200 likes | 908 Views
PEMBUATAN LARUTAN NUTRISI BAKU UNTUK HIDROPONIK. K o mposisi unsur hara dalam larutan nutri si.
E N D
Komposisi unsur hara dalam larutan nutrisi • Komposisi unsur hara dalam larutan untuk hidroponik harus dibuat tertentu. Komposisi unsur ini untuk beberapa pakar tanaman tidak sama biasanya mereka membuat perbedaan komposisi ini berdasarkan pengalaman yang berkaitan dengan macam atau jenis tanaman dan fase tumbuh (generatif atau vegetatif) dari tanaman yang diusahakan. Larutan nutrisi baku (standar) yang bersifat umum atau dengan perkataan lain larutan nutrisi dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman pada berbagai fase tumbuh.
Untuk pembuatan larutan nutrisi berat atom dari unsur-unsur yang dibutuhkan (unsur makro dan unsur mikro) perlu diketahui (tabel I). Tabel I. Berat atom dari unsur hara makro dan mikro
Kualitas air untuk larutan nutrisi Kadang-kadang ion-ion yang didapatkan dalam air merupakan nutrisi tanaman, contohnya SO4, Ca dan Mg. Ion-ion lain yang ada di dalam air diserap oleh tanaman dalam jumlah sangat sedikit tetapi akan segera mencapai konsentrasi yang dapat meracuni tanaman. Contoh untuk ini adalah ion Na dan Cl. Ion-ion di dalam air yang digunakan oleh tanaman sebagai nutrisi harus diperhitungkan dalam pembuatan larutan nutrisi. Suatu pengecualian untuk hal ini adalah Fe. Fe ini akan terpresipitasi keluar sebagai Fe (OH)3 dan kemudian tidak tersedia bagi tanaman. Meskipun ion HCO3- bukan merupakan suatu nutrisi tanaman, ion HCO3-ini harus dipertimbangkan atau diperhitungkan. Akumulasi dari ion HCO3- harus dinetralisir dengan asam. Biasanya asam yang digunakan adalah asam fosfat atau nitrat. Nitrat mengandung air dan amonium nitrat. Rumus molekulnya adalah 5[Ca(NO3)2. 2H2O]. NH4NO3 dan berat molekulnya adalah 1080,5 sehingga 1 mol pupuk calsium nitrat secara kimia setara dengan 5 mol Ca, 11 mol NO3 dan 1 mol NH4
Perhitungan larutan nutrisi Perhitungan larutan nutrisi biasanya dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama meliputi perhitungan unsur-unsur hara makro, dengan memperhatikan pupuk-pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur hara penyusun. Sebagai contoh jika KNO3 diberikan dengan maksud untuk meningkatkan kandungan K nitrat juga harus diperhitungkan. Tahap kedua adalah perhitungan dari unsur-unsur hara mikro. Suatu contoh praktek untuk perhitungan unsur-unsur makro dari larutan nutrisi dicantumkan pada Tabel 3. Dalam tabel ini larutan dibuat berdasarkan pertimbangan bahwa air yang digunakan sebagai pelarut tidak mengandung unsur-unsur hara.
Tabel 3. skema perhitungan larutan nutrisi tanpa koreksi untuk ion-ion dalam air pelarut Jumlah pupuk yang diperhitungkan dalam Tabel 3 yang diekspresikan dalam mmol.l-1 dengan mudah dapat dikonversi ke dalam mg.l-1 untuk larutan yang siap dipakai atau kg.m-3 untuk larutan persediaan dengan konsentrasi 100 kali. Hasilnya tercantum dalam Tabel 4.
Tabel 4. Unsur makro dari larutan persediaan yang diperhitungkan dari Tabel 1
Perhitungan untuk unsur-unsur mikro dari larutan nutrisi diberikan dalam tabel 5. Tabel 5. Unsur mikro dari larutan siap pakai dalam larutan persediaan yang diperhitungkan dari Tabel 1. Angka-angka di dalam kolom tiga dan empat diperoleh dengan cara sebagai berikut : 10 mol Fe = 10*932 g Fe-DPTA (6%) = 9,32 mg Fe-DPTA 6%. Per liter larutan persediaan dengan konsentrasi 100 kali mengandung : 10 mol*103*m-3*932*10-6 g* mol-1*102 = 932 g.m-3.
Ada beberapa pupuk lain yang dapat dibuat, pemilihan dapat dipertimbangkan berdasarkan pada teknik pencampurannya. Apabila tidak ada masalah dalam hal tersebut ; pupuk yang paling murah dipilih untuk dipergunakan. Pupuk sebaiknya dibagi ke dalam dua tangki, yaitu tangki A dan tangki B. Tangki A tidak mengandung fosfat dan sulfat, sedangkan tangki B tidak mengandung kalsium. Hal ini untuk menghindari terjadinya presipitasi dari kalsium fosfat atau kalsium sulfat. Tabel yang diberikan (tabel 6) dilengkapi dengan konversi dari mol.l-1 dalam larutan nutrien baku ke dalam g atau kg.m-3 untuk larutan persediaan dengan konsentrasi 100 kali. Larutan nutrisi sering harus dikoreksi untuk HCO3 jumlah yang setara dari Ca dan Mg juga terkandung dan oleh karena itu ion-ion tersebut harus diperhitungkan dalam pembuatan larutan nutrisi baku.
Tabel 6 memberikan contoh untuk perhitungan suatu larutan nutrisi. Dalam perhitungan 3 mmol HCO3, 1 mmol Ca dan 0,5 mmol Mg.l-1 dalam air diikutsertakan dalam perhitungan. Hasil perhitungan yang tercantum dalam tabel 6. Dikonversi ke mg.1-1 untuk larutan siap pakai atau kg.m-3 untuk larutan persediaan dengan konsentrasi 100 kali. Jumlah pupuk yang diperhitungkan dicantumkan dalam tabel 7. Larutan asam fosfat 75% dan asam nitrat 65% ditambahkan, sehingga pembagi 0,75 dan 0,65 digunakan.
Tabel 7. Jumlah pupuk untuk larutan siap pakai dan larutan cadangan konsentrasi 100 kali, dipehitungkan dari tabel 6. Dengan menggunakan larutan nutrisi tersebut dalam berbagai hal tidak perlu lagi untuk menghitung larutan persediaan yang berbeda untuk berbagai tipe air.
Untuk mebuat larutan nutrisi pada hidroponik ada dua hal pokok yang dipakai sebagai pemasok unsur hara. Selanjutnya dengan menggunakan metode pencampuran dan penghitungan yang telah dikemukakan akan didapat larutan nutrien baku yang dapat diberikan pada berbagai jenis tanaman pada berbagai fase tumbuh.
Pembuatan larutan nutrisi baku • 1. Pembuatan larutan nutrisi baku siap pakai yang mengandung unsur hara makro (lihat tabel 3 dan 4) • 2. Pembuatan larutan nutrisi baku siap yang mengandung unsur hara mikro (lihat tabel 5)