10 likes | 492 Views
Prolog Suka Duka Menulis Biografi Bung Hatta
E N D
Prolog Suka Duka Menulis Biografi Bung Hatta Siang itu Mr. Sumanang datang ke kantor, khusus ingin menemui saya. “Tumben bener, ada keperluan apa, gerangan” demikian pikir saya. “Mas Bagijo,” demikian ujarnya, “sukakah Mas Bagijo menulis biografi Bung Hatta? Tidak terlalu panjang, cukup kira-kira 25 sampai 30 halaman. Kami dari panitia sudah berusaha menghubungi beberapa rekan kaum wartawan senior, tetapi mereka menyatakan ketidaksediaan mereka.” Begitu katanya selanjutnya. Tidak usah saya pertimbangkan terlalu panjang lagi. Menulis biografi, selain memang menjadi kegemaran saya, ajakan panitia yang kini diwakili Mr. Sumanang ini untuk menulis biografi Bung Hatta sekaligus juga merupakan suatu kehormatan bagi diri saya pribadi. Mengapa kesempatan yang sebagus itu tidak saya pergunakan sebaik-baiknya? Karena itu, segera pula saya menyatakan kesanggupan serta kesediaan saya. Dalam surat resmi Panitia Peringatan Ulang Tahun Bung Hatta ke-70 yang ditandatangani Mr Sumanang dan yang ditujukan kepada saya disebutkan antara lain: yang sangat penting selain cara penyusunannya adalah juga waktunya. Sebab, sedap-dapatnya panitia mengharapkan penyusunan biografi singkat itu telah dapat selesai untuk dibawa ke percetakan paling lambat pada akhir bulan Mei atau dalam minggu pertama bulan Juni. Surat itu tertanggal 22 Mei 1972, dan dengan demikian berarti saya hanya diberi waktu satu atau dua minggu. Dalam waktu yang sesingkat itu saya harus mengadakan wawancara dengan Bung Hatta, membaca sejumlah buku yang diberikan panitia, kepada saya sebagai bahan penulisan, dan sudah barang tetu saya harus membolak-balikkan primbon saya mengenai Bung Hatta. Waktu itu entah terselip dan saya simpan di mana. Petang harinya datang pula surat Sumanang. Isinya antara lain: “Besok jam 10.00 tepat mas Subagijo ditunggu Bung Hatta.” Memang, sebelumnya saya belum pernah berkenalan secara langsung dengan Bung Hatta. Selama itu nama dan gambar Bung Hatta hanyalah saya kenal dari koran-koran atau pembicaraan oarang belaka. Soebagijo I.N., Pribadi Manusia Hatta, Seri 9, Yayasan Hatta, Juli 2002