190 likes | 372 Views
PENCARIAN INANG KHV ( KOI HERPESVIRUS ) DARI BEBERAPA JENIS IKAN : KOI ( Cyprinus carpio ), KOKI ( Carassius auratus ), KOMET ( Carassius auratus auratus ), NILA ( Oreochromis niloticus ) dan LELE ( Clarias batrachus ). Pendahuluan.
E N D
PENCARIAN INANG KHV (KOI HERPESVIRUS) DARI BEBERAPAJENIS IKAN : KOI (Cyprinus carpio), KOKI (Carassius auratus),KOMET (Carassius auratus auratus), NILA (Oreochromis niloticus)dan LELE (Clarias batrachus)
Pendahuluan • Koi herpesvirus (KHV), merupakan virus yang menyebabkan kematian massal pada ikan mas • Berdasarkan sejarahnya, serangan KHV menyerang pertama kali pada pada awal Tahun 1960 di Inggris, tahun 1998 di Israel, Korea serta menyebar ke Amerika Utara, Eropa dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. • Pada tahun 2004, kerugian pembudidaya ikan air tawar di Indonesia lebih dari Rp 150 miliar • Penyakit ini dapat menyerang berbagai ukuran ikan mulai larva hingga induk, biasanya terjadi pada kisaran suhu 18-28ºC dan dapat menyebabkan kematian 80-100%
Perumusan Masalah • Perumusan masalah pada penelitian ini adalah tingkatan resistensi dari beberapa jenis ikan air tawar (koi, komet, koki, lele, nila) yang menjadi inang Koi Herpesvirus (KHV). • Tujuan • Tujuan penelitian ini adalah ingin mencari inang Koi Herpesvirus (KHV) dari beberapa jenis ikan (koi, komet, koki, lele, nila) berdasarkan analisis mortalitas dan analisis PCR. • Manfaat • Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai beberapa ikan inang Koi Herpesvirus (KHV) dari beberapa jenis ikan sehingga dapat membangun kewaspadaan terhadap serangan Koi Herpesvirus (KHV) dikemudian hari.
KHV memiliki ukuran diameter 170-230 nm, sedangkan nucleus berukuran 100-110 nm dengan bentuk icohedral. • Partikel inti berbentuk circular atau poligonal dengan diameter 78-84 nm dan ekstraseluler virus terbungkus sebagai virion matang dengan diameter sekitar 133 nm • Memiliki nama lain Cyprinid herpesvirus 3 (CyHV-3)
Gejala Klinis terserang KHV • produksi lendir (mucus) berlebih sebagai respon fisiologis terhadap kehadiran patogen, selanjutnya produksi lendir menurun drastis sehingga tubuh ikan terasa kasat • insang berwarna pucat dan terdapat bercak putih atau coklat yang sebenarnya adalah kematian sel-sel insang atau ”gill necrosis”, selanjutnya menjadi rusak.Secara makroskopis menunjukkan adanya kerusakan jaringan yang serius serta kematian sel yang berat • pendarahn di sekitar pangkal dan ujung sirip serta permukaan tubuh lainnya • sering pula ditemukan adanya kulit melepuh atau bahkan luka yang diikuti dengan infeksi sekunder bakteri, jamur dan parasit • hati berwarna pucat, selanjutnya menjadi rusak • ginjal (anterior dan posterior) berwarna pucat
Penularan dan Diagnosis • Organ yang menjadi target infeksi KHV adalah organ insang, ginjal, otak dan hati karena organ tersebut diduga memiliki prevelensi (populasi virus) lebih tinggi dibandingkan dengan jenis organ lainnya. • KHV dapat ditularkan pada ikan mas dan Goldfish dengan bersentuhan dengan ikan yang luka dan dapat ditularkan secara injeksi dengan kultur sel yang terinfeksi virus • Diagnosis dapat dilakukan dengan teknologi PCR (Polymerase Chain Reaction) karena hasilnya dapat diketahui lebih cepat yaitu sekitar lima jam, akurat dan tingkat sensitifitasnya tinggi
Kerangka Konseptual • Koi herpesvirus (KHV), sangat menular namun serangan yang dapat menyebabkan sakit atau kematian hanya terbatas pada ikan mas dan koi. • Atas dasar tersebut, maka perlu dilakukan tindakan pencegahan melalui pencarian inang koi herpesvirus (KHV) terhadap beberapa jenis ikan air tawar (koi, komet, koki, nila dan lele).
hipotesis • H0 : koi herpesvirus tidak memiliki virulensi yang spesifik pada family Cypridae atau menyerang semua jenis ikan air tawar yang di uji. • H1 : koi herpesvirus memiliki virulensi yang spesifik pada family Cypridae.
Metodologi Tempat dan Waktu • Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juni – 16 November 2009 di Tropical Diseases Centre dan di Laboratorium Basah Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. Parameter Utama • Parameter utama yang diamati dalam penelitian ini adalah ikan – ikan tersebut positif atau negatif terinfeksi KHV melalui hasil analisa mortalitas dan analisa DNA manggunakan metode PCR. Parameter Penunjang • Parameter pendukung lainnya adalah suhu, pH, dan DO. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari.
Penelitian • Persiapan penelitian • Penyiapan Isolat Virus • Perlakuan • Analisis Mortalitas • Analisis DNA
Hasil dan Pembahasan Data ikan yang mati setelah perlakuan (%) Keterangan : Koi (1) : koi yang diinfeksi melalui suntik (injeksi) Koi (2) : koi yang diinfeksi melalui pakan yang dicampur isolate virus (oral) Koi (3) : koi yang diinfeksi melalui organ positif KHV yang dimasukkan ke dalam aquarium (deeping)
Keseluruh ikan yang telah diberi perlakuan selama empat minggu ternyata kurang memperlihatkan gejala – gejala klinis terkena KHV seperti : insang berwarna pucat dan terdapat bercak putih, pendarahan di sekitar pangkal dan ujung sirip serta permukaan tubuh lainnya, kulit melepuh atau bahkan luka yang diikuti dengan infeksi sekunder bakteri, jamur dan parasit. Tetapi hanya terlihat produksi lendir (mucus) berlebih sebagai respon fisiologis.
Hal ini tidak dapat membuktikan bahwa ikan-ikan tersebut terinfeksi KHV. Untuk itu perlu analisis lebih lanjut dengan analisis DNA melalui uji PCR. • Uji PCR untuk mengetahui apakah kematian ikan – ikan tersebut diakibatkan oleh KHV hasil perlakuan atau bukan.
Keterangan: • 1: marker • 2: kontrol positif KHV 290 bp • 3: kontrol negatif • 4: koi (diinfeksi melalui injeksi) positif KHV • 4: koi (diinfeksi melalui pencampuran pakan dengan isolat virus) positif KHV • 4: koi (diinfeksi melalui organ positif KHV yang dimasukkan ke dalam aquarium) positif KHV • 4: koki positif KHV • 5: komet • 6: nila • 7: lele
Kualitas Air • Kualitas air sangat menentukan mortalitas ikan di lingkungan hidupnya. • Adapun kualitas air selama penelitian adalah suhu rata-rata berkisar antara 28 - 29 ºC dan pH berkisar antara 6,5 - 7, sedangkan oksigen terlarut berkisar antara 8 – 10 promil
Simpulan • Mortalitas yang terjadi pada Koi (1), Koi (2), dan Koi (3) sebesar 100 %. Sedangkan mortalitas pada koki sebesar 75%, Komet sebesar 40 %, Nila sebesar 20 % dan pada Lele sebesar 60 %. • Setelah uji PCR didapat bahwa Koi dan Koki dapat menjadi inang dari KHV. Khususnya pada ikan Koi, ternyata KHV dapat ditularkan dengan berbagai cara, yaitu : melalui injeksi, melalui pencampuran pakan dengan isolat virus, dan melalui pemasukan organ yang positif KHV ke dalam aquarium. • Ikan-ikan yang terinfeksi KHV tidak selalu menunjukkan gejala klinis KHV (kulit melepuh, ekses lendir, insang pucat dan terdapat bercak putih).
Saran • Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai vaksinasi yang tepat untuk mengatasi penularan KHV di kolam budidaya • Tetap waspada dengan KHV, karena ikan-ikan yang telah terinfeksi KHV dapat bersifat carrier tetapi secara fisik tidak menampakkan gejala klinis, sehingga dapat menularkan penyakit KHV pada ikan lain dan keturunannya