790 likes | 2.1k Views
PEMANTAUAN TERAPI. Drug therapy monitoring. Merupakan starting point pelayanan farmasi klinik. Tujuan: Untuk memastikan bahwa pasien mendapat obat yang paling sesuai, dalam bentuk dan dosis yang tepat, di mana waktu pemberian dan lamanya terapi dapat dioptimalkan, dan DRP diminimalkan.
E N D
PEMANTAUAN TERAPI Drug therapy monitoring
Merupakan starting point pelayanan farmasi klinik • Tujuan: Untuk memastikan bahwa pasien mendapat obat yang paling sesuai, dalam bentuk dan dosis yang tepat, di mana waktu pemberian dan lamanya terapi dapat dioptimalkan, dan DRP diminimalkan
Mengapa perlu ? • Sbg bhn pertimbangan untuk penyusunan DRP • Sbg bahan pertimbangan untuk drug product selection • Sbg bhn pertimbangan untuk rekomendasi terapi • Bagian dari pharmaceutical care, responsibilitas farmasis
Perolehan dan analisis data Monitoring pasien Identifikasi problem dan prioritisasi Rencana terapetik Patient-focused care cycle Pemantauan adalah proses yang dinamis dan terorganisasi dan merupakan never-ending cycle
Tahap proses pemantauan terapi • Tahap 1 Tetapkan tujuan terapi (untuk semua terapi yang dilakukan) • Tahap 2 Tentukan parameter monitoring yang spesifik terhadap pasien atau spesifik terhadap obat • Tahap 3 Integrasikan semua rencana monitoring • Tahap 4 Ambil data • Tahap 5 Lakukan penilaian ttg respon pasien thd obat
Apa saja yang harus dipantau ? • KETEPATAN PEMBERIAN OBAT • mengecek apakah penulisan “medication order” sesuai dengan kebijaksanaan yang ada • mendeteksi apakah ada obat-obat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada penderita • memastikan apakah obat-obat yang diberikan sudah sesuai berdasarkan pertimbangan: keadaan penderita (status penyakit, kehamilan, neonatus, pediatrik, geriatrik), dosis, signa, durasi, waktu pemberian, rute pemberian, bentuk sediaan • mengecek apakah ada duplikasi pemberian obat, • memastikan apakah semua obat telah diberikan sesuai dengan waktu pemberian dan tidak ada yang terlewat
lanjutan • EFEKTIFITAS TERAPI • dapat dilihat dari parameter klinik yang sesuai dengan tujuan terapi • ADR (adverse drug reaction) • INTERAKSI OBAT • TOKSISITAS • KEPATUHAN
Bagaimana caranya ? • Pengamatan kondisi klinik pasien (fatigue, jaundice, pucat) • Pengamatan vital sign (BP, nadi, RR, T) • Pengamatan parameter laboratorium • Pengamatan waktu & cara pemberian obat • Komunikasi dengan pasien
Apa parameter untuk monitoring ? • Berbeda setiap penyakit • Berbeda setiap obat • Dipengaruhi ada-tidaknya penyakit penyerta (gagal ginjal, gangguan fungsi hati) • Dipengaruhi tujuan penggunaan obat, cth: monitoring Captopril untuk DM nephropathy berbeda dg Captopril sbg antihipertensi
Contoh : Parameter monitoring pada penggunaan ANTIBIOTIKA 1. Efektivitas Terapi: • Vital sign: temp, nadi, RR + BP (sepsis) • Kondisi klinik: lemah, tanda peradangan • Parameter lab: leukosit 2. ADR: • A. Penicillin, cefalosporin: rash, anaphylaxis, urticaria, LFT (Dicloxacillin) • B. Chloramphenicol: Hb, leukosit, thrombosit. • C. Quinolon: rash, gangguan GIT • D. Erythromycin: gangguan GIT, fungsi dengar • E. Aminoglikosida: fungsi ginjal, fungsi dengar • F. Anti TBC: LFT, mual
lanjutan 3. Interaksi: Quinolon+ antasida, antibiotika+makanan 4. Pemberian obat: cek interval waktu pemberian, cara pemberian, 5. Gagal ginjal: cek apakah perlu penyesuaian dosis? 6. Gangguan fungsi hati: cek apakah perlu penyesuaian dosis?
Cara lain ? Gunakan The Four-Square Method Subyektif – terapetik : data subyektif yang digunakan untuk menilai keberhasilan terapi Obyektif – terapetik : data obyektif yang digunakan untuk menilai keberhasilan terapi Subyektif – toksik : data subyektif yang digunakan untuk menilai bahwa terapi tidak efektif atau bahkan berbahaya/toksik Obyektif – Toksik : data obyektif yang digunakan untuk menilai bahwa terapi tidak efektif atau bahkan berbahaya/toksik
Kasus: Penderita gagal jantung mendapat pengobatan dengan : digoksin 0.25 mg/hari, furosemid 40 mg sehari, captopril 25 mg 3 x sehari, KCl 8mEq 3 x sehari Bagaimana monitoring penggunaan KCl dengan metode tersebut ?
Lakukan juga terhadap obat lain: captopril, digoksin, dan furosemid • Lalu integrasikan rencana monitoring subyektif maupun obyektif
Parameter monitoring subyektif untuk digoksin, furosemid, captopril, dan KCl yang terintegrasi • Subyektif terapetik • Umum: baju longgar, bisa idur dengan bantal lebih sedikit • Pulmonar: ↓SOB dan DOE, ↑ toleransi OR, ↓batuk • Anggota badan : ↓bengkak kaki • Subyektif toksik • Umum: baju sempit, masalah tidur, lemah, lesu, disorientasi, bingung, pusing • Penglihatan: ada halo disekitar lampu, kunang2 • Pulmonar: ↑SOB dan DOE, ↓ toleransi OR, batuk ↑ • Kardiak: palpitasi • GI : mulut kering, haus, nafsu makan ↓, mual, muntah, diare • Anggota badan: kaki bengkak, kram otot • Kulit : gatal, merah-merah
Parameter monitoring obyektif untuk digoksin, furosemid, captopril, dan KCl yang terintegrasi • Obyektif terapetik • BB turun • CXR: ukuran jantung ↓, udem ↓ • Fraksi yang dapat diejeksikan ↑ • ECG: R-wave membaik, S-R normal, inversi T-wave ↓ • Labs: serum K 3.5 – 5 mEq/L • Obyektif toksik • BB naik • CXR: ukuran jantung ↑, udem ↑ • Fraksi yang dapat diejeksikan↓ • ECG: tidak normal • Serum digoksin > 2 ng/ml • Vital: denyut jantung ↓,TD↓, suhu ↑ • Lab: K serum ↑, glukosa serum ↑, asam urat ↑, BUN ↑, kreatinin ↑, eosinofilia, proteinuria
Guidelines for Altering Drug Therapy Jika regimen obat tidak efektif, lakukan perubahan terapi jika: • Pasien sudah menerima trial obat secara adekuat • pasien sudah mendapat dosis yang cukup • pasien patuh terhadap regimen yang direkomendasikan Jika regimen menyebabkan efek samping yang mengancam jiwa hentikan penggunaan obat tersebut Jika pasien bakal tidak patuh terhadap pengobatan karena efek samping yang tidak bisa diterima hentikan obat Jika pasien mengalami efek samping yang tidak mengancam jiwa dan ingin melanjutkan pengobatan, minimalkan efek samping dengan melakukan perubahan pada dosis atau waktu pemberian obat