110 likes | 457 Views
Dampak Revolusi Industri dan Revolusi Sosial di Eropa Terhadap Perkembangan Arsitektur di Abad XVIII – XIX Pertemuan 6 Gb.1 / 9 : Judul. Matakuliah : SEJARAH ARSITEKTUR II Tahun : 2009. Sejarah Arsitektur 2 Pertemuan 6.Gb.2 / 9.
E N D
Dampak Revolusi Industri dan Revolusi Sosial di Eropa Terhadap Perkembangan Arsitektur di Abad XVIII – XIXPertemuan 6 Gb.1 / 9 : Judul Matakuliah : SEJARAH ARSITEKTUR II Tahun : 2009
Sejarah Arsitektur 2Pertemuan 6.Gb.2 / 9 • Di akhir abad ke XVIII di Eropa pada jaman Renissance, terjadi pencerahan gelombang kedua. Kali ini oleh para ilmuwan Inggris yang ingin kebebasan berkaya tanpa intervensi Gereja. Mulai dari penemuan uap air sebagai energi, sampai ke teori evolusi manusia yang menurut Darwin berasal dari kera yang sangat berlawanan dengan kepercayaan agama, karena secara tradisi Kristiani manusia adalah keturunan Nabi Adam. • Penemuan uap air nejadi tenaga oleh James Watt, telah merubah peradaban manusia yang beribu tahun berlandaskan kehidupan agraris berubah menjadi kehidupan yang dipengaruhi oleh mesin atau industri dengan segala konsekuensinya. • Intinya, gejolak masyarakat timbul dengan adanya kelas buruh pabrik, timbulnya perburuhan permpuan dan anak, tumbuhnya kehidupan perkotaan yang memebawa kemiskinan, dan masalah sosial lainnya. • Secara teknis, perkembangan industri telah mengakibatkan penggundulan hutan di Eropa sebelum bahan bakar alterntif seperti batu bara digunakan.Juga dibutuhkan penambangan biji besi sebagai bahan mentah untuk pembuatan mesin-mesin serta sarana dan prasarana industri. • Industri yang menghasilkan produksi masal membutuhan gudang penyimpanan barang, angkutan untuk distribusi barang, jaringan pasar, dsb.yang semuanya merupakan kebutuhan kehidupan kota yang baru.
Sejarah Arsitektur 2Pertemuan 6. Gb.3 / 9 Revolusi Industri di Inggris 1794 PERKEMBANGAN POLITIK (latar belakang yang mempengaruhi perkembangan Arsitektur Revolusi Sosial di Perancis 1792 DAMPAK Revolusi Industri Bahan bangunan Bidang Iptek Besi Baja Semen Beton Kaca (botol) Kaca lembaran Bidang Ekonomi Bidang Sosial (buruh) Teknologi bangunan Bidang Perkotaan Rasional Bidang Arsitektur, yang ditunjang oleh perkembangan Eklektis (campuran)
Sejarah Arsitektur 2Pertemuan 6.Gb.4 /9 • Revolusi industri dimulai di industri tekstil (wol) di Inggris dengan diciptakannya mesin pintal dan tenun yang digerakkkan dengan uap air, • Di bidang pertambangan banyak yang mengerjakan buruh anak lelaki agar tinggi lorong cukup rendah. Anak perempuan dipekerjakan dipabrik-pabrik tekstil. Buruh anak tidak mendapat jaminan apa-apa. • Sejalan dengan kebutuhan distribusi, maka diciptakan kerta api dan kapal laut dengan tenaga uap.Dibangun jembatan, terowongan, gudang, stasiun kereta api, pelabuhan kapal,gedung pertokoan dsb. • Pembangunan prasarana seperti itu telah merubah wajah pemandangan pedesaan dan menyebabkan pencemaran udara karena asap pabrik, pencemaran air dan tanah.
Sejarah Arsitektur 2Pertemuan 6.Gb.5 / 9 • Pabrik • Pergudangan • Stasiun kereta api • Pelabuhan kapal laut • Perumahan buruh • Bank & perkantoran • Pertokoan & perdagangan Teknologi rasional yang diciptakan oleh para insinyur untuk para kapitalis yang lebih mementingkan fungsi bangunan dari pada keindahannya. • Istana • Gereja • Parlemen • Museum • Universitas • Perpustakaan • Gedung Konser • Gedung Opera • Green House Diciptakan oleh para arsitek untuk membangun gedung-gedung prestise di ibu-kota baru di berbagai kerajaan baru di Eropa sebagai hasil Konvensi Wina 1824,ketika Napoleon kalah perang. Para raja baru cenderung menginginkan bangunan kerajaan bergaya klasikisme meskipun secara konstruksi bangunannya menerapkan bahan bangunan hasilIndustri.Gaya ini disebut eklektik atau campuran. Kesimpulan: Arsitektur Eropa pada abad XIX bersifat eklektik dengan banyak bangunan elitnya terjebak dalam gaya dari masa lalu yang disebut neo-klasikisme
Sejarah Arsitektur 2Pertemuan 6.Gb.6 /9 • Pengembangan bahan bangunan: • 1.Besi jadi baja yang dicor sebagai balok atau batang yang berprofil; • 2.Diolahnya tanah yang mengandung silikon menjai semen untuk konstruksi beton; serta • 3.Dibuatnya lembaran kaca tebal dan • lebar untuk bangunan, telah mendorong para insinyur mendesain bangunan • umum dengan menerapkan bahan • bangunan baru tsb. • Para perancang ini disebut kelompok rasionalis. Karya dari kelompok ini di antaranya adalah yang contohnya tertera pada gambar di sebelah. • Christal Palace (Paxton – 1851) • Menara Eiffel (Eiffel – 1889 • Perpustakaan di Paris (La Brouste 1855) • Dsb.
Sejarah Arsitektur 2Pertemuan 6.Gb.7 / 9 • Ketika bahan bangunan baru dikem -bangkan, para arsitek lulusan Ecole des Beaux Arts masih mencari-cari cara menggunakan bahan bangunan baru tersebut,karena alam pikirnya masih didominasi keindahan yang berlatar belakang klasikisme. Kelompok ini disebut para romantisi. • Karya-karya mereka menghias kota-kota besar di Eropa dengan citra gaya neo-klasikisme yang lestari dan hal ini diikuti pula oleh negara-negara lain di luar benua Eropa (USA dsb). • Beberapa yang terkenal contohnya tertera di gambar sebelah. Gedung Opera Paris (Garnier 1861 Museum Purba Berlin (Schinkel 1826) Gd.Parlemen Inggris-London (Barry 1834 -1845)
Sejarah Arsitektur 2Pertemuan 6.Gb. /8 Ketika Crystal Palace di bangun di th.1851 teknik pembangunannya belum jaman listrik,dan perhitungan kekuatan baja secara matematik.Batang-batang baja diangkat ke atas dengan katrol yang ditarik kuda, dankekuatan lentur balok baja dites dengan sepasukan tentara berlari hilir mudik di atasnya seperti di atas sebuah jembatan. Selain itu desain asal yang ingin mencitrakan arsitektur modern yang sederhana diharuskan oleh Ratu Victoria diberi sentuhan ornamen ber citra Gotik.
Sejarah Arsitektur 2Pertemuan 7. Gb.8 / 8 Di Indonesia pada kurun waktu 1800 -1900 Belanda telah memperkenalkan bangunan neo-klasikisme ketika meembangun Weltevreden sebagai kota baru di selatan kota Batavia lama. Bangunan gaya ini antara lain seperti tertera di gambar. Gedung Dep. Keuangan yang dirancang semula untuk istana.(1809) Gd.eks.Mahkamah Agung,(1830) Gd.Kesenian (1821) dan Gereja Imanuel dulu Gereja Willem (1834).