250 likes | 722 Views
Klarifikasi Protein Hemaglutinin Pili Shigella sonnei sebagai Molekul Adhesin dengan Uji Hambat Adhesi Bakteri Shigella sonnei pada Enterosit Mencit. Laela Fitriana 0910711011 Pend. Dokter 2009. Penguji: dr. Umi Kalsum, Mkes Pembimbing I: Prof. Dr. dr. Sumarno, DMM, SpMK
E N D
Klarifikasi Protein Hemaglutinin Pili Shigella sonnei sebagai Molekul Adhesin dengan Uji Hambat Adhesi Bakteri Shigella sonnei pada Enterosit Mencit Laela Fitriana 0910711011 Pend. Dokter 2009 Penguji: dr. Umi Kalsum, Mkes Pembimbing I: Prof. Dr. dr. Sumarno, DMM, SpMK Pembimbing II: dr. Aulia Abdul Hamid,M.BiomedSc,SpM
Latar Belakang • Diare akut masih menjadi masalah yang serius baik di negara berkembang maupun negara maju (Zein et al., 2004) • Shigella spp, menyebabkan setidaknya 100.000 kasus infeksi berat pada saluran pencernaan tiap tahunnya dan dinegara maju seperti Amerika, sebagaian besar kasus Shigellosis disebabkan oleh infeksi S. sonnei. (Mandal et al., 2004)
Di negara-negara ASEAN terdapat bakteri dari jenis Shigella sonnei yang resisten terhadap beberapa antimikroba, diantaranya tetracycline, sulfamethoxazole-trimethropin, dan asam nalidixic (Arai et al., 2007). • Bakteri gram negatif mempunyai pili pada permukaan tubuhnya yang berperan dalam perlekatan bakteri simbiotik atau patogen ke sel penjamu (Brooks et al., 2007). • Shigella dysentriae mengandung protein hemaglutinin dengan berat molekul 49,8 kDa yang merupakan protein adhesin (Prabowo, 2011).
Rumusan Masalah dan Tujuan: • Rumusan Masalah Apakah protein hemaglutinin pili Shigella sonnei merupakan molekul adhesi bakteri? • Tujuan • Umum : membuktikan protein hemaglutinin pili S. sonnei berperan sebagai molekul adhesi melalui uji hambat adhesi.
Rumusan Masalah dan Tujuan: b) Khusus: • Mencari berat molekul protein hemaglutinin pili S. sonnei yang diduga sebagai molekul adhesin bakteri • Membuktikan bahwa protein hemaglutinin pili S. sonnei berperan sebagai molekul adhesi
Shigella • Bakteri batang gram negatif • Non motil • Fakultatif anaerob • Tidak membentuk spora • Menghasilkan asam saat fermentasi glukosa • Menyebabkan diare basiler (Shigellosis) (Brooks et al., 2007) • Hasil Uji Biokimia • Glukosa (+) • Laktosa (+) • Maltose (+) • Indol (-) • Lysine (-)
Patogenesis Shigellosis Molekul Adhesin ? (Fauci et al., 2008)
Molekul Adhesin Molekul adhesin yang berupa pili atau membran protein luar (Wu et al., 1996) Bakteri gram negatif memiliki pili yang mengandung protein adhesi (Brooks et al., 2007) Molekul adhesin protein sub-unit pili 37,8 kDa V. cholerae bersifat HA (Sumarno et al., 2011) Shigella dysentriae mengandung protein HA dengan berat molekul 49,8 kDa yang merupakan protein adhesin (Prabowo, 2011) (www.sciencephoto.com)
Kerangka Konsep Shigella sonnei Pili Membran Protein Luar Protein Hemaglutinin Pili Adhesi padareseptor enterosit Bakteri proliferasi dan multiplikasi Menghasilkan faktor diaregenik Diare (Shigellosis)
Hipotesis Molekul hemaglutinin pili Shigella sonnei merupakan molekul yang berfungsi untuk adhesi bakteri pada enterosit
METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel Tegantung : Jumlah perlekatan bakteri Shigella sonnei pada enterosit mencit Variabel Bebas : Protein pili bakteri Shigella sonnei Definisi Operasional Uji hambat adhesidengan metode dose respon adalah protein HA Shigella sonnei yang disalutkan ke enterosit dengan konsentrasi semakin menurun mulai dari pengenceran 1/500, 1/1000, 1/2000, 1/4000, 1/8000, 1/16000 dengan pembanding kontrol negatifnya (0). Semakin rendah konsentrasi protein semakin tinggi indeks adhesi Indeks adhesi pada metode dose respon adalah banyaknya bakteri yang melekat pada enterosit dihitung sampai seratus enterosit dan dibuat reratanya
Skema Penelitian Eksploratif
Hasil dan Analisis Data Uji Hemaglutinin Berat molekul protein Pengenceran/Titer Hasil Uji Hemaglutinin menunjukkan bahwa protein BM 49,8 kDa memberikan aglutinasi terbaik dengan eritrosit.
Uji Hambat Adhesi • Hasil uji hambat adhesi menunjukkan bahwa protein sub-unit pili BM 49,8 kDa Shigella sonnei dapat menghambat perlekatan bakteri ke enterosit dibuktikan dengan semakin banyaknya bakteri Shigella sonnei yang menempel pada enterosit dengan penurunan dosis protein.
p = 0,000, tingkat kepercayaan 95% Kruskal-Wallis • Analisis Data Mann-Whitney p = p<0,05, tingkat kepercayaan 95% Corelation and Regretion Corelation Pearson(r) = -0,871,p = 0,000 R square =0,75, p=0,000 Jumlah adhesi bakteri Dosis pengenceran protein
Pembahasan Protein HA sub unit pili yang merupakan faktor kolonisasi ditemukan pada bakteri B. pertussis, V. parahaemolyticus dan E. coli (Nakasone dan Iwagana, 1990). Protein Hemaglutinin sub-unit pili BM 49,8 kDa Shigella sonnei dapat menghambat adhesi bakteri S. sonnei pada enterosit mencit. Molekul adhesin protein sub-unit pili 37,8 kDa V. cholerae bersifat HA (Sumarno et al., 2011). Shigella dysentriae mengandung protein HA dengan berat molekul 49,8 kDa yang merupakan protein adhesin (Prabowo, 2011).
Shigella • Bakteri batang gram negatif • Non motil • Fakultatif anaerob • Tidak membentuk spora • Menghasilkan asam saat fermentasi glukosa • Menyebabkan diare basiler (Shigellosis) (Brooks et al., 2007) • Hasil Uji Biokimia • Glukosa (+) • Laktosa (+) • Maltose (+) • Indol (-) • Lysine (-)
Patogenesis Shigellosis Molekul Adhesin ?
Patogenesis • Protein Adhesin berperan untuk mengenali reseptor khusus pada sel hospes saat proses perlekatan bakteri. Biasanya berbentuk struktur fimbriae, kapsul atau komponen OMP (Wu et al., 1996). • Bakteri gram negatif mempunyai pili pada permukaan tubuhnya. Terdapat protein minor di ujungnya yang berperan dalam perlekatan bakteri simbiotik atau patogen ke sel penjamu (Brooks et al., 2007).
Protein Hemaglutinin • Adhesi bakteri gram negatif diperankan oleh protein hemaglutinin, yaitu protein yang mampu mengaglutinasi eritrosit mamalia. Sebagai contoh dari bakteri ini adalah bakteri Klebsiella pneumoniae (Anam, 2012). • Shigella dysentriae mengandung protein hemaglutinin dengan berat molekul 49,8 kDa yang merupakan protein adhesin (Prabowo, 2011).
Manifestasi Klinis dan Pengobatan Shigellosis: Manifestasi Klinis: Pengobatan: Rehidrasi Terapi antimikroba: fluoroquinolon, ceftriaxone, azithromycin, pivmecillinam Terapi simtomatik (Fauci et al., 2009) • Demam • Diare cair, berdarah disertai lendir • Malaise • Kram perut • Tenesmus (WHO, 2009)