260 likes | 432 Views
A review of SAGE Handbook of Education for Citizenship and Democracy Chapter 29. Contributors: James Arthur & Ian Davies & Carole Hahn Print Pub. <br>Date: 2008 <br>Online Publication. <br>Date: October 01, 2010<br>Print ISBN: 9781412936217 <br>Online ISBN: 9781849200486 <br>DOI: 10.4135/9781849200486 <br>Print pages: 377-388
E N D
LiterasiPolitik IAN DAVIES The Sage Handbook of Education For Citizenship and Democracy Chapter 29
Pembahasan Ian Davies ? Membahasteoridanpenelitian yang dilakukan Crick
Fokus Crick • Ada tigapoin yang menjadifokus Crick dalam program pendidikanpolitikyaitu: • Pendidikanpolitiktidaklagibisadihindari • Adanya proses yang panjang, perhatian, maupunwaktudalamperkembanganpendidikandanliterasipolitik • Politikharusdiajarkandenganmetode yang menyenangkan
POIN PERTAMA • Tahun 1970 di Inggris, setiappendudukberusia 18 tahunsudahdiperbolehkanuntukmemilih • Ketidaktepatanparadigmapolitikbagikaummudapadatahun 1960-an • Kecenderunganpeningkatanaksikekerasandankurangnyapartisipasipolitikmasyarakat • Olehkarenaitu, pendidikanpolitiktidaklagibisadihindari.Partisipasimasyarakatdalam proses demokrasidanhubungannyadenganpemerintahbukanhanyahubungansalingmempengaruhinamunjugahubunganfungsional. Pendidikanpolitikdipandangperluuntukdiintegrasikandalam program pendidikan
POIN KEDUA (Periodetahun 1970-1990) • Heater (1977), Brennan (1980) dan Batho (1990), merupakantokoh-tokoh yang setujudengangagasanoposisi aktif untuk pendidikan politik di Inggris. • Sangatsedikitpendidikanpolitikyang dilakukan secara eksplisit sebelum tahun 1970-an. • Pendidikanpolitiksecarafundamental dilakukanoleh Dewey (1916 dan1966), dikembangkandanditelitisecararelevan olehOliver dan Shaver (1966), dandilanjutkanolehCrick di tahun 1970 untuk mempromosikan politik melalui Program Pendidikan Politik • Selama tahun 1980 dan 1990-an, pendidikan politik dan politikliterasiditolakdalamberbagaipendekatanpembelajaran. • Barusetelahperiodetahun 1990-an, pendidikan kewarganegaraan (yang mencakup pendidikan politikdidalamnya) dipandang baikdanmemiliki signifikansi tinggi.
POIN KEDUA (Periodetahun1990-2000) • Perlu ditekankan bahwaakar dari laporan Crick yang menekankan melek politik belum diperkuat denganupayaagar subjekpembahasandijadikan sebagai bagian dari Kurikulum Nasional (QCA/DfEE, 2000). • Pada saat itu, komunitasterfokuspada agenda politikpenguasa. • Penguasaankonsepsisangat minim karenaterbatasnyapemahaman politik; sarana yang profesional bisa mulai mengembangkan ide mendasar dalampenemuan caramengajar yang menarik tetapi dalam konteks kontroversial • Pendidikanpolitikdiperebutkanolehpendidikan IPSdan dikelola secarasentraloleh guru sehinggabukannyamemperjelas, tapimenambahkebingungandanpengabaian lebih lanjut dari politik. • DisiniCrick (2000) melihat pendidikan kewarganegaraan hanya sebagai konjungsi sederhana politik dan ilmu sosial adalah politik yang cerdas.
POIN KETIGA • Apa yang dibutuhkan pada saat ini dalam pengembangan literasi politiksecarapraktis, terorganisir,dan sistematis. • Crick memandangbahwapendidikanpolitikharusdilakukansecaramenyenangkan • Adapunkonsepdasaryang dipandangperludalammembentukliterasipolitikmasyarakatadalah: • rasionalitas didasarkan pada apresiasi kritis realitas sosial dan politik; • toleransi dalam konteks demokrasi pluralistik; • partisipasi yang timbul dari penerimaan seseorang akantopiksospol; • tanggung jawab, penghargaan hak-hak orang lain, dan hak sendiri. Lebihlanjut, guru harusmempumendorongsiswadalamhal: • keterbukaanpikirandanmobilisasi • pengetahuandanpemahaman, baikdenganjalandiskusiterbukaataupenggunaanbahasa yang pesuasif.
Angka LITERASI POLITIK di indonesia Berapasihangkamelekpolitik di Indonesia ??? • Jangankan MELEK POLITIK, angka MELEK HURUF pada orang dewasa di Indonesia menurut data UNESCO (2012) sebesar 65.5%. • 35.5% orang dewasa di Indonesia masih BUTA. • Indonesia menempatiurutan ke-64 dari 65 negara yang diteliti
Persoalan Data! • Jikamengacupadapendapat Crick (2005) bahwaliterasimerupakangabunganantarapengetahuan, sikap, danketerampilanmakadapatdikatakanbahwa data yang mengulastentangliterasi di Indonesia belumada. • Yang sejauhiniditeliti di Indonesia adalahangkapartisipasipolitikyang sebenarnyatidakcukupmenggambarkanketigaaspekliterasisebagaimana yang dipaparkanoleh Crick
KesalahanPersepsi SeringkalikeberhasilanpendidikanpolitikdiukurdenganpersentasepartisipasimasyarakatdalamPemilu. Pertanyaannyaadalah: • Apakahjikatingkatpartisipasipolitikmasyarakattinggi, bisadikatakanbahwatingkatliterasipolitikmasyarakatjugatinggi? • ApakahtingkatpartisipasimasyarakatdalamPemilumerupakantolokukurkeberhasilanpendidikanpolitikdalammenciptakanliterasipolitik? • Gun Gun Heryantodalambuku Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi (2012) mengatakanbahwarasioattentive public(publik yang berperhatian) di sebuah negara jarang melampaui angka 15% walau statistik mencatat bahwa tingkatpartisipasipolitikdi beberapanegaraseperti India, Tanzania, Nigeria, Mexico, Brazil mencapai 64,5%
MODEL PENDIDIKAN POLITIK • Crick (2005) menggambarkanpendidikanpolitiksebagaisaranauntukmembentukliterasipolitikmasyarakatmelaluipendidikan formal maupun informal denganpenekananpadapenguasaankonsep, kemahiranberbahasa, denganmenguraikanmasalahfaktual yang dekatdengankehidupanmasyarakat. Konseppolitikdisinidimaknaikonsepmengenainegara, masyarakat, danhubungandiantarakeduanya. • Merujukpadastudi yang dilakukanoleh Paulo FrieredalambukunyaPolitikPendidikan, Kebudayaan, Kekuasaan, danPembebasan (2004), adagagasanbahwapendidikanpolitiktidakhanyahanyadipandangsebagaialatuntukmempertahankannilaiataudukunganpadarejim yang berkuasanamunberfungsiuntukmelakukan proses penyadaran. • Penyadarandisinibisadimaknaisebagai proses pendidikandanpembinaanuntukmelahirkannilaidanbudayabaru, sertamerekonstruksimasyarakat.
InstrumenPerkembanganLiterasiPolitikdi Indonesia • PendidikanKewarganegaraan • PartaiPolitik • Media/Pers • Non Government Organisation/LSM
SEKIAN Terimakasih