180 likes | 873 Views
HEMATOLOGI DR. RINI RAHMAWATI KADIR, M.KES. Hematologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari jaringan pembentuk darah (blood-forming tissues) dan komponen-komponen darah (circulating blood components) yang terdapat dalam sirkulasi darah .
E N D
HEMATOLOGI DR. RINI RAHMAWATI KADIR, M.KES
Hematologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari jaringan pembentuk darah (blood-forming tissues) dan komponen-komponen darah (circulating blood components) yang terdapat dalam sirkulasi darah. • Hematopoiesis adalah proses pembentukan atau perkembangan sel darah atau teori tentang asal usul darah. Pembentukan dan perkembangan sel-sel darah dimulai sejak masa embrio yaitu pada lapisan mesoderm.
Mulai usia 4 bulan, sumsum tulang secara tahap menunjukkan peningkatan aktifitas hematopoiesis sementara hati dan limpa mulai menurun terutama setelah janin berusia 6 bulan lebih • Saat sekitar kelahiran atau pada bayi baru lahir peran hati dan limpah telah di gantikan sepenuhnya oleh sumsum (intra) medullary hematopoiesis). • Pada masa bayi atau anak semua sumsum adalah aktif hematopoiesis dan di sebut sumsum merah.
Setelah dewasa yang di mulai pada usia 18 tahun sumsum merah hanya di temukan pada tulang vertebra iga sternum, pelvis, tengkorak, pangkal humerus dan femur • sisanya menjadi sumsum kuning yang banyak berisi lemak dan sudah tidak aktif lagi. • Darah adalah cairan tubuh yang paling sering di gunakan sebangai bahan pemeriksaan di laboratorium. • Untuk memperoleh darah dapat di lakukan fungsi vena, arteri, dan kapiler. • Jenis dan banyaknya darah yang di ambil tegantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
Darah adalah cairan tubuh yang paling sering digunakan sebagai bahan pemeriksaan di laboratorium. Untuk memperoleh darah dapat dilakukan fungsi vena, arteri, dan kapiler. Jenis dan banyaknya darah yang diambil tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. • Sirkulasi darah merupakan rangkaian aliran dari jantung ke aorta, arteri besar, sedang, kecil (arteriola), kapiler, vena kecil (venula), sedang, besar untuk kemudian masuk lagi ke jantung.
Darah terdiri dari 2 komponen utama yaitu komponen cairan atau plasma darah dan komponen seluler. Komponen cairan plasma darah adalah bagian darah sirkulasi tanpa disertai komponen sel. • Faktorpembekuan dalam serum telah terpakai untuk merubah fibrinogen menjadi benang fibrin yang membentuk bekuan darah tersebut. • Serum adalahbagiancairan yang bening di luarbekuandarah yang timbulbiladarah di tampungtanpaantikoagulan.
Kelainan darah didasarkan terutama pada satu jenis sel darah tertentu sedangkan bila pada lebih dari satu jenis sel darah lebih jarang terjadi. • Kelainan ERITROSIT Secara sederhana dapat digolongkan menjadi: • Kelainan jumlah eritrosit: jumlah kurang misalnya dijumpai pada anemia aplastik atau akibat kehilangan darah, sedangkan jumlah eritrosit berlebihan dijumpai pada polisitemia • Kelainan hemoglobin: bila kadar hemoglobin rendah terjadi anemia. Bila pembentukan hemoglobin terganggu akibat tidak terbentuknya 1 atau lebih rantai globin yang diperlukan untuk menyusun molekul hemoglobin maka terjadi thalassemia (termasuk kelainan genetik) Sedangkan bila fungsi hemoglobin yang tidak normal akibat pembentukan rantai globin yang abnormal disebut hemoglobinopati (termasuk kelainan didapat) • Kelainan metabolisme besi dalam proses pembentukan hemoglobin. Keadaan ini ditandai oleh maturasi eritrosit yang abnormal misalnya pada anemia sideroblastik. • Anemia hemolitik adalah anemia akibat masa hidup eritrosit yang terlalu singkat.
Kelainan LEUKOSIT • Kelainan leukosit dapat juga diakibatkan oleh jumlah yang kurang atau berlebihan, atau karena fungsinya yang abnormal. Leukopenia atau jumlah leukosit kurang dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan. Sedangkan leukimia merupakan kelainan yang disebabkan proliferasi abnormal berlebihan dari sel leukosit dan dapat digolongkan menjadi leukimia akut dan kronik. • Kelainan TROMBOSIT Kelainan disini menyangkut jumlah misalnya kurang atau trombositopeni, atau tinggi / meningkat atau trombositosis, serta kelainan bentuk misalnya ukuran besar atau raksasa.
TUJUAN PEMERIKSAAN HEMATOLOGI: • Membantu menegakkan diagnosa • Menunjang diagnosa • Membuat diagnosa banding • Memantau perjalan penyakit • Menilai beratnya sakit • Menentukan pronogsa
MACAM PEMERIKSAAN HEMATOLOGI • Pemeriksaan darah lengkap , meliputi: laju endap darah (LED), kadar hemoglobin (Hb), kadar hematokrit (Hct), hitung eritrosit, indeks eritrosit atau nilai eritrosit rata-rata (NER) yaitu volume eritrosit rata-rata (VER atau mean corpuscular volume, MCV), hemoglobin eritrosit rata-rata (HER atau mean corpuscular hemoglobin, MCH), dan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER atau mean corpuscular hemoglobin concentration, MCHC), hitung leukosit, hitung jenis leukosit (WBC differential), hitung trombosit, hitung retikulosit dan evaluasi sediaan harus darah tepi. • Pemeriksaan khusus, meliputi: hitung eosinofil, aktivitas G6PD, resistensi osmotik, malaria, filaria, pemeriksaan immunophenotyping (flow cytometry).
ANEMIA • Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal. Kadar Hb tergantung dari jenis kelamin, umur, tinggi tempat tinggal dan metode pemeriksaan yang dipakai. Klasifikasi Anemia: • Di bedakan berdasarkan secara morfologik dan faktor etiologik (penyebab), yaitu Morfologik: - Anemia Mikrositik Hipokrom - Anemia Normositik Nomokrom -Anemia makrositik • Dasar klasifikasi ini adalah hasil evaluasi hapusan darah tepi serta hitung nilai eritrosit rata-rata (NER) yaitu volume eritrosit rata-rata (VER atau MCV), hemoglobin eritrosit rata-rata (HER), MCH), dan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER, MCHC).
Etiologik: • Kehilangan darah • Akut • Menahun • Aktivitas eritropoiesis berkurang • Anemia gizi: kekurangan protein, asam folat, besi, vitamin B12, dll • Kegagalan sumsum tulang memproduksi eritrosit: anemia aplastik, anemia pada keganasan, dll • Detruksi eritrosit meningkat • Herediter: kelainan membran eritrosit, kelainan enzim, hemoglobinopati • Didapat: kelainan imunologik, obstetrik, mekanik, infeksi, zat kimia, fisika, dll.
Pemeriksaan: • Penegakan diagnosis anemia berdasarkan riwayat penyakit (anamnesa), pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, lainnya) Pengobatan / Penatalaksanaan • Berdasarkan koreksi faktor etiologik sekaligus perawatan penunjang yang disertai pemantauan klinis dan laboratorik secara berkala sehingga mencapai keadaan normal.