1.03k likes | 2.76k Views
MANAJEMEN PAKAN. SISTEM ALAT PENCERNAAN RUMINANSIA. Lambung ruminansia : Rumen, Retikulum, Omasum dan Abomasum. Ruminansia ----- vitamin dan bbrp aa, mencerna SK >>. FASE PERUBAHAN FUNGSI :. 1. Fase Pre-ruminan. Lahir --- 4 lambung; abomasum berfungsi sempurna :
E N D
SISTEM ALAT PENCERNAAN RUMINANSIA • Lambung ruminansia : Rumen, Retikulum, Omasum dan Abomasum. • Ruminansia ----- vitamin dan bbrp aa, mencerna SK >>
FASE PERUBAHAN FUNGSI : • 1. Fase Pre-ruminan. • Lahir --- 4 lambung; abomasum berfungsi sempurna : • abomasum 70 % --- alat pencernaan • volume 2 kali rumen dan retikulum • volume Abomasum 49 %, Omasum 13 %, Rumen dan retikulum 38 %. • Abomasum --- efektif mencerna pakan cair (air susu)
Pakan cair langsung ke omasum melalui oesophagial groove , jalur "by-pass" --- lipatan alat pencernaan dari kerongkongan sampai reticulo-omasum. • Air susu --- enzym lipase, Enzym abomasum --- pepsin. • pH abomasum 2 - 2,3, pH normal setelah 3-5 jam makan • Masa peralihan pre-ruminant -- ruminant umur 5 -12 minggu. Umur 6-8 minggu fungsi rumen 80%.
2. Fase Ruminan. • Umur 10 - 12 mg : rumen-retikulum, omasum dan abomasum : 64 %, 14 % dan 22 %. • Umur 4 bl : proporsi rumen-retikulum 4 kali omasum-abomasum. • Sapi dewasa rumen 80 %, retikulum 5 %, omasum 7 - 8 % dan abomasum 7 - 8 %
Hijauan diberikan umur 2 mgg, umur 1 mgg→ rumen dan retikulum, jonjot rumen berkembang. • Perubahan lambung--- jenis dan jumlah pakan berserat & inokulasi bakteri rumen, • dinding rumen --- stimulasi asam lemak terbang (VFA) : asetat, propionat dan butirat
A. Rumen/handuk : Fungsi Rumen adalah : • menyimpan pakan sementara. • merendam pakan. • mencerna secara fisik dan mengaduk-aduk. • memfermentasi injesta.
Rumen dibagi menjadi 4 sarkes (kantong), yaitu : • Sarkes cranioventral. • Sarkes dorsalis. • Sarkes medioventral. • Sarkes buntu dorsal dan ventral. • Sarkes : gerakan rumen sewaktu fermentasi --- 1—2—3--4
Gerakan-gerakan rumen : • Prehensi ,- pada saat grazing. • Mastikasi,- mengunyah (chewing). • Deglutasi,- menelan -- peristaltik oesophagus. • Eruktasi ("belching"/sendawa),- CO2 dan methan • Ruminasi,- gerakan komplek, berurutan : • Regurgitasi,- pakan dari rumen ke rongga mulut, bentuk bolus semi cair -- ingesta. • Remastikasi,- mengunyah kembali, lebih lama dari mastikasi, --- redeglutasi (penelanan kembali).
Retikulum/jala : • Terdiri dari papila ---sarang lebah / jala. • Lipatan jaringan ---menyalurkan pakan cair ke omasum. • Ruang tambahan dan “penyimpan” benda asing
Omasum/buku/kitab : • Pemerasan pakan, dinding kuat • Terdiri 5 lamina (lipatan daun) dengan “duri – duri”
Abomasum/kelenjar : • Perut sejati : Fundus, Cardia dan Pilorus. • Pencernaan Asam amino, sebagian protein mikroba, lemak dan karbohidrat. • Sekresi cairan lambung --- protein
Menghitung Daya Tampung • Cut and Carry : dipotong langsung dari kebun/ padang diberikan kepada ternak di kandang • Carrying Capacity : Daya tampung padang penggembalaan (ha/UT) untuk mencukupi kebutuhan pakan hijauan • Stocking Rate : Jumlah ternak yang dapat ditampung (UT/ha) suatu padang penggembalaan
Asumsi kebutuhan hijauan segar: 35 atau 40 kg perhari, bahan kering 9,1 kg, (air 75 – 80 %)
Perhitungan daya tampung dengan “Cut and Carry”: • Asumsikan kebutuhan 1 UT : 9,1 kg (BK) --- 40 kg (segar) • Kebutuhan rumput segar1 UT /th = 360 x 40 = 14.400 kg • Produksi hijauan kumulatif/ tahun. misal. R Gajah: 200.000 kg • Daya tampung : 200.000/14.400 x 1 UT= 13,89 UT • 13 ekor sapi @ BB 455 kg yang dipelihara di kandang.
Pakan Induk,- • Pakan induk (cow) : 60 hari sebelum dan 90 hari setelah melahirkan---kritis • Nutrisi tidak mencukupi : abortus, bobot lahir dan bobot sapih rendah, gagalan berahi kembali. • Pada 90 – 120 hari akhir kebuntingan, memenuhi pbb 0,2 – 0,5 kg/hari, • “overfeed” --- induk kegemukan dan sulit melahirkan.
Betina Pengganti (Replacement),- • Heifer pengganti umur 14–15 bl perlu pbb 0,5 – 0,7 kg/hari. • Telah kawin perlu pbb 0,5 kg/hari pada 120 hari pertama kebuntingannya. • “over feeding” --- sulit melahirkan dan produksi susu berkurang
Pakan Pejantan,- • Yearling (umur 1 th) perlu pbb 0,7 kg/hari dan siap mengawini 10 – 15 ekor betina. • Umur > 2 tahun perlu pbb 0,75 kg/hari.
Pakan Bakalan,- • Pedet dipelihara sampai disapih (6-7 bulan) ---susu induk. • Sebelum disapih pedet diberikan hijauan ---1/2 kebutuhan. • “creep feeding” sangat penting --- rumput kurang.
Creep Feeding • Creep feeding : 14 – 15 % PK dan 65 – 72 % TDN. • Tujuan Creep Feeding : • Memperoleh bobot sapih tinggi. • Mengurangi kebutuhan susu. • Meningkatkan efisiensi pakan. • Mencapai fleksibilitas pemasaran. • Memperoleh pbb yang ekonomis.
Keuntungan pedet dengan creep feeding : • Pbb lebih tinggi 15 – 30 kg. • Cepat beradaptasi dengan “fullfeed” • Lebih mudah mengatasi stress penyapihan.
Saat Pemberian “creep feeding” • Induk baru pertama atau duakali melahirkan. • Pedet dilahirkan saat hijauan kurang. • Kualitas dan kuantitas padang gembala menurun. • Harga pedet sedang tinggi dibanding harga pakan. • Induk dan pedet dipelihara secara terkurung
Pakan Penggemukan,- • Bakalan dipelihara dahulu sistem “back ground” atau “stocking” • Pbb sistem background --- 0,3 - 0,7 kg/hari : pemberian hijauan dan 1 atau 2 kg biji-bijian • Sapi finishing harus mencapai pbb 0,9 – 1,2 kg/hari, ---konsentrat bermutu tinggi
Penggunaan Perangsang Pertumbuhan,- • Perangsang pertumbuhan (growth promoter) untuk meningkatkan pbb dan feed efisiensi • Tingkat pertumbuhan naik sebesar 10 – 15 %. • Lazimnya di implantasikan pada telinga.
Pakan Penggemukan di Kandang (Drylot Fattening),- • Periode kritis di feedlot ---baru datang ke lokasi. • Manajemen kurang, morbiditas dan mortalitas tinggi. • Pengelolaan awal : dehorning, kastrasi, vaksinasi. • Vitamin A dan perangsang pertumbuhan • Hijauan segar dan air bersih ad libitum selama masa kritis.
Pemberian pakan awal penggemukan : • Selama 2-3 minggu --- biji-bijian 2 kg/100 kg bobot badan, atau • 1-2 kg biji-bjian dan 0,5 kg suplemen protein dan hijauan • Setelah beradaptasi, biji-bijian ditingkatkan 0,5 kg/hari • Biji-bijian ditingkatkan --- 0,7 kg/hari --- konsumsi 2% BB • Hijauan dikurangi sampai 10 – 15 %, mencegah accidossis dan abses liver.
Sediakan selalu suplemen mineral. • Ransum mengandung 70 - 74 % TDN dan 10 - 12 % protein • Air 45 - 115 liter/hari, ---bobot badan, cuaca dan jenis ransum.
Pakan Penggemukan di Padang (Pastura) • Tambahan bijian 1 kg/100kg BB ---grading choice. • biji-bijian 0,4 kg/100 kg BB, --- dinaikkan 1 kg/100 kg BB • 10 % garam dalam biji-bijian dan campuran mineral
Daya tampung padang penggembalaan tergantung : • Kemiringan lahan • Jarak dengan sumber air • Kecepatan pertumbuhan/produksi tanaman pakan • Kerusakan lahan • Ketersediaan hijauan yang dapat dikonsumsi • Nilai nutrisi pakan • Variasi musim • Keadaan ekologi padang penggembalaan
Pengelolaan Padang Penggembalaan • Diperlukan untuk mencapai : • Keseragaman penggunaan rumput oleh ternak • Tingkat pertumbuhan hijauan yang optimal
Penggembalaan Kontinyu (Continous grazing) • Ternak digembalakan ---- sangat lama; sepanjang tahun atau selama pertumbuhan. • Perlu pengaturan jumlah ternak yang sangat tepat.
Kerugian daya tampung tidak sesuai : • Over grazing : ternak melebihi ambang daya tampung • Under grazing : ternak dibawah ambang daya tampung • Akibat under grazing : • Spotted grazing : tidak merata, dilakukan pada tempat tertentu • Selective grazing : hanya mengkonsumsi bagian tertentu yang paling disukai
Bila terjadi “under grazing” : • Menambah unit ternak sesuai daya tampung • Mengawetkan kelebihan hijauan • Penggembalaan kontinyu ---- jumlah produksi potensial hijauan semakin berkurang
Penggembalaan Bergilir (Rotation Grazing) • Padang penggembalaan dibagi ke dalam beberapa petak dan digembalakan secara bergilir • Manajemennya berdasarkan tingkat pertumbuhan hijauan pakan,
Jumlah petak yang harus dibentuk : Waktu rumput kembali (hari) = ---------------------------------------------------- + 1 Lama waktu penggembalaan (hari) Misalnya: waktu rumput tumbuh kembali adalah 24 hari, Lamanya penggembalaan 4 hari Jumlah petak disediakan : 24/4 + 1 = 7 petak.
Petak IPetak IIPetak IIIPetak IVPetak VPetak VIPetak VII • Hari ke 1 - 4 • Hari ke 5 - 8 • Hari ke 9 - 12 • Hari ke 13 - 16 • Hari ke 17 - 20 • Hari ke 21 - 24 • Hari ke 25 - 28
Penggembalaan Rotasi Tertunda (Deffered Rotation) • Bertujuan agar jenis rumput unggul tidak musnah. • Satu atau lebih petak tidak dipergunakan ----- rumput selesai berbunga atau berbiji, • Selama satu tahun ternak hanya digembalakan pada petak tersebut bila rumputnya telah berbunga, berbiji atau bertunas. • Lebih tepat padang rumput alam (self reseedling).
Penggembalaan Rotasi Istirahat (Rest Rotation) • Satu petak tidak dipergunakan selama satu tahun • Digunakan di AS dan dikenal Hormay system.
Manfaat sistem rotasi istirahat : • Kesempatan rumput membentuk dan menyimpan energi • Menunjang pemasakan biji. • Menunjang persemaian yang lebih sempurna. • Menunjang akumulasi bahan organik rumput.
Penggembalaan Berjalur (Strip Grazing) • Bentuk intensif dari penggembalaan bergilir. • Unit ternak ----- satu petak tertentu • Mengurangi kebutuhan tenaga kerja dan tatalaksana.
Penggembalaan Intensitas Tinggi (High Intensity Grazing) • Padang penggembalaan ----akan diremajakan, rusak, pergiliran tanaman • diisi ternak dengan daya tampung sangat tinggi (maksimal) dan tatalaksana yang sama. • Fase cepat --- istirahat 30 hari, Fase lambat istirahat 60-90 hari, ---- penggembalaan dimasuki ternak kembali. • Luas petak semakin kecil ---- padat, sehingga : • periode singkat, distribusi kotoran dan penginjakan merata • Diperlukan tatalaksana yang tinggi dalam keterampilan mengelola ternak.
Reference. • Barrick R. Kirby and Hobart L. Harmon. 1988. Animal Production and Management. Mc Graw-Hill Book Company. New York. • Church, D.C., 1978, Digestive Physiology and Nutrition of Ruminant, O and B Books Inc., Corvelis, Oregon. • Reksohadiprojo, S., 1984, Pengantar Ilmu Peternakan Tropik, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. • Roy, J.H.B., 1980, The Calf, 4th Ed., Studies and Agriculture and Food Science, London. • van Soest, P.J., 1982, Nutritional Ecology of The Ruminant, O and B Books Inc., Corvelis, Oregon. • Sudono, A dan B. Sutardi, 1969, Pedoman Beternak Sapi Perah, Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta. • Sisson, S. and J.D. Grossman, 1969, The Anatomy of The Domestic Animals, 4th Ed., W.B. Saunders Co., London.