260 likes | 688 Views
ertemuan 11. P. Angka Indeks J0682. Tujuan Belajar. Setelah mempelajari bab ini, Mahasiswa diharapkan mampu: Menjelaskan pengertian angka Indeks Menjebutkan berbagai macam angka Indeks Menghitung berbagai macam angka Indeks dan mengimplementasikan
E N D
ertemuan11 P Angka Indeks J0682
Tujuan Belajar Setelah mempelajari bab ini, Mahasiswa diharapkan mampu: • Menjelaskan pengertian angka Indeks • Menjebutkan berbagai macam angka Indeks • Menghitung berbagai macam angka Indeks dan mengimplementasikan • Menguji angka Indeks dan mendeflasikan data berkala
Materi I ndek agregat ndek harga relatif sederhana ndeks rata-rata harga relatif ngka indeks berantai endeflasian data berkala I I A P
Buku Acuan 1 . Statistik (2000) kar. J. Supranto, jilid 1 Chap.11 edisi keenam, halaman280 – 303 . Statistika, Teori dan Aplikasi (2001), Bab 08, kar. Wayan Koster, edisi pertama, halaman 197 - 235 2
TM FRAKTIL • Hitung data diatas : • Kuartil 1, 2, dan 3 • Desil 3, 6, dan 8 • Persentil 17, 45, dan 93
ANGKA INDEK 08 - 01 Adalah angka yang dipakai sebagai alat perbandingan dua atau lebih kegiatan yang sama untuk kurun waktu yang berbeda. Satuan angka indeks % namun dalam prakteknya jarang dipakai. • Ada dua jenis periode • Periode Dasar. Periode yang dipakai sebagai dasar dalam membandingkan kegiatan tersebut.Umumnya nilainya = 100 • 2. Periode Berjalan / Bersangkutan.Periode yang dibandingkan dalam kegiatan tersebut • Contoh : • Penduduk Indonesia = 97.085.348 jiwa • meningkat = 147.490.298 jiwa • Apabila Periode Dasar 1960 Indeks Penduduk Indonesia 1960 =
Indeks Penduduk Indonesia 1970 • = • Ada kenaikan 51,92% (151,92 – 100) • Bagaimana kalau Periode Dasarnya 1970 • Penyusunan Angka Indeks (Baik) : • Perumusan Masa Depan • Angka Indeks harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan dan ukurannya sama. • Pemilihan Periode Dasar • A. Keadaan ekonomi relatif mantap dan stabil • B. Jangan terlalu jauh • Jenis Angka Indeks (Penggunaan) : • Indeks Harga (Price Index) • Mengukur perubahan harga barang • Misal : Indeks harga konsumen • Indeks harga perdagangan besar • Indeks harga yang dibayar dan diterima petani • Indeks Kwantitas (Quantity Index) • Mengukur kwantitas suatu barang yang diproduksi dikonsumsi maupun dijual 08 - 02
08 - 03 • Misal : Indeks Produksi Beras • Indeks Konsumsi Kedelai • Indeks Penjualan Jagung • 3.Indeks Nilai (Value Index) • Perubahan nilai dari suatu barang, baik yang dihasilkan diimpor maupun diexport. • Misal : Indeks nilai export kopra • Indeks nilai import beras • Berdasar Cara Penentuan : • Indeks Tidak Berimbang • Yang dalam pembuatannya tidak memasukkan faktor yang mempengaruhi naik-turunnya angka indeks • A. Metode Angka Relatif • B. Metode Agreagat • C. Metode Rata-Rata Relatif • 2. Indeks Tertimbang • Memasukkan faktor yang mempengaruhi • Metode Agregat Sederhana Tertimbang • Metode Laspeyres • Metode Paasche • Metode Drobisch • Metode Fisher • Metode Marshall – Edgeworth • Metode Walsh
08 - 05 • Agregat Indeks Harga 1971 = 100 Indeks Harga C.Rata- Rata Relatif
08 - 06 INDEK BERHIMBANG Indeks Harga 1971 = 100 Indeks Harga • LASPEYRES (QO TETAP) • P = HARGA Q = JUMLAH ATAU KWANTITAS
08 - 07 Disini indeks 1971 = 100 ( Th. Dasar) B. PAASCHE ( Qn Tetap ) Menggunakan kuantitas tahun tertentu sebagai timbangan
08 - 08 Rumus : • Disini diumpamakan indeks 1971 = 100 • C. PROBISH ( Rata Hitung ) • Rumus yang terdapat diantara kedua hasil perumusan LASPEYRES dan PASCHE • PROBISH menganjurkan sistem rata – rata bagi hasil indeks LASPEYRES dan PAASCHE jika hasil kedua indeks tersebut berbeda jauh
08 - 09 D. FISHER ( Rata Ukur ) Dikenal juga dengan nama Indek Indial Rumus : • Hasil Fisher relatif tidak begitu berbeda dengan hasil Drobisch • Meskipun demikian, hasil indeks Fisher < dibanding hasil Drobisch • E. MARSHALL – EDGEWORTH • Rata-rata tidak dilakukan terhadap indeks PAASCHE dan LASPEYRES, tetapi dilakukan terhadap timbangan kuantitasnya (Q) Rumus :
08 - 10 Indeks Harga 1970 = 100 Indeks Harga F. WALSH Rumus :
KESIMPULAN • A.Indeks Tidak Tertimbang • Metode Angka Relatif • 2. Metode Agregat • 3. Metode Rata Relatif • B.Indeks Tertimbang • 1. Indeks Laspeyres • 2. Indeks Paasche • 3. Indeks Drobisch • 4. Indeks Fisher • 5. Indeks Marshal - Edgeworth 08 - 11
LATIHAN ANGKA INDEKS Tabel. Kuantitas Produksi dan harga eceran tiga jenis barang, 1994 dan 1995 • Tentukan Indeks Kuantitas Relatif barang Y tahun 1994, apabila tahun dasar 1995. • Tentukan Indeks Kuantitas Rata rata Relatif tahun 1995 dengan tahun dasar 1994. • Tentukan Indeks Kuantitas Laspeyres 1995, Paasche 1995, Drobisch 1995 dengan tahun dasar 1994 • Tentukan Indeks Marshall – Edgeworth 1995 dan Walsh 1995 dengan tahun dasar 1994
DEFLASI (Membandingkan) • Meskipun pendapatan seseorang setiap periode • (= Tahun) meningkat , namun pendapatan nyata • (Riil) belum tentu naik bahkan mungkin turun • Nilai Uang = Daya Beli Uang • Pendapatan Nyata • Dengan membandingkan (Deflasi) nilai pendapatan nyata dengan Indeks Harga (Indeks Biaya Hidup) • Ada tahun dasar (Tahun Patokan) = 100 % • Indeks Harga Berfungsi sebagai Deflator Contoh Pendapatan Pak Bima Tahun 1990 adalah 160% Dibandingkan tahun 1980 (naik 60%) Sedangkan indeks biaya hidup telah naik 2x lipat Dibandingkan tahun 1980 (sbg tahun patokan) • Pendp. Nyata = 160/2 = 80% saja
Contoh Lagi • Tentukan Upah Nyata dari soal diatas • Langkah Satu • Tahun dasar 1995 = 100% maka • indeks Harga Konsumen yang • baru • Langkah Dua • Tentukan upah nyata (pendapatan Riil) • dengan cara membagi upah rata dengan • IHK yang baru
Tahun dasar tetap 1995 = 100% Upah nyata Arti Upah Nyata Misal Tahun 1999: Upah Rata Rp.3000 dengan IHK = 129,3%. Upah nyata hanya Rp.2320 Artinya telah terjadi penurunan nilai uang akibat Kenaikan harga dan lain lainnya.
Sejak 1995 – 1999 • Upah rata rata naik sebesar 100% dari • Upah nyata (Pendapatan Riil) naik 54,7% dari • Jadi periode 1995-1999 upah yang diterima • Naik 100%, tetapi sebenarnya upah nyata Hanya naik 54,7% • Daya Beli • Dengan memakai IHK baru, tentukan daya beli rupiah per tahun bilamana dianggap 1 rupiah (1995) benar-benar bernilai 1 rupiah atau mempunyai daya beli 1 rupiah • Jawab • Karena tahun 1995, 1 rupiah mempunyai daya beli 1 rupiah maka upah Pak Bima (1995) dengan Indeks 100 % adalah : • Sehingga :
Daya Beli • Artinya : • Uang 1 upaih pada tahun 1995 mempunyai daya beli • hanya 0,94 rupiah pada tahun 1996 dan 0,83 • rupiah pada tahun 997 dan seterusnya • Dengan kata lain • Daya Beli tahun 1996 turun sebesar • Daya beli tahun 1997 turun 17%
Soal • Ditanya : • IHK Baru • Gaji Rill (nyata) • Jika Tahun 2002 IHK = 145 ingin kenaikan gaji 10% dari 2001 berapa sebaiknya upah normal yang harus diberikan PT.ITB • Daya beli per 1 Rupiah • Asumsi • Tahun dasar adalah 1997
Jawab Kenaikan gaji 10% = 110% x Rp. 2.721.418,97 = Rp. 2.993.560,87 (upah normal) Jadi upah nominal 2002
Jawab Tahun Dasar 2000 • IHK Baru • Produk Domestik Bruto Nyata • Daya Beli Rupiah • Pernah terjadi Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 1995 IHK = 400 terjadi penurunan 10% dari tahun 1996. • Berapa PDB Nominalnya ? Latihan