1.16k likes | 6.94k Views
ASUHAN NEONATUS BAYI DAN BALITA. LINGKUP ASUHAN. Bayi Baru Lahir Normal Bayi Baru Lahir bermasalah Kelainan – kelainan pada BBL Trauma pada BBL Neonatus beresiko tinggi Neonatus, bayi dan anak balita dengan penyakit yg lazim terjadi. PENGERTIAN.
E N D
LINGKUP ASUHAN • Bayi Baru Lahir Normal • Bayi Baru Lahir bermasalah • Kelainan – kelainan pada BBL • Trauma pada BBL • Neonatus beresiko tinggi • Neonatus, bayi dan anak balita dengan penyakit yg lazim terjadi
PENGERTIAN • Neonatus : Bayi yg baru lahir melalui proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin (0 – 28 hr / 4 mg ) • Bayi : Sejak lahir sampai usia 1 th • Balita : Bayi berusia di bawah 5 th
I. Bayi Baru Lahir Normal • BBL Normal adalah Bayi baru lahir dg BB antara 2500 gr s/d 4000 gr dg lama kehamilan antara 37 minggu s/d 42 minggu
II. Bayi Baru Lahir Bermasalah • Bayi baru lahir bermasalah adalah bayi yg mengalami masalah pada periode neonatus • Masalah – masalah yg terjadi : • Ikterus • Diare • Muntah dan gumoh • Seborhea • Ruam popok
III. Kelainan pd BBL (kelainan kongenital) • Kelainan kongenital adalah kelainan atau cacat yg didapatkan sejak dr konsepsi sampai dibawa waktu lahir, di mana merupakan kelainan dlm pertumbuhan struktur / susunan organ tubuh bayi Diantaranya adalah : • Hernia diafragma • Omphalocele • Atresia Ani
Lanjutan........ • Hishprung • Spina Bifida • Meningokel • Hidrocephalus • Clubfoot • Polydactili • Syndactili
IV. Trauma pd BBL • Trauma kelahiran (kelainan yg didapat) adalah kelainan yg terjadi krn roda paksa akibat tindakan persalinan yg tidak dpt dihindari • Macam-macam trauma kelahiran • Trauma jaringan lunak • Trauma pd susunan syaraf • Trauma pd tulang
V. Neonatus Resiko Tinggi • Neonatus resiko tinggi adalah : kelompok BBL yg scr statistik menunjukan kemungkinan lebih tinggi utk sakit atau mengalami kematian dlm periode neonatal
Neonatus resiko tinggi • BBLR • Asfiksia • Sindrom gangguan nafas • Ikterus/ hiperbilirubin • Hipoglikemi • Sepsis neonatorum • Tetanus neonatorum
IV. PENYAKIT YG LAZIM TERJADI • DHF • DIFTERI • MORBILI • PERTUSIS
1. PERNAFASAN • BBL harus mencoba bernafas dlm waktu 1-2 menit setelah lahir • BBL bernafas 60x/mnt dlm 2 jam pertama setlh lahir • Cuping hidung membesar ketika bernafas • Kulit dibawah iga bergerak ketika mengambil nafas
2. Detak jantung bayi • Detak jantung BBL 120-160x /mnt • Hitung dng stetoskop 2 jari diatas dada selama 1 menit • Jika < 100x/mnt -> pertolongan medis
3. Tonus otot • Tonus otot baik : lengan kaki perpegang erat kuat pada badan , siku lengan dan lutut menekuk • Tonus otot lemas : kaki & lengan lepas terbuka -> stimulasi dng gosok punggung • Jika tonus otot sangat lemah : coba bersihkan mulut & hidung
4. Refleks • Gerak badan alami & reaksi tanpa berfikir sesuatu • Refleks yg baik -> tanda otak dan syaraf bekerja baik • Reflek BBL antara lain; • meringis, bila jari dimulut bayi ->menghisap • Moro -> bayi jika direbahkan / ada suara keras bayi akan menghempaskan lengan lebar2 • Bersin -> bayi bereaksi terhadap lendir & air
5. Warna • BBL -> warna biru dng cepat berubah menjadi merah dalam 1-2 menit • Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering • Membantu bayi mulai menyusu • Mengobati mata • Pemberian erytromycin 0,5%/oksitetracyklin 1% • Jika mata bengkak /bernanah -> bantuan • Ibu bisa juga mempunyai infeksi vagina tanpa diketahui E. Berikan injeksi Vik K1 -> dosis 1 mg /im
Kontrol Suhu pada Neonatus • Dlm kandungan suhu tubuh ibu lbh hangat dr pd suhu diluar • Saat lahir kemampuan BBL blm baik -> BBL basah -> dpt menurunkan suhu tubuh • Kehilangan suhu tubuh disebabkan oleh krn penguapan cairan dr permukaan tubuh bayi -> dpt dicegah -> dikeringkan, kontak langsung dg ibu (skin to skin), diselimuti
Cara Kehilangan Panas • Evaporasi Menguapnya cairan dari kulit bayi yg basah • Radiasi Kehilangan panas karena tubuh bayi yg lebih panas menyentuh permukaan yg lbih dingin, misalnya ruangan ber-AC
Konduksi Kehilangan panas karena berhubungan langsung dg alat/benda yg lebih dingin, misalnya popok yg basah, ditimbang tanpa kain • Konveksi Terjadi bila bayi berada di ruangan terbuka/relatif lbh dingin, misl : tempat tidur dekat jendela
Ciri-ciri Bayi Normal • Penampilan • BB 2.500 – 4000 gr • PB ± 50 cm, Lingkar kepala 31 – 36 cm • Lingkar kepala 31 – 36 cm • Kepala berukuran ¼ tubuhnya, tubuh lentur • Saat terlentang -> kepala condong kesamping • Posisi telungkup, bokong terangkat, lutut menekuk menyentuh perut, kep miring kesamping
Kulit • Vernic caseosa terserap dlm bbrapa jam • Warna kulit kemerahan (tergantung etnis) • Kuku panjang, kadang melebihi ujung jari • Rambut halus dan lembut
Alat kelamin dan payudara • BBL memiliki jaringan payudara • Bayi laki2 testis turun di skrotum • Bayi perempuan labia mayora menutupi labia minora
Mata Adanya pembengkakan merah Perhatikan : Bayi besar / kecil, gemuk/ kurus • Sesuai tdk lengan, kaki dan kepala • BBL tegang / tenang • Aktif / Pasif
Tujuan • Mampu melakukan penilaian awal & langkah esensial asuhan BBL • Pencegahan infeksi pd BBL • Menjaga temperatur & mencegah kehilangan panas tubuh • Memahami manfaat kontak dini (termasuk asupan dini ASI) & rawat gabung ibu-bayi • Melakukan profilaksis gangguan pd mata
Menjelaskan cara yg benar dlm pemberian ASI / laktasi • Melakukan perawatan & mencegah gangguan pada payudara • Melakukan inisiasi pernafasan pd asfiksia • Mengenali kondisi kesehatan BBL yg memerlukan pelayanan rujukan/tindakan lanjutan • Penatalaksanaan bayi dg pewarnaan mekonium pd cairan ketuban
Penatalaksanaan Awal BBL • Penilaian awal • Mencegah kehilangan panas tubuh • Rangsangan taktil • Merawat tali pusat • Memulai pemberian ASI • Pencegahan infeksi, termasuk profilaksis gangguan mata
Pencegahan Infeksi • Cuci tangan s’blm & setelah kontak dg bayi • Gunakan sarung tangan bersih saat menangani bayi yg belum dimandikan • Semua peralatan sdh di DTT & jangan menggunakan alat dr bayi yg satu dg lainnya s’blm di proses dg benar • Pastikan handuk, pakaian, selimut, kain dsb dlm keadaan bersih s’blm dipakaikan pd bayi, termasuk penggunaan timbangan, pita pengukur, stetoskop & peralatan lainnya
Penilaian Awal • Menangis kuat / bernafas tanpa kesulitan • Warna kulit bayi ( merah muda, pucat, atau kebiruan ) • Gerakan, posisi ekstremitas / tonus otot bayi
Mekanisme kehilangan panas tubuh • Tubuh BBL blm mampu melakukan regulasi temperatur tubuh shg apabila penanganan pencegahan kehilangan panas tubuh & lingkungan sekitar tidak disiapkan dg baik, tersebut dpt mengalami hipotermia yg dpt mengakibatkan bayi mjd sakit / mengalami gangguan fatal
Mekanisme kehilangan panas tubuh • Evaporasi (penguapan cairan pd permukaan tubuh bayi) • Konduksi (tubuh bayi bersentuhan dg permukaan yg temperaturnya lebih rendah) • Konveksi (tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan bertemperatur dingin • Radiasi (pelepasan panas akibat adanya benda yg lebih dingin di dekat tubuh bayi)
Pencegahan kehilangan panas tubuh • Keringkan tubuh bayi dg handuk bersih, kering & hangat • Selimuti • Tutup bagian kepala bayi • Minta ibu untuk mendekap tubuh bayi & segera menyusukan bayinya • Tempatkan bayi di lingkungan yg hangat • Jngn sgra menimbang (tanpa tutup tubuh) & memandikan bayi
Rekomendasi untuk memandikan bayi • Tunggu minimal 6 jam s’blm memandikan bayi (tunggu lbh lama utk bayi asfiksia / hipotermia) • Lakukan stlh temperatur (36,5 – 37,5C) • Memandikan dlm ruangan yg hangat & tidak banyak hembusan angin
Lanjutan...... • Mandikan secara cepat dg menggunakan air hangat, segera keringkan tubuhnya (dg handuk bersih, kering, dan hangat) dan segera kenakan pakaiannya • Tempatkan di dekat ibunya & beri ASI sedini mungkin
Merawat tali pusat • Sementara menggunakan sarung tangan, bersihkan cemaran/darah dlm larutan klorin 0,5% • Bilas dg air matang/DTT kemudian keringkan dg handuk • Ikat (dg simpul kunci) tali pusat pada 1 cm dr pusat bayi (dg tali/penjepit)
Lepaskan klem penjepit tali pusat & masukan dlm klorin 0,5% • Jangan kompres/membungkus tali pusat (pengolesan alkohol/povidone iodine pd putung tali pusat msh dibolehkan slm tidak menyebabkan tali pusat basah/lembab)
Nasehat bagi ibu atau keluarganya untuk merawat tali pusat • Lipat popok dibawah putung tali pusat • Jika putungnya kotor, bersihkan dg air matang/DTT kemudian keringkan kembali secara seksama • Warna kemerahan/timbulnya nanah pd pusar/putung tali pusat adalah tanda abnormal (bayi tersebut harus dirujuk untk penanganan lebih lanjut)
Mulai pemberian ASI • Pastikan pemberian ASI dimulai dlm 1 jam stlh bayi lahir • Anjurkan ibu memeluk & menyusukan bayinya stlh tali pusat dipotong • Lanjutkan pemberian ASI stlh plasenta lahir & tindakan lain yg diperlukan, stlh selesai dilaksanakan • Minta anggota keluarganya membantu ibu menyusukan bayinya
Pedoman Umum Menyusui • Mulai dlm 1 jam stlh bayi lahir • Jangan berikan makanan/minuman lain selain ASI • Pastikan ASI diberikan hingga 6 bulan pertama kehidupan bayi • Berikan ASI setiap saat (siang & malam) bila bayi membutuhkannya
Pemberian ASI secara dini • Merangsang produk ASI • Memperkuat refleks isap bayi • Promosi keterikatan pasif melalui kolostrum • Merangsang kontraksi uterus (untuk involusi)
Cara menyusui • Peluk tubuh bayi & hadapkan mukanya ke payudara ibu shg hidungnya berada di depan puting susu • Dekatkan mulut bayi ke payudara bila tampak tanda2 siap menyusui
Cara menempelkan mulut pada payudara : Sentuhkan dagu bayi pd payudara Tempelkan mulutnya (yg terbuka lebar) pd puting susu shg melingkupi semua aerola mama (bibir bawahnya melingkupi puting susu) • Perhatikan gerakan menghisap & jaga agar hidung bayi tidak tertutup oleh payudara
Perawatan Payudara • Pastikan puting susu & aerola mamae sllu dlm keadaan bersih • Gunakan kain bersih utk menyeka puting susu & gunakan sedikit ASI sbg pelembab • Lecet & retak bukan alasan utk menghentikan pemberian ASI, ajarkan cara menyusukan yg benar utk menghindarkan lecet/retak & kurangnya asupan utk bayi • Ajarkan cra utk mengenali & mencari pertolongan bl trjd bendungan ASI/mastitis
Tetes Mata Profilaksis • Gunakan tetes mata perak nitrat 1%, salep tetrasiklin 1% atau salep eritromisin 0,5% • Berikan dlm 1 jam pertama kelahiran • Setelah pemberian tetes mata profilaksis, kembalikan bayi pd ibunya untk disusukan & bergabung kembali
Meconeum pd cairan ketuban • Berkaitan dg adanya gangguan intrauterin kesejahteraan bayi terutama bila konsistensinya kental/jumlahnya berlebihan • Menimbulkan masalah apabila trjd aspirasi ke dalam saluran nafas BBL • Walaupun bayi tampak bugar, tetap lakukan pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya penyulit
Kondisi yg memerlukan rujukan • Bayi dg kelainan bawaan (hidrosefalus, mikrosefalus, megakolon, langit-langit terbelah, bibir sumbing) • Bayi dg gejala & tanda infeksi, tdk dpt mneyusui atau keadaan umumnya jelek • Asfiksia & tidak memberi respons yg baik terhadap tindakan resusitasi