290 likes | 531 Views
EFEKTIVITAS TEPUNG HIPOTALAMUS SAPI DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii). Seminar Komprehensif. RYAN ADHITIA MUSLIM 230110080112. FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN. Pembimbing : Dr. Ir. Iskandar , M.Si
E N D
EFEKTIVITAS TEPUNG HIPOTALAMUS SAPI DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii) Seminar Komprehensif RYAN ADHITIA MUSLIM 230110080112 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN Pembimbing : Dr. Ir. Iskandar, M.Si Ujangsubhan, S.Pi., M.Si Penelaah : Kiki Haetami, S.Pt., MP
CRH = Corticotropin Releasing Hormon TRH = Thyrotropin Releasing hormon GnRH = Gonadotropin Releasing Hormon GHRH = Growth Hormon Releasing Hormon Somatostatin Dopamine
IdentifikasiMasalah • Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahannya yaitu sejauh mana pengaruh pemberian tepung hipotalamus sapi terhadap pertumbuhan benih ikan tambakan (Helostoma temminckii).
TujuanPenelitian • Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pakan yang ditambahkan tepung hipotalamus sapi dapat memberikan laju pertumbuhan optimal pada benih ikan tambakan (Helostoma temminckii)
ManfaatPenelitian • Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan solusi untuk optimalisasi pertumbuhan benih ikan tambakan dengan menggunakan pakan yang diberi tambahan tepung hipotalamus sapi.
KerangkaPemikiran KegiatanPemeliharaanikanTambakan Kendala Penambahan tepung hipotalamus sapi Pakan / asupannutrisi Suplemen Efek Membantuprosespertumbuhan
Hipotesis • Penambahan dosis tepung hipotalamus yang berbeda akan mempengaruhi pertumbuhan benih ikan tambakan (Helostoma temminckii)
WaktuPenelitian Penelitiandilaksanakanselama 40 hariyaitudaribulan April 2012 sampaiJuni 2012 TempatPenelitian Penelitiandilaksanakandi hatchery BalaiPelestarianPerikananPerairanUmum, Cianjur, Jawa Barat.
Alat-alatPenelitian • 15 buah akuarium berukuran 100x40x40 cm sebagai wadah tempat pemeliharaan benih ikan. • Blower, selang aerasi dan batu aerasi untuk suplai oksigen pada setiap akuarium. • Timbangan analitik merek Lantescale dengan tingkat ketelitian 0,01 gram untuk menimbang bahan penelitian. • Alat pencetak pelet • Baskom sebagai wadah untuk menampung benih ikan. • Serok untuk mengambil benih ikan. • Selang berdiameter 1 cm untuk penyiponan dan untuk mengganti air. • Peralatan pengukur kualitas air untuk mengukur suhu, ammonia, oksigen terlarut dan pH air.
MetodePenelitian • Metodeeksperimentaldenganrancanganacaklengkap (RAL) Perlakuan A : pemberiaanpakantanpatepunghipotalamus (kontrol) Perlakuan B : pemberiaanpakandenganpenambahan 0.05% tepunghipotalamus Perlakuan C : pemberiaanpakandenganpenambahan 0.10% tepunghipotalamus Perlakuan D : pemberiaanpakandenganpenambahan 0.15% tepunghipotalamus Perlakuan E : pemberiaanpakandenganpenambahan 0.20% tepunghipotalamus
Persiapan Pakan Uji Pakan Komersil Hipotalamus Pencampuran pakan Penepungan dengan Freezy Dry Peleting
PelaksanaanPenelitian • Benihikanuji yang telahdiaklimatisasiditimbangdandiukurpanjangnyaterlebihdahulukemudiandimasukankedalamakuarium. • Memberikanpakansebanyak 5% daribobot biomass denganfrekuensipemberianpakansebanyak 3 kali seharipadapukul 08.00, 12.00 dan 16.00 • Melakukanpenyiponandenganfrekuensidua kali seharipadapagiharidan sore harisebelumpemberianpakan. • Melakukanpengamatanterhadapkelangsunganhidupbenihikansetiaphari. • Melakukan sampling bobotbenihikansebanyak 5 ekorsecaraacakdiwadahpenelitiansetiap 10 hari. • Melakukanpengukuran parameter kualitas air (pH danoksigenterlarut) dilakukantiga kali selamapenelitian, sedangkansuhudiperiksasetiaphari. • Melakukanpergantian air denganfrekuensisatu kali dalamempathari
Analisis Data • Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis keragaman dengan uji F untuk mengetahui pengaruh dari setiap perlakuan. Selanjutnya untuk melihat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan dengan taraf 5 %
Hasil dan Pembahasan Laju Pertumbuhan Bobot • Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan tepung hipotalamus dalam pakan buatan menghasilkan rata-rata laju pertumbuhan sebesar ± 1,66 – 2,32 %. • Penggunaan tepung hipotalamus dalam pakan buatan sebanyak 0,10% dari total pakan menghasilkan laju pertumbuhan tertinggi yaitu 2,32% sedangkan penggunaan tepung hipotalamus dalam pakan buatan sebanyak 0% menghasilkan laju pertumbuhan terendah yaitu 1,66%.
Kelangsungan Hidup • Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, menunjukan bahwa kelangsungan hidup dari setiap perlakuan memberikan hasil yang tidak berbeda nyata. • Penambahan tepung hipotalamus sebanyak 0,05% menghasilkan tingkat kelangsungan hidup sebesar 90%, diikuti oleh jumlah penambahan tepung hipotalamus sebanyak 0% (kontrol) atau tanpa peambahan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup sebesar 80%, jumlah penambahan tepung hipotalamus sebanyak 0,20% menghasilkan kelangsungan hidup sebesar 73,33% pada jumlah penambahan 0,15% menghasilkan 66,67% dan pada jumlah penambahan 0,10% menghasilkan kelangsungan hidup sebesar 63,33%.
Kualitas Air • Suhu selama penelitian berkisar antara 22-23,5 oc. Litelatur suhu optimum yang baik bagi tempat hidup dan pertumbuhan ikan tambakan masih terbatas, namun dari hasil pengamatan selama masa pemeliharaan ikan tambakan suhu yang berkisar antara 22 – 23,5oc masih layak untuk media hidup ikan tambakan. • Hasil pengukuran derajat keasamaan (pH) selama penelitian berkisar antara 6,70 – 8,45. Sedangkan literatur mengenai pH yang layak untuk tempat hidup dan pertumbuhan ikan tambakan masih sangat terbatas. • Oksigen terlarut dalam media pemeliharaan selama penelitian berkisar antara 3 - 5 mg/L.
Kesimpulan • Penggunaan tepung hipotalamus dalam pakan buatan berpengaruh terhadap pertubuhan benih ikan tambakan namu tidak berpengaruh dalam kelangsungan hidup benih ikan tambakan. • Penggunaan tepung hipotalamus pada pakan buatan dengan dosis 0,10% dari total pakan yang diberikan menghasilkan pertumbuhan yang optimal dengan nilai rata-rata bobot tubuh ikan sebesar 10,22 gr dengan laju pertumbuhan 2,32%.
Saran • Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, disarankan agar penggunaan tepung hipotalamus pada pakan buatan sebesar 0,10% agar mendapatkan pertumbuhan yang optimal.