D 30 Sept 2011 VCT + LSM Kasus HIV dibanding AIDS ~ Layanan VCT + Penjangkau
DISTRIBUSI KASUS AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DI JAWA TENGAH 1993 S/D 30 Sept 2011
DISTRIBUSI KASUS AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR DI JAWA TENGAH 1993 S/D 30 Sept 2011 (27,75%) (20,8%) (14,9%) (10,64%) (8,53%) (6,53%) (3,16%) (4,27%) (1,05%) (0,47%) (0,9%) (0,58%) (0,42%) TOTAL AIDS (1993-2011) = 1.899; Usia 15 s/d 24 thn = ± 11,54%
FAKTOR RISIKO PENULARAN KASUS AIDS DI JAWA TENGAH 1993S/D 30 Sept 2011
DISTRIBUSI KASUS AIDS MENURUT JENIS PEKERJAAN DI JATENG TAHUN 1993 S/D 30 Sept 2011 (21,83%) (17,02%) (9,46%) (9,4%) (7,97%)
TREND KASUS AIDS MENURUT JENIS KELAMINDI JATENG TAHUN 1993 S/D 30 Sept 2011 2010
Penggunaan kondom konsisten pada populasi kunci (%), 2002-2007 60% Sumber: IBBS 2007 23
Perilaku berbagi alat suntik pada penasun (%), 2004-2007 40% Sumber: IBBS 2007
Kondisi Yang Mempercepat Penularan? Laki-laki Perempuan 230,000 Wanita penjula sex 3,1 Juta Pria Pembeli Sex (2-20% dari Pria Dewasa) 230.000 Men who inject drugs 1,6 Juta Per menikah dg pria pmbeli sex 800,000 Men who have sex with men Anak-anak Jumlah Penduduk Indonesia: 240 million Commission on AIDS in Asia – Projections and Implications 25
Kecenderungan Epidemi ke Depan Pasangan WPS InfeksiBaru LSL Penasun Jumlah ODHA 2009: 298.000 2014: 501.400 PelangganPekerja Sex 26
Strategi Rencana Aksi Nasional (SRAN)Penanggulangan AIDS 2010-2014 TujuanUmum • Mencegah dan mengurangi penularan HIV • Meningkatkan kualitas hidup ODHA • Mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat.
Indikator Kinerja Program Indikator utama • Cakupan • Efektifitas • Keberlangsungan program Target 2014 80% populasi kunci dijangkau program efektif 60% populasi kunci berperilaku aman 70% kebutuhan dana dipenuhi sumber domestik
Target MDG 2015 -Aspek Kesehatan: AIDS, TB, Malaria Pada tahun 2015, terjadi penurunan epidemi HIV/AIDS (infeksi baru HIV ) Menanggulangi HIV/AIDS, Malaria danpenyakitmenular lain Indikator 6.A 6.1Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-49 tahun 6.2 Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko 6.3 % remaja usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS Indikator 6.B 6.4 % ODHA yang mendapat akses pada ART Catatan: ada keterkaitan goal 6 dengan goal 1 s/d 5, 8
A. FOKUS PROGRAM • Populasi Kunci • Efektivitas: “high impact” • Efisiensi • Fokus Area • Pencegahan • Perawatan, Dukungan dan Pengobatan • Mitigasi Dampak • Lingkungan Kondusif
Fokus Pencegahan Transmisi Seksual PopulasiKunci: PerubahanPerilakuuntukmencapaiLokasiSehat CegahinfeksiHIV baru
Area Program Pencegahan Melalui Transmisi Seksual Intervensi Perubahan Perilaku Pekerja Seks , , waria Pelanggan LSL + pasangan Ketersediaan dan persediaan kondom Manajemen IMS dan VCT Infeksi HIV baru DICEGAH
Pencegahan pada Penasun (HR) • 9 Paket komprehensif HR (baru): • Pertukaran alat suntik steril • Terapi Substitusi Opiat & Rehabilitasi lain • Test HIV & konseling • Pengobatan ARV • Layanan pencegahan & perawatan IMS • Kondom bagi penasun & pasangan • KIE terfokus pada Penasun & pasangannya • Pencegahan, diagnosa & perawatan TB • Vaksinasi, diagnosa & pengobatan Hepatitis
Area Program Pencegahan Melalui Alat Suntik Intervensi Perubahan Perilaku Penasun Warga Binaan Lapas Pasangan • LJASS, - PTRM • Kondom Layanan Kes Dasar VCT, manajemen IMS, Pemulihan addiksi Infeksi HIV baru DICEGAH
AREA PROGRAM PERAWATAN, DUKUNGAN DAN PENGOBATAN Dukungan & Pendampingan Psikologis & Sosio- Ekonomis Manajemen Kasus Org yg ter- Infeksi HIV (ODHA) + pasangan Kualitas hidup ODHA + infeksi HIV baru dicegah
B. Pemberdayaan Masyarakat MengapaMasypunyaperanpenting ? 1. Masyarakatterinfeksi HIV sakit, menularkandalammasy bebanbiayaperawatan ,dll 2.Pencegahanefektifbilamasysalingberiinformasi, memampukan terhindardariperilakuberisiko 3. MasybersatumencegahpenggunaNarkobadiwilayah 4. Perawatanberbasismasy efektif ↓ stigma & diskrimin
Pemberdayaan Masyarakat 3 Peran Utama Warga (Model WPA) • Identifikasi potensi risiko di wilayah. • Edukasi dan fasilitasi ke layanan (informasi, pencegahan, test & konseling HIV, IMS, CST, dsb-nya) • Jaga ketenangan (tidak ada stigma dan diskriminasi bagi siapapun)
Peran Warga Peduli AIDS (1/3) 1. Identifikasi Potensi Risiko • Apakah ada indikasi anak2 muda akan / sudah terlibat penggunaan narkoba? Apakah ada pekerja seks (perempuan, waria atau laki-laki) di lingkungan? Apakah ada warga yang bekerja di industri hiburan malam? • Apakah ada warga ber-profesi sebagai pelaut atau supir jarak jauh atau profesi lainnya (yang sering pergi lama meninggalkan keluarga) • Apakah lingkungannya terdata (misalnya oleh puskesmas setempat) banyak kasus penyakit kelamin (termasuk keputihan) atau banyak kasus penangkapan Narkoba oleh polisi?
Peran Warga Peduli AIDS (2/3) 2. Edukasi dan Fasilitasi ke Layanan • Lurah & Ketua RT/RW (bersama toga/toma) mengetahui informasi dasar HIV & AIDS & mendidik warganya agar mengerti (melalui: pertemuan desa, arisan, rumah ke rumah, dsb, edukasi dilakukan secara kekeluargaan & tidak men-stigma) • Lurah & Ketua RT/RW mendorong & memfasilitasi warga-nya (terutama yang dianggap berperilaku beresiko untuk mengakses layanan). • Kegiatan diatas dapat dilakukan dengan dana swadaya (urunan) atau menggunakan ADD (alokasi dana desa), terutama untuk yang miskin.
Peran Warga Peduli AIDS (3/3) 3. Jaga Lingkungan Kondusif • Lurah & Ketua RT/RW (bersama toga/toma) perlu menjaga lingkungan kondusif (tanpa stigma dan diskriminasi) baik kepada ODHA, populasi kunci ,spt pengusiran • Tidak semua orang terinfeksi HIV atau berperilaku beresiko karena penyebab tunggal, tetapi karena faktor pendidikan, ekonomi, pembangunan yang tidak adil, dsb-nya. • Norma-norma adat & agama serta budaya lokal lainnya dikembangkan untuk menciptakan kasih sayang kepada sesama manusia.
Pemberdayaan Masyarakat Bagaimana realisasi-nya: • SKPD Pelaksana: BPMD • Proses Edukasi model WPA dengan sasaran: Lurah & Ketua RW/RT (incl: Toga / Toma) • Pelaporan serta Monitoring & Evaluasi rutin. Bisa dimulai pada kelurahan yang padat penasun, kasus HIV / AIDS, kasus IMS, dekat lokalisasi, dsb-nya.
Keunggulan WPA • Tumbuh dari kebutuhan ‘grass-root’ • Memperkuat semangat gotong royong (budaya yang mulai hilang) • Biaya program relatif murah (efisien). • Lebih sustain (jika donor pergi, masyarakat tetap bisa bekerja). • Jika dilakukan warga, perubahan perilaku akan lebih mudah terjadi. • Efektif mengurangi diskriminasi, karena masyarakat terdidik & terlibat langsung.
Kesimpulan • Masyarakat memiliki potensi, jangan di-nihil-kan tetapi perlu dibangkitkan dan dibesarkan. • Bersama kita bisa menyelamatkan anak bangsa dari epidemi AIDS dan Narkoba.
MARI BERTINDAK • mulai dari hal kecil • mulai dari diri sendiri • mulai dari sekarang Terimakasih