520 likes | 945 Views
Degradasi Lingkungan. 70 Persen oleh Kegiatan Manusia (Antropogenik). Kemiskinan Ketidaktahuan Kerakusan. AIR
E N D
Degradasi Lingkungan 70 Persen oleh Kegiatan Manusia (Antropogenik) • Kemiskinan • Ketidaktahuan • Kerakusan
AIR Kebutuhan air minum memenuhi syarat kualitas kesehatan (PP. No. 16/2005, ttg. Pengembangan sistim penyediaan air minum yo. Kepmen Kes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, tentang syarat-syarat dan pengawasan air minum), juga memenuhi syarat kuantitas dan kontinuitasnya
Pengaruh Deterjen Terhadap Lingkungan (YAYASAN LEMBAGA KONSUMEN INDONESIA THE ASIA FOUNDATION, 1995) • Surfaktan (Bahan aktif permukaan) bersifat racun dan senyawa kimia ABS (Alkyl Benzene Sulfonat) dapat meng-hambat pertumbuhan microorganisme perombak. • Adanya turunan parsial surfaktan yang bersifat racun. • Surfaktan mempunyai kecenderungan menurunkan koefisien tranfer massa, termasuk tranfer oksigen, sehingga proses biodegradasi aerobik terhambat. • Timbulnya pembusaan yang sangat mengganggu kehidupan biota air selain mengganggu perasaan estetika. • Timbulnya eutrofikasi yaitu peledakan populasi ganggang akibat adanya senyawa fosfor dan kimia ini berperan sebagai nutrisi (pemberi makan) pada ganggang.
KRISIS AIR • - 1 dari 4 orang di dunia akan kekurangan air, • - 1 dari 3 orang tidak mendapat sarana sanitasi yg • layak • thn 2025 : 1/3 penduduk dunia akan menghadapi • kekurangan air bersih. • Di Jakarta / 6 tahun y.a.d (2010) kekurangan • air bersih
Peraturan Gubernur DKI No. 113 th 2005, kedalaman sumur dangkal tidak lebih dari 40 meter serta menggunakan pipa kurang dari 10 cm, sedangkan kedalaman sumur dalam (sumur bor) lebih dari 40 meter menggunakan pipa 10 cm atau lebih. • Analisa Dinas Pertambangan DKI selama kurun waktu sebulan terakhir kondisi muka air tanah baik untuk sumur dangkal dan dalam menurun antara 5-8 meter . • 83% air bawah tanah digunakan oleh Gedung bertingkat (21 gedung bertingkat melebihi 3.000 m3 /bln) • 17% air bawah tanah digunakan olehRumah Tangga • Kalau muka air tanah berada di kedalaman 20-40 dalam kategori waspada, 40-60 kritis. (Kapuk 50 m,Tegal alur 42 m) • Lapisan akiver barudapat ditemui antara 150-300 m
Jakarta Harus Hemat Air KOMPAS, SELASA 18 JULI 2006 Sumur Resapan Diperlukan untuk Konservasi Air Tanah Jumlah sumur resapan yang tersebar di lima wilayah DKI hanya sekitar 2.000, tidak sebanding dengan kepadatan penduduk
DEPUTI BIDANG PELESTARIAN LINGKUNGAN KLH (situs media Indonesia online) : 1. 168 juta penduduk Indonesia belum mendapatkan akses air bersih dan sanitasi 2025 Indonesia Klimaks mengalami krisis air 2. Pulau Jawa 7 % dari daratan Indonesia mempunyai potensi air tawar nasional ± 4,5 %. 65 % jumlah penduduk Indonesia ada di Pulau Jawa. Rawan untuk pencemaran air
70 Persen Lebih Penduduk Perkotaan Tanpa Sanitasi Air KOMPAS, KAMIS 24 AGUSTUS 2006, Municipal Water Services Advisor Environmental Services Program USAID Foort Bustran JAKARTA, KOMPAS – Lebih dari 70 persen penduduk DKI Jakarta dan kota besar lainnya di Indonesia hidup tanpa sanitasi air yang layak. “Berdasarkan data tahun 2000, ada 31 persen rumah tangga tanpa fasilitas septic tank, tanpa akses sanitasi sama sekali mencapai 26 persen, menggunakan fasilitas publik 19 persen “, kata Bustran. Sedangkan yang memiliki septic tank pribadi hanya 23 persen, dan hanya 1 persen yang memiliki jaringan pipa pembuangan yang memenuhi persyaratan.
PESISIR & LAUTAN TERUMBU KARANG • 1. BPPT Tahun 2004 • 61 % dari 51.000 KM2 Luas areal Terumbu Karang dalam • kondisi rusak • 15 % diantaranya sudah sangat kritis • 7 % sangat baik • 33 % baik • 2. Tahun 1997 – 1998 (Elnino) • Pemutihan karang ( Sumatera, Jawa , Bali Lombok) • Di kepulauan Seribu 90 % - 95 % • Di kedalam 25 m mengalami kematian
Majalah Serasi Kementrian Lingkungan Hidup Edisi Februari 2006 • Indonesia memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km. • Salah satu keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia berada di Indonesia. • Hutan Mangrove dapat merontokan daunnya sebanyak 7-8 ton/ha/tahun, rontokan daun ini merupakan sumber organik yang penting sebagai makanan ikan dan spesies mahluk lainnya, di samping merupakan kesuburan dari hutan mangrove.
HUTAN MANGROVE / BAKAU • BKSDA DKI & FFI (Flora & Fauna Indonesia) 5 Ha > dari • luas Hutan Bakau seluas 13 Ha, saat ini belum berhasil • ditanami kembali (Gundul) • Burung Air tinggal 26 Species dari 61 Species burung • yang ada Ekosistem hutan mangrove di Indonesia • termasuk memiliki keanekaragaman jenis Tertinggi • di dunia. • Seluruhnya tercatat 87 jenis terdiri dari 35 jenis tanaman, • 5 Jenis ternak, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit.
Kota Tercemar Th 2005 : • Mexico City, 2. Bangkok, 3. Jakarta Uji Timbal dalam darah Siswa SD (2001) 30% Siswa memiliki kandungan timbal darahsama /diatas 10 mikrogram perdesiliter, (2005) turun drastis menjadi 1.3 % saja & Siswa SD di Bandung 66% (Budi Haryanto FKM UI)
Di atas wilayah Antartika atau Kutub Selatan, ditemukan pada awal periode 1980. Pengamatan intensif pada tahun-tahun berikutnya memastikan bahwa penurunan konsentrasi ozon stratosfir dalam jumlah yang relatif besar dapat terjadi juga di daerah Kutub Utara serta daerah Tropis. (KLH & UNDP)
POPs (Persistent Organic Pollutants) merupakan sejumlah bahan pencemar beracun hasil dari kegiatan Industri : • Tidak mudah terurai melalui proses Fisika, Kimia dan Biologi. • Cenderung berakumulasi pada jaringan lemak Manusia dan hewan serta dapat bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. • Beberapa senyawa POPs digunakan pada sektor : • Pertanian sebagai insektisida untuk pencegahan hama seperti • Dieldrin dan Dietane Dioxin Tertrachlor (DDT). • Pengawetan kayu • Proses bleaching (pemutih) pabrik kertas • Dan lain-lain
GayaHidup Hasil pertanian kimiawi 1 dari 8 wanita cenderung terkena sakit kanker (USA) Kelainan kehamilan melonjak 400% Penderita kankerpayudara naik 22% Penderita autis dari 150 kehamilan akibat pola konsumsi yang salah ( peptisida, herbisida dll)
Penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di 195 SD dari 18 Propinsi di Indonesia : 48,2 % es sirup atau buah dan 62,5 % minuman ringan mengandung bahan berbahaya dan tercemar bakteri patogen. Saus dan sambal (61,5%), kerupuk (56,3%) tidak memenuhi syarat. (YLKI, Jajanan di Sekolah Sehatkah, 2006)
Jenis plastik yang penggunaannya tidak diperbolehkan untuk bahan pangan karena mengandung bahan berbahaya yang dapat berpindah ke makanan : yaitu : Nomor 3 : Polyvynil Chloride (PVC atau disebut Vinil). Plastik ini sering digunakan sebagai bahan plastik kemasan rapat, wadah kue kering, atau cokelat. Sumber : Produk Plastik yang Aman Digunakan, (Asosiasi Industri Plastik Indonesia), Sabtu 3 Juni 2006
Kemasan Polystyene foam yang sekarang ini tidak menggunakan blowing agent CFC (Chloro fluoro carbon) yang ditakuti semua kalangan, saat ini Polystyrene foam aman digunakan dengan kandungan free monomer rata-rata di bawah 0,1 % ( di bawah yang dianjurkan US FDA Regulation Section 177.2640 for Food packaging material ).
FLORA DAN FAUNA WALHI GTZ • Tingkat kepunahan yang paling parah terdapat di hutan ropis. • Sekitar 10 juta Species hidup di bumi dan antara 50 % -60% dari jumlah tersebut berada di hutan tropis. • 60.000 dari 240.000 jenis tanaman, vertebrata dan serangga dapat musnah dalam waktu 3 dekade mendatang. • Setiap hari kehilangan 40 - 140 jenis makhluk hidup.
KRISIS DUNIA PEMBABATAN HUTAN YANG MEMBABI BUTA Hutan (sebagai paru-paru dunia) Hutan tropis tinggal 10 % Hutan alam tinggal 30 % Setiap 1 menit 7 ha hutan ditebang (6X lapangan sepak bola) 80 % produk kayu dari illegal logging Rp 8 milyar/hari dirampok dari hutan di Indonesia
HUTAN • Laju kerusakan hutan • 1985 -1997 : 1,6 – 1,8 Ha / Tahun • 1997 – 2000 : 3,51 Ha / Tahun • 2004 : 3,8 Ha / Tahun • Green Peace : • Indonesia sudah kehilangan 72 % hutan alam utuh Depart Kehutanan 2005
Habitat hewan dilindungi secara internasional, khususnya Harimau, dilaporkan menyusut hingga 40 % akibat alih fungsi kawasan hutan menjadi lahan produksi. WWF, WCS, Smithsonian National Zoological Park, dan Save The Tiger Fund, Menunjukan 76 kawasan yang potensial untuk konservasi harimau diseluruh dunia terusik kegiatan alih fungsi lahan secara liar
Kebijakan dunia kedepan : 2025 dicanangkan sebagai tahun Zero waste Bandung 2,1 ribu ton / hari Surabaya 1,7 ribu ton / hari Makassar 0,8 ribu ton / hari 1995 timbunan sampah di Indonesia 22,5 juta ton 2020 timbunan sampah menjadi 53,7 juta ton Laju pertumbuhan sampah perkotaan di Indonesia 3-4 % Kebutuhan TPA : 1995 seluas 675 ha 2020 seluas 1610 ha
Proyeksi sistim pemusnahan sampah DKI Jakarta (ton/hari) DAUR ULANG 1.242 (20%) 1.267 (20%) 1.336 (20%) + ++ +++ TIMBULAN SAMPAH 6.200 6.337 6.678 Residu 16 % : 39 40 43 KOMPOS Sampah Pasar + 246 (4%) 252 (4%) 266 (4%) + + ++ ++ ++ +++ +++ +++ Residu 20 % : 286 490 1.015 ITF 1 ITF DP : A 2 ITF DP : A,C 4 ITF DP : A,B,C,D + 1.431 (23%) 2.452 (39%) 5.076 (76%) + ++ ++ +++ KETERANGAN : +++ TPA 3.606 2.896 1.058 + Tahun 2007 - 2008 + Sampah 3.281 (53%) 2.366 (37%) 0 ( 0%) + ++ Tahun 2010 ++ +++ Tahun 2015 ++ +++ +++
TPA di Indonesia : 70 % dengan sistem open dumping 30 % sanitary landfill Jakarta per kapita 600-830 gram / hari Jakarta timbunan sampah 6,2 ribu ton / hari Jakarta volume 2000 = 25.700 M3 /hr = 9.380.500 m3 / thn = 170 X vol candi borobudur
Pemukiman Pasar Sekolah Perkantoran Industri Lain-lain KOMPOSISI SAMPAH Industri 538 (8.97%) Lain-lain 84 (1.4%) • Organik : 55,37 % • An Organik. : 44,63 % • 2.1. Kertas : 20,57 % • 2.2. Plastik : 13,25 % • 2.3. Kayu : 0,07 % • 2.4. Kain/Trkstil : 0,61 % • 2.5. Karet/Kulit Tiruan : 0,19 % • 2.6. Logam/Metal : 1,06 % • 2.7. Gelas/Kaca : 1,91 % • 2.8. Sampah Bongkaran : 0,81 % • 2.9. Sampah B3 : 1,52 % • 2.10 Lain-lain (batu,pasir,dll) : 4,65 % Pemukiman 3.178 (52.97%) Perkantoran 1.641 (27.35%) Pasar 240 (4%) VOLUME SAMPAH : Jakarta Pusat : 5.280 m3 Jakarta Utara : 4.408 m3 Jakarta Barat : 6.000 m3 Jakarta Selatan : 6.218 m3 Jakarta Timur : 6.060 m3 Jumlah : 27.966 m3 Sekolah 319 (5.32%) GRAFIK TIMBULAN SAMPAH DI DKI JAKARTA TAHUN 2005 (6.000 ton/Hari) Kondisi Saat Ini Timbulan Sampah Sumber : WJEMP 2005
TIMBULAN SAMPAH : 6.000 ton/hari Rumah Tinggal ( 52,97 % ) Pasar ( 4,00 % ) Sekolah ( 5,32 % ) Perkantoran ( 27,35 % ) Industri ( 8,97 % ) PPLI PT. WGI PT.Dong Woo ( 1,40 % ) Lain-lain POLA PENANGANAN SAMPAH 2005 TPS Dipergunakan kembali TPA BANTAR GEBANG BEKASI Door To Door ( Jali – jali ) STASIUN PERALIHAN ANTARA ( SPA ) Gudang LB3
Sampah di Jakarta (Data BPS 2001) : • Diangkut 40,19 % • Ditimbun 7,5 % • Dibakar 35,49 % • Dibuang ke sungai 15,27 % • Dibuat kompos 1,61 % • 68 % berpotensi sebagai sumber pencemaran
Bila sampah dibakar: 1 ton sampah menghasilkan 9 kg partikel padat yang tak terbakar berupa asap coklat 1 ton sampah menghasilkan kurang lebih 30 kg CO, sebagai salah satu zat GRK (Gas Rumah Kaca) • KEBUTUHAN TPA DI INDONESIA : • TAHUN 1995 675 HA • TAHUN 2020 1610 HA BILA MELAKUKAN PENGELOLAAN SAMPAH, MAKA JUMLAH SAMPAH YANG DIBUANG KE TPA 18%
Sampah dan Perubahan Iklim • Bagaimana kaitan sampah dan perubahan Iklim ? • Pertama, penghancuran sampah di TPA menghasilkan gas metan (CH4), yang berpotensi 21 kali lebih kuat dari gas CO2 Dalam menyambung efek rumah kaca. • Kedua. Insinerator menghasilkan CO2 sebagai hasil pembakaran, baik dari pembakaran sampah maupun dari bahan bakar. • Ketiga, Kendaraan yang mengangkut sampah juga memproduksi CO2.
KURANGHIJAU • Setiap jam 1 Ha daun menyerap 8 Kg CO2 setara dengan 12 orang • menghembuskan CO2 dalam waktu yang sama. • 1 pohon setara dengan 5 AC yang berkapasitas 2500 Kcl/jam yang beroprasi • dalam 20 jam perhari. (Prof. Dr. Ir. Zoer’ani Djamal Irwan, M.Si, Tantangan • Lingkungan & Lansekap Hutan Kota, Juni 2005). • 12 jiwa memerlukan 7 pohon dewasa. (Eka Budianta, Humanisme Bisnis, 2003)
Bersahabatlah dengan Alam Maka Ia Akan Memberikan Kehidupan TERIMA KASIH - pepulih