130 likes | 287 Views
Keterangan Saksi Prof. Dr. Sofian Effendi. Perkara Mahkamah Konstitusi No. 103/PUU /- X/2012 pada Sidang MK tanggal 20 Februari 2013. 1. Pokok Permasalahan.
E N D
KeteranganSaksiProf. Dr. Sofian Effendi PerkaraMahkamahKonstitusi No. 103/PUU/-X/2012pada Sidang MK tanggal 20 Februari 2013
1. PokokPermasalahan • Bahwa Ps. 64 UU PendidikanTinggibertentangandengan Ps. 28 C ayat (1), Ps 28 D ayat (1), Ps 28I ayat (4) dan Ps 31 ayat (1) danayat (4) UUD NRI 1945; • Bahwa Ps 65 ayat (1) sepanjangfrasa “ataudenganmembentuk PTN badanhukum” sertaayat (3) danayat (4) UU PendidikanTinggibertentangandengan Ps 28 C ayat (1), Ps 28 I ayat (4), Ps 31 ayat (1) danayat (4) UUD NRI 1945;
1. PokokPermasalahan • Bahwa Ps 86 ayat (1) UU PendidikanTinggibertentangandenganAlinea IV Pembukaandan Ps 31 ayat (5) UUD 1945 karenatelahmenyebabkandekonstruksiduniapendidikantinggimenjadipendidikantinggi yang menerapkanparadigma duniausaha yangprofit oriented; berakibatperubahankurikulum yang disesuaikandengankebutuhanduniausaha.
1. PokokPermasalahan • Bahwa Ps 90 bertentangandenganAlinea 4 Pembukaan, Ps 28 C ayat (1) dan Ps 28 E ayat (1) UUD NRI 1945, karenamenghambatpemenuhanhakkonstitusionalwarganegaraataspendidikan, khususnyapendidikantinggi, yang dijaminolehAlinea IV Pembukaan UUD NRI 1945, danpemberianizinkepada PT Asingbertentangandengankewajibannegara.
2. KeteranganSaksi • Penyusunan RUU PT merupakanpenugasanPemerintahmelaluiDirjenDiktikepada DPT; • Saksisebagaianggota DPT ikutterlibatdalampenyusunan RUU PT danterlibatdalampembahasankerangkapemikirandanpenyusunanpasal-pasal UU PT; • Saksimengetahuibahwapenyusunan UU PT dilandasiolehpemikiranparafounding fathersparaanggota BPUPKI, PanitiaKetjil, dan PPKI dalampenyusunan UUD 1945 dan yang disampaikanpadaKongresNasionalPendidikanPertama 4-6 Agustus 1947 di Surakarta.
2. KeteranganSaksi • UU PT jugamerupakanantisipasiterhadapmasalahpendidikannasionalsebagaimanadisampaikanolehparaahlia.l. Prof. Hal Hill dan Dr. The Kian Wee dalamlaporanmereka“Indonesian Universities: Catching Up and Opening Up.” • UU PT jugamerupakanantisipasiterhadapglobalisasi PT, khususnyamengeliminasipengaruh “illicit higher education” ataupendidikantinggipalsuyang amatmerugikan Indonesia. Palsukarena yang membukacabang di Indonesia lebihbanyak PT non-akreditisasi, bukanUniversitas Harvard, Universitas Oxford, atau PTLN papanatas.
2. KeteranganSaksi • Pemberianotonomikepada PTN tidakmengubahpendidikantinggimenjadiprivate good. Sepertiditetapkandalam UUD Ps 31 ayat (2) yang berbunyi“Setiapwarganegarawajibmengikutipendidikandasardanpemerintahwajibmembiayainya.”PasaltersebutdilandasipemikiranbahwapelaksanaantugaskonstitusionalPemerintahdalammemenuhihakwarganegaradilakukandenganmenerapkanleerplicht(wajibbelajar). • Wajibbelajarsaatiniditetapkanselama 9 tahunsesuaidengankemampuan keuanganPemerintah. Pendidikan di luarwajibbelajardibiayaibersamaolehPemerintah, pemerintahdaerah, danmasyarakat. Faktabahwapendidi-kantinggi di Indonesia diselenggarakanoleh 96 PTN dan 3214 PTS (ABPPTSI:2013) menunjukkansifatpendidikantinggisebagaisemi atau quasi public good.
2. KeteranganSaksi • Pendidikanmenengahdan PT Indonesia memangharusmengembangkankurikulum yang selarasdengankebutuhanpembangunannasional. Kesalahanpadakurikulum yang lebihberatkependidikanakademikperlusegeradikoreksi.
2. KeteranganSaksi • TanggungjawabPemerintahdalampendidikanterlihatjelasdaripembiayaanpendidikandalamtrilyun rupiah, naik 30 kali lipat. UU Diktijustrumemastikanadanyapendanaanpemerintahuntukpendidikantinggi Pada 2013 tersediaRp. 39,1 T untuk PT, atauRp. 15,6 juta/mhs/th, hanyaseparobiaya yang diperlukan.
2. KeteranganSaksi • Penerapanbest practices manajemenkeuangankorporatyaitu, cost effectiveness, efisiensi, akuntabilitas,sangatdiperlukanolehlembaga PTN. Pelaksanaannyatidakperludenganmengubah PTN menjadikorporat; • Penerapansistemkepegawaian non-PNS adalahperintah UU Guru danDosendan UU AparaturSipil Negara;
2. KeteranganSaksi • PutusanMahkamahKonstitusi No. 11-14-21-126-13/PUU-VII/2009 tentangpembatalan UU No 9/2009 karena UU BHP memerintahkanpenyeragamanbadanhukumlembagapenyelenggarasemuajenjangpendidikanmenjadi BHP, sehinggaterjadipelanggaranhakasasiwarganegarayang dijaminoleh UUD. • UU initidakmenetapkanpelaksanaanbadanhukumpendidikan, dantidak pula badanhukumusaha. UU PendidikanTinggimenetapkanpemberianotonomikepada PTN, danuntukitukepada PTN perludiberikan status sebagaibadanhukumpublikolehMendikbudsebagaipemegangkekuasaanpendidikan.
3. Penutup • Demikianlahketerangansebagaisaksiberdasarkanpembicaraan kami sebagaipenyusun RUU PT baikdalamrapat-rapatMajelisPengembangan DPT, dalamrapat-rapatPanja RUU PT, maupunketikamenjadianggota Tim Pemerintahdalampersidangan di Komisi X DPR. • Keteranganlengkap yang ditandatangiolehsaksi Prof. Dr. Sofian Effendi, telahdiserahkankepadaPaniteraMahkamahKonstitusi. • Terimakasihatasperhatiandankesabaran Yang MuliaKetuadanMajelis Hakim MahkamahKonstitusi.
TerimaKasih sofian@ugm.ac.id