1.21k likes | 3.38k Views
Pestisida Pertanian ( Bagian fungisida ). Fakultas Pertanian – Universitas Jember. BAGIAN FUNGISIDA. Cakupan dan pengertian Fungisida Jenis Jenis Fungisida Mode of action Fungisida Fungisida Kontak dan Sistemik Terjadinya resistensi Patogen. PENDAHULUAN.
E N D
Pestisida Pertanian (Bagian fungisida) Fakultas Pertanian – Universitas Jember
BAGIAN FUNGISIDA CakupandanpengertianFungisida JenisJenisFungisida Mode of action Fungisida FungisidaKontakdanSistemik TerjadinyaresistensiPatogen
PENDAHULUAN • Pest = hama , sida= caedo= pembunuh • Fungus : Jamur, Caedo : membunuh • Pengendalian vektor secara kimia • FAO 1986 & PP RI No. 7, 1973 Campuran bahan kimia yang digunakan untuk mencegah, membasmi dan mengendalikakn hewan/tumbuhan pengganggu seperti binatang pengerat, termasuk serangga penyebar penyakit, dengan tujuan kesejahteraan manusia • PP RI No. 6, 1995 Zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang digunakan untuk perlindungan • US EPA Zat atau campuran zat yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak atau memusuhi hama dalam bentuk hewan, tanaman dan mikroorganisme pengganggu
SYARAT PESTISIDA • Membunuh dgn cepat (efektif dan efisien) • Tidak membahayakan binatang bertulang belakang • Murah dan mudah diperoleh di pasaran • Menguntungkan dalam pemakaian yg luas • Susunan kimia stabil (mempunyai residual efek) • Selektif • Tidak mudah terbakar • Mudah disiapkan • Tidak merusak barang • Bersih • Tidak mengeluarkan bau yang taidak menyenangkan
Kebanyakan dari fungisida digunakan untuk mengatasi penyakit daun dan bagian-bagian tanaman lainnya di atas tanah. • mendesinfestasi dan melindungi benih atau umbi dari serangan patogen. • Beberapa fungisida dapat digunakan untuk mendesinfestasi tanah atau tempat penyimpanan untuk melindungi luka, dan sebagainya.
Pada waktu sekarang telah diketahui beberapa macam fungisida yang mempunyai sifat terapetik atau eradikatif dan beberapa diantaranya dapat diabsorpsi oleh bagian dari tanaman dari tanaman dan secara sistematik ditranslokasikan ke tempat lain.
Klasifikasi pestisida berdasarkan organisme sasaran - 1 Gangguan pada tanaman biotik abiotik • Hama (serangga, tungau, hewan menyusui, dan moluska) • Penyakit (jamur, bakteri, virus dan nematoda) • Gulma Strukturtanah Kesuburantanah Kekuranganunsurhara Pencemaran air, udara Bisa dikendalikan dengan pestisida
Klasifikasi pestisida berdasarkan organisme sasaran - 2 • Insektisida : mengendalikanhama • Akarisida : mengendalikantungau • Moluskisida : mengendalikanhamadaribangsasiput (moluska) • Rodentisida : mengendalikanhewanpengerat / tikus • Nematisida : mengendalikan nematode • Fungisida : mengendalikanpenyakittanaman yang disebabkanolehjamur/fungi • Bakterisida : mengendalikanpenyakittanaman yang disebabkanolehbakteri • Herbisida : mengendalikangulma Dsb.
KLASIFIKASI PESTISIDA • Berdasarkan organisme target • Insektisida : bunuh/kendali serangga • Herbisida : bunuh gulma • Fungisida : bunuh jamur/cendawan • Algasida : bunuh alga • Avisida : bunuh/kontrol pop burung • Akarisida : bunuh tungau/kutu/pinjal/caplak • Bakterisida : bunuh bakteri • Larvasida : bunuh larva • Molusksisida : bunuh siput
KLASIFIKASI PESTISIDA • Berdasarkan organisme target (lanjutan) • Nematisida : bunuh cacing • Ovisida : bunuh telur • Pedukulisida : bunuh kutu/tuma • Piscisida : bunuh ikan • Rodentisida : bunuh binatang pengerat • Predisida : bunuh pemangsa/predator • Termisida : bunuh rayap • Metisida : bunuh tengu/caplak (mites) • Defoliant : bunuh parasit tanaman
KLASIFIKASI PESTISIDA • Berdasarkan organisme target (lanjutan) • Repellent : penolak serangga • Attractant : penarik serangga • Dessicant : penyerap air • Anti transparant : pembalut daun agar tak kehilangan air • Plant growth regulator: pengatur pertumbuhan tanaman
Dampak penggunaan pestisida pertanian Dampakbagikeselamatanpengguna Keracunan Gangguanpenyakit Dampakbagikonsumen Keracunankronis yang tidaksegeraterasa Keracunanakutketikamengkonsumsiproduk yang mengandungresidupestisida Dampakbagikelestarianlingkungan Lingkungantercemar Terbunuhnyaorganisme non target (terbunuhnyamusuhalamidarihama) Resistensi OPT Resurjensi OPT Munculhamabaru DampakSosialEkonomi Biayaproduksitinggi Proses perdaganganterhambatkarenaresidupestisidatinggi
Penamaan Pestisida Nama yang mudahdiingatdandimengerti Strukturkimiadaribahanaktifpestisida Cap/merkdagang
FORMULASI PESTISIDA • Pencampuran bahan aktif (active inggrideinet) dengan bahan pembawa (inert carrier) = formulasi insektisida • Beberapa formulasi dpt digunakan langsung atau dicampur dg air/minyak
Formulasi Pestisida Bahanpembawa Bahanpembantu Bahanaktif • Solvent/bahanpelarut : alcohol, produkminyakbumi • Emulsifier/bahanpembuatemulsi • Diluent/bahanpembasahataupengencer • Synergist/bahanuntukmeningkatkanefikasipestisida • Bahanperekat • Bahanaktifmerupakansenyawakimia/bahan lain yang memilikiefeksbgpestisida. • Bisaberbentukpadat, cairdan gas • Bahanpembawadigunakanuntukmenurunkankonsentrasiprodukpestisida • Bisaberupa air, minyak, talk, dsbsesuaidengancarapenggunaan
Kode Formulasi Pestisida • Emulsifiable Concentrate/ EmulsibleConentrate (EC) : sediaanberbentukpekatancairdengankandunganbahanaktiftinggi, menggunakan solvent berbasisminyak, apabiladicampur air akanmembentukemulsi (butiranbendacairygmelayangdalam media cairlainnya) • Soluble Liquid (SL) : pekatancairjikadicampur air membentuklarutan • Wettable Powder (WP) : sediaanberbentuktepungdenganbahanaktiftinggijikadicampur air membentuk suspense • Soluble Powder (S atau SP) : formulasiberbentuktepungbiladicampur air membentuklaturanhomoge • Butiran (Granule, G) : sediaansiappakaidenganbahanaktifrendah • Dsb.
FORMULASI CAIR • Emulsi • Solution (larutan) • Konsentrasi tinggi • Konsentrasi Rendah • Suspension (minyak) • Flowable solids (aliran) • Sering menyebabkan nozzletip (pipa semprot tersumbat) • Perlu pengocokan terus menerus
FORMULASI CAIR • Aerosol • Non irritant, tdk berbau tak sedap, tdk ada residu berbahaya, tdk mudah terbakar, tdk keracunan utk pemberian berulang, spektrum luas, mudah menyebar keseluruh ruang • Aturan aerosol meliputi: Formulasi, container: jenis, bentuk, isi, kecepatan semprotan, ukuran partikel aerosol yg dihasilkan, tdk mudah terbakar, tdk berpengaruh buruk thd barang lain, acceptable biological performance standard Standar formulasi (Standars Reference Aerosol) WHO
FORMULASI CAIR • Liquid Gases (gas yg dicairkan) • Disemprotkan pada tekanan tertentu • Dijumpai pada fumigant • Dikemas dlm tabung • Digunakan untuk: • Disemprotkan di ruangan • Disuntikkan ke dlm tanah • Disemprotkan pada tumpukan, gudang dll
FORMULASI KERING • Bahan debu (dust) • mengandung: • Bahan aktif 1 – 10% • Bahan pembawa (inert carrier) • Granula (Granules) • Partikel lebih besar dari debu • Bahan aktif 2 – 40% • Wettable Powder • Sgt halus dan mudah larut dalam air • Bahan aktif 15 – 65%
FORMULASI KERING • Soluable Powder • Bentuk kering, digunakan dengan melarutkan dlm air • Bahan aktif 50% • Umpan (Baits) • Bentuk dapat dicerna/dimakan • Bahan aktif 5%
Solvent Emulsifier Water/ Solvent Technical Grade Solution Emulsifiable Concentrate (E.C.) Emulsion FORMULASI PESTISIDA Catatan: Solvent : Bubuk-bubuk padat Emulsifier : = Surfactant : zat yg menurunkan tekanan permukaan air dan titik-titik minyak
Inert Carrier Wetting Agent Water Technical Grade Debu Racun Srg / Granulated Insecticide Wettable (Dispersible) Powder Suspensi FORMULASI PESTISIDA Catatan: Inert Carrier : Bubuk-bubuk padat (talk, debu, tanah merah=clay, debu vulkanik) Wetting agent : Pencampur agar lapisan tipis & rata (spreading agent)
KLASIFIKASI PESTISIDA • Berdasarkan komposisi kimia • Insektisida Anorganik • Insektisida Organik • Organik Alami (Botanical) • Organik Sintetis • Chlorinated Hydrocarbon Insecticide (CHI) • Organophosporus Insecticide (OPI) • Carbamat • Thyocyanate • Minyak Bumi • Pyretroid Sintetis
Anorganik Organik Cryolit Belerang Arsinikel (Sodium arsenit) Fluoride (Sodium Fluoride) Sintetis Alami Nikotin Phyretrum Deris Kampher Saba Ddilla Chlorinated Hydrocarbon Insecticide (CHI) = organoklorin Minyak Bumi Organophosporus Insecticide (OPI) = organofosfat Thiocyanate Carbamat Dieldrin Lindane Aldrin Heptaklor Klordan Endosulfan Chlorobenzilate Dilan DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane) Sevin Pyrolan Isolan dimethilan Propoxur Baygon Carbofuran Carbaryl Pirimicarb Phenithiazine Lethane Lauryl thiocyanate Thanite Kerosine Solar Oli Bensin Parafin Tir Parathion Diazonin Fenthion Fenithrotion Malathion Abate Trichlorfon Dichlorfos Asephate Chlorpyrifos Piretroid Sintetis Fenvolerate Deltamethrin Cyphenothrin Tetramethrin
Klasifikasi kimiawi pestisida • FungisidaBiologis • Fungisida multi-site Inhibitor • Fungisidamonosite inhibitor (Antibiotik) • Fungisida Mono-site Inhibitor (OrganikSintetik)
DIGUNAKAN SENYAWA KIMIA UNTUK PENANGGULANGAN PENYAKIT BerbagaiMacamFungisida 1.Senyawa tembaga 2.Senyawa belerang 3. Senyawamerkuri 4. Quinone 5. Senyawabenzena 6. Senyawaheterosiklik 7. Antibiotika
PERKEMBANGAN FUNGISIDA • Generasi I : Fungisida an organik golongan logam berat (S dan Cu ) • Generasi ll : Organik belerang dan cl • Generasi lll : Generasi sistemik, Translokasi ke atas, ( apoplastik ) ex. Oksatiin • Generasi lV : Sistemik ambimobil , apoplastik dan symplastik. Ex. Asilalanin
Fungisida Cu ( tembaga ) : Cu So4 + Ca( OH)2 = Bubur Burdeaux CuSo4 + NaCO3 = Bubur Burgundy CuSo4 + NH4CO3 = Bubur Chesunt • Terusi Bersifat asam, toksik pada banyak jamur namun juga bersifat Fitotoksik, maka perlu ditambah kapur ( basa ). • Kelemahan : Korosi pada alat, Tidak dapat disimpan, Lubang nozle buntu, mengendap pada daun sehingga kurang disuka konsumen
MENGAPA CU DAPAT DIPAKAI SEBAGAI FUNGISIDA • Sebagai logam berat Punya daya oligodinamik, dan menyebabkan koagulasi protoplas patogen • Sebagai Kation CU , bereaksi dengan gugus SH dari asam amino dan ensim dari jamur. Akibatnya adalah : a. Denaturasi protein b. Permeabilitas membran sel terganggu c. Pertumbuhan jamur terhambat
FUNGISIDA BELERANG ( S) • Belerang ( S) + Kapur = Bubur kalifornia • Digunakan bukan karena lebih toksik, tetapi fitotoksiknya lebih rendah dari pada logam berat ( CU). • Mekanisme kerja Sulfur, Berpengaruh pada transpot elektron sepanjang sitokrom dan kemudian direduksi menjadi Hidrogen sulfida (H2S). Ini yang toksik pada protein patogen • Kekurangan : dapat merusakalat, dan bahaya ke mata
FUNGISIDA ORGANIK ( ll) • An organik dianggap kurang manjur • Fungisida organik memiliki beberapa kelebihan , yaitu : • Dosis efektifnya relatif rendah • Fitotoksiknya lebih rendah • Lebih aman terhadap lingkungan
Senyawa Belerang (S) • terbanyakadalahgolonganFungisidaKarbamat • TurunanFungisidakarbamatmeliputi : • Ferbam • Tiram • Ziram • Nabam • Zineb • Maneb • Mankozeb • Mekanismekarbamat : Gugus C=S ditiokarbamatolehjamurdiubahmenjadiisotiosianat ( N=C=S), dansenyawainiakanmenginaktifasigugus SH asamamainopadajamur.
Senyawa Clor (cl) • Dapatmenghambat –NH2 dan SH padaasamaminajamur. • Beberapaketurunanyaadalah : • PCNB • Klorotalonil • Kaptan • Folfet • Kaptafol
Sifat dan Cara Kerja Sifatfungisida • BerdasarkanEfek : • Memilikiefekfungistatik • Memilikiefekfungitoksik • Antisporulan • BerdasarkanWaktuAplikasi : • Fungisidapreventifatauprotektif • FungisidaKuratif • FungisidaEradikatif • PenghambatSporulasi • Berdasarkan Cara Kerja : • Fungisida non-sistemik • Fungisidasistemik • Fungisidasistemiklokal
MACAM FUNGISIDA BERDSARKAN CARA KERJANYA • Kontak,yaitufungisida yang bekerjahanyapadatempatdimanaterjadikontakantaraobyeksasarandenganfungisida • Sistemik, yaitufungisida yang dapatmasukdalamtanaman, sehinggadapatmembunuhpatogensasaran yang beradadalaminang.
FUNGISIDA SISTEMIK ( lll) • Dapatmasukdalambadantumbuhansehinggadapatmembunuhpatogenwalaupuntidaklangsungbersentuhan • GolonganOksatiin : Hanyaterangkutkeataslewatxilem • GolonganAsilalanin : Dapatterangkutkeatasdankebawah • GolonganBenzimidazol : Benomil, Karbendazim, tiabendazol, tiofanat • GolonganFosfatorganik : Fasetil –Al • GolonganPirimidin • GolonganTriazol
Hampirsemuafungisidasistemikberperandalammenghambatsatuataubeberapalangkah yang spesifikdalammetabolismepatogen. Akibatnyasetelahdipakaibeberapatahunakandapatmuncul strain barupatogen. Fungisidamemberikantekananseleksisehinggapatogenresisten • Misalnya : Benomilakandapatmenghambatpembelahaninti, oksatinmenghambatsuksinathidrogenase, yaituensimpadaprosesrespirasimitokondria. • Fasetil Al dismpingberfungsiuntukfungisida , jugadapatberfungsimeningkatkanketahanantanaman, melalui (1) Mengubahseldindinginang, (2) Membatasikoensimesensialpadainang, (3) Merubahlajudanarahmetabolismekepemben. Fitoaleksin.
Fungisida Sistemik.... lanjutan • Keuntunganpestisidasistemik : Diserapdalamjaringanmelaluiprosesdifusi, ditranlokasisecaraambimobil, dapatmecapaisasaranwalautidakterjadikontak, memberikanefekperlindungandaneradikasi, dantidakmudatercucidanTidakmudahmenguap. • Kelemahannya:Residupada material pertanian, sepektrumnyasempit, danmemberikantekananseleksiakibatterlaluspesifikdalmmekanismepenghambatannya, sehinggamudahterjadiresistensidenganmembbentuk strain baru.
Mode of Action Fungisida • PengintervensiSintesisAsamNukleat • Penghambat Mitosis danPembelahanSel • PenghambatRespirasiSel • Penghambatsintesisasam amino dan protein • Pentransduksisinyal • Penghambatsintesislipidadan membrane sel • Penghambatbiosintesis sterol • Pengintervensisintesisglukandandindingsel • Penghambatsintesis melanin • Penginduksipertahanantanamaninang
Langkah-langkah menekan residu pestida • Menggunakanpestisidajikabenar-benardiperlukan • Menghindaripenggunaanpestisidasistemikmenjelangpanen • Melakukanpengendalianhamaterpadu (PHT) • Mentaatimasatunggu (holding period, preharvest interval, PHI)
Resistensi OPT terhadap Pestisida • Faktor genetic • Faktorbiologidanekologiserangga • Faktoroperasional a. Resistensiserangga b. Resistensijamur (Cendawan) • Berkurangnyapermeabilitas membrane sel • Meningkatnyakemampuancendawanmendetokfikasifungisida • Cendawanmengubahproses metabolism sebagaireaksiterhadapfungisida • Cendawanmemproduksilebihbanyakenzim yang dihambatolehpestisida Example : hawardaunPhytopthorainfestanpadakentangterhadapfungisidafenilamid (Brent, 1995)
Mekanisme Resistensi patogen terhadap penggunaan fungisida sistemik • Mekanisme Genetik • Mekanisme Biokimiawi
Mekanisme Genetik • Adaptasi fenotipik : akibat penggunaan terus menerus, sub letal, tidak mantap dan muda peka kembali, tidak terlalu masalah dilapang. • Ketahanan Ekstra kromosomal ( sitoplasmik) : pengaruh pada sistem mitokondria, sintesis protein, tranpot elektron, fosforilasi oksidatif. • Ketahanan kromosomal :Pengaruh terhadap gen pada kromosom
Mekanisme Biokimiawi • Modifikasi terhadap site peka : Pengurangan terhadap afinitas pada site of action sebab perubahan susunan ribosom • Pemintasan jalur alternatif/ sirkumvensi ( By pass dari site yang terhalang) • Pengurangan terhdap permeabilitas membran sel • Detoksifikasi ( Penawaran senyawa toksin ) • Pengurangan daya konversi : pengurangan daya patogen untuk mengubah menjadi toksik sehingga senyawa tidak toksik • Kompensasi : Peningkatan produksi ensim yang telah terhambat oleh fungisida.
RESISTENSI SILANG ( CROSS RESISTANCE) • Ketahanan jamur terhadap senyawa yang mempunyai mode of action yang sama • Karena perubahan genetik • Penting untuk pertimbangan apabila mengganti fungisida lain atau mau mencampur fungisida
CARA MENANGGULANGI RESISTENSI • Penggunaan fungisida secara tepat • Apabila terpaksa menggunakan sistemik maka perlu langkah : a. Tidak menggunakan yg berdaya sangat spesifik b. Tidak menggunakan satu jenis secara terus menerus c. Menggunakan yang memiliki of action berbeda secara selang seling d. Untuk membunuh strain baru : perlu aplikasi yang kontak 3. Pemantauan terhadap timbulnya strain yang tahan
Penggunaan pestisida c. SyaratKeberhasilanPengendalian Pestisidatepatsasaranuntuk OPT OPT sasaranmasihpekaterhadappestisida Pestisida yang diaplikasinsesuaiteknik yang benar b. FaktorteknikPenggunaanatauTeknikAplikasiPestisida Waktu yang tepat Takaranaplikasi Cara ataumetodeaplikasi • HubunganantaraPestisidaPertaniandan OPT Sasarannya • Kesesuaianantarapestisidadansasaranbiologi • Kepekaansasaran
KAPAN FUNGISIDA DI GUNAKAN • Terjadwal ? • Ambang ekonomi ? • Ambang Potensial ( Potensi terjadinya penyakit yang didasarkan pada segitiga penyakit ). • Apabila kondisi mendukung, dapat dilakukan penyemprotan preventif, sebaliknya menunggu sampai terjadinya penyakit sering terlamabat. • Mengapa…?