360 likes | 573 Views
Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Sub: Penguatan Organisasi. Kementerian Pendidikan Nasional 2010. Pengantar.
E N D
Reformasi PelaksanaanSistem PendidikanNasionalSub: PenguatanOrganisasi Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Pengantar • Rencana Pembangunan JangkaMenengah (RPJM) KementerianPendidikanNasional 2010-2014 sebagaibagiandariRencana Pembangunan JangkaPanjang (RPJP) dibidangpendidikan 2005-2025 telahmenetapkanpeningkatankualitaslayanansebagaifokusutama. • Sejalandenganfokustersebutdanmemperhatikanpersoalan, tantangan, peluangdan target yang harusdicapaidalamkurunwaktu 2010-2014, sertaharapanmasyarakatterutama yang terkaitpemanfaatananggaranfungsipendidikan. Hal tersebutmengharuskanKemdiknasmelakukanreformasidalammelaksanakanSistemPendidikanNasional. • SebenarnyareformasiinitelahdimulaisejakKabinet Indonesia Bersatu yang pertamaantara lain melaluipembiayaanpendidikan, perbukuandansistemperencanaan. Dan Kemdiknastermasuksalah satu dari 12 (dua belas) Kementerian/Lembaga yang dipilih menjadi pilot project reformasi birokrasi, yang dapat dipandang sebagai kelanjutan dari reformasi sistem perencanaan. • Reformasi birokrasi mencakup hal yang lebih luas dan harus diselesaikan dalam waktu yang singkat, karenanya waktu adalah sumberdaya kritikal dalam pelaksanaan reformasi birokrasi,mengingat reformasi birokrasi adalah salah satu agenda dalam Kontrak Kinerja Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Kementerian Pendidikan Nasional bertekad memanfaatkanmomentum reformasi birokrasi ini sekaligus untukmelakukan Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional secara menyeluruh. Jakata, Oktober 2010 MenteriPendidikanNasional Mohammad Nuh Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Bagian I Konsep Reformasi Kemdiknas
Tujuan • Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional dirancang oleh Kemdiknas untuk dapat melaksa-nakan Misi 5K Kemdiknas (Ketersediaan, Keterjang-kauan, Kualitas dan Relevansi, Kesetaraan, dan Ke-pastian) dengan cara seefisien dan seefektif mung-kin. • Tujuannya adalah untuk menghasilkan suatu sistem yang dapat mendukung tercapainya efisiensi nasio-nal dalam bidang pendidikan. • Efisiensi nasional akan dapat tercapai apabila Kem-diknas bekerja secara efisien (efisensi internal) dan pemangku kepentingan pendidikan dapat mempe-roleh layanan dari Kemdiknas dengan cara yang efi-sien juga (efisiensi eksternal). • Tujuan tersebut akan lebih mudah tercapai apabila semua kegiatan Kemdiknas dilaksanakan secara transparan dan akuntabel, sehingga tidak menyi-sakan sedikitpun celah untuk lengah dalam pembe-rian layanan terbaik kepada semua pemangku kepentingan sebagaimana tertuang dalam Visi Kemdiknas 2014: Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indo-nesia Cerdas Komprehensif. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Persepsi Publik Terhadap Reformasi Birokrasi: Sudah Berjalan Baik/Belum? Sumber: Harian Kompas, 14 Mei 2010, hal. 35 Berdasarkan data yang diperoleh dari Harian Kompas, tanggal 14 Mei 2010, halaman 35, dapat diketahui persepsi publik terhadap reformasi birokrasi pada 4 bidang aspek, yaitu ekonomi, politik, hukum dan sosial. Dalam bidang sosial, dimana pendidikan termasuk salah satunya, dianggap berjalan lebih baik dibanding bidang-bidang yang lain, tetapi hampir separuh dari publik masih belum puas. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Pelaksanaan Reformasi Kemdiknas • Reformasi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) telah dilakukan secara bertahap sejak tahun 2007, antara lain: • Pembelian Hak Cipta Buku Teks • Penyediaan Buku Sekolah Elektronik (BSE) • Penyediaan Fasilitas Internet dan Multimedia di sekolah • Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), BeasiswadanBantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) • Dan lain-lain • Hasil survey menunjukkan bahwa publik masih berharap reformasi birokrasi di bidang sosial (termasuk pendidikan) adalah lebih baik dari yang telah dilaksanakan sampai saat ini. • Sejak tahun 2010, Kemdiknas telah melanjutkan pelaksanaan reformasi birokrasi dengan melakukan: • Reformasi sistem Layanan dengan mengedepan-kan e-Layanan yang efisien, transparan, dan akun-tabel melalui satu Portal Layanan Prima Pendi-dikan Nasional • Penguatan Organisasi yang meliputi penajaman visi-misi-strategi,restrukturisasi organisasi, serta penataan tugas dan fungsi Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Ruang Lingkup • Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional yang sedang dilaksanakan oleh Kemdiknas mencakup: • Reformasi yang berorientasi pada perbaikan kondisi internal, yang diistilahkan sebagai Reformasi Birokrasi, dan • Reformasi yang berorientasi pada perbaikan layanan kepada pihak eksternal yang diistilahkan sebagai Reformasi Layanan. • Reformasi Birokrasi dilaksanakan dengan mengacu pada Permenpan No. 15/2008 yang mengarahkan bahwa reformasi birokrasi harus mencakup: • Penguatan Organisasi, • Pembenahan Tatalaksana, dan • Penataan dan Penguatan Sumber Daya Manusia • Reformasi Layanan Pendidikan dilaksanakan dengan bertumpu pada pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sehingga layanan dapat diberikan dari mana saja, kapan saja, dengan menggunakan media apa saja. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Bagian II Penguatan Organisasi Kemdiknas
Permasalahan Utama Pendidikan Nasional • Sebagaimana terlihat pada gambar 2, bahwa kondisi yang menjadi permasalahan utama pendidikan nasional saat ini adalah sebagai berikut: • APM (Angka Partisipasi Murni) SD adalah 95,2% • Capaian APM SD ini (95,2%) belum memenuhi kondisi yang seharusnya dicapai, yaitu sebesar 100%. Faktor-faktor yang menjadi penentu keberhasilan capaian angka tersebut adalah ketersediaan dan keterjangkauan. • Angka APM (Angka Partisipasi Murni) SMP adalah 93,3% • Capaian APM SMP lebih rendah dibandingkan capaian APM SD, yaitu sebesar 93,33%. Sebagaimana kondisi capaian APM SMP yang belum memenuhi kondisi yang seharusnya dicapai yaitu sebesar 100%. Faktor-faktor yang menjadi penentu keberhasilan capaian angka tersebut adalah ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan. • Sekolah yang sudah termasuk kategori SSN masih kurang dari 10% • Capaian SSN masih sangat rendah yaitu kurang dari 10% dan jauh dari kondisi yang seharusnya dipenuhi yaitu 100%. Faktor-faktor yang menjadi penentu keberhasilan capaian angka tersebut adalah kualitas dan relevansi layanan pendidikan. • Untuk mengatasi ketiga permasalahan utama di atas, selanjutnya terdapat arahan dari IPM (Indeks Pembangunan Manusia), MDG (Millenium Development Goals), dan EFA (Education For All) yang saling memiliki keterkaitan timbal balik dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) tentang wajib belajar, mutu sekolah, dan lain-lain untuk memacu kenaikan capaian APM SD dan SMP serta SSN dan SPM. Sasaran dari arahan tersebut adalah menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif sesuai dengan tuntutan dari GCI untuk memperkuat daya saing bangsa. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Permasalahan Utama Pendidikan Nasional Kesenjangan Faktor Penentu Arahan Sasaran Tuntutan Kondisi Saat Ini Kondisi Seharusnya APM SD=95,2% APM SMP=93,3% Ketersediaan APM SD=100%, APM SMP=100% IPM/ MDG/ EFA Keterjang-kauan UU Sisdiknas (Wajib Belajar, Mutu Sekolah,...) Insan Indonesia Yang Cerdas dan Kompetitif Daya Saing Bangsa SSN<10% Kualitas & Relevansi SSN/SPM=100% GCI GCI : Global Competitiveness Index IPM : Indeks Pembangunan Manusia MDG : Millenium Development Goals EFA : Education For All APM : Angka Partisipasi Murni SSN : Sekolah Berstandar Nasional SPM : Standar Pelayanan Minimum Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Struktur Lama Organisasi Kemdiknas DitJen PNFI DitJen MPDM DitJen PMPTK Dit PAUD Dit TK-SD Dit Profesi Dit. Kesetaraan Dit. SMP Dit. TenDik Dit. DikMas Dit. SMA Dit. BinDiklat Penanganan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD: TPA, KB,danTK/TKLB), Pendidikan Dasar (SD/SDLB, danSMP/SMPLB), Pendidikan Menengah (SMA/SMALB, danSMK), Pendidikan Nonformal-Informal (PNFI) dalam struktur organisasi Kemdiknas yang lama ditangani oleh tiga direktorat jenderal dengan pembagian tugas dan fungsi seperti tampak pada struktur pada gambar 3. Dit. BinSus Dit. SMK Dit. PTK PNF Dit. PLB Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Permasalahan Terkait Struktur Organisasi Lama Permasalahan timbul terkait adanya struktur organisasi Kemdiknas yang lama adalah sebagai berikut: • Ditinjau dari pencapaian target pendidikan (seperti pemenuhan APM dan SPM), masih terdapatnya tumpang tindih tugas dan fungsi diantara tiga Direktorat Jenderal (MPDM, PMPTK, danPNFI), sehingga mengakibatkan: • Saling lempar tanggung jawab bila ada masalah. • Saling berebut anggaran dan kegiatan. • Terjadi inefisiensi karena kegiatan yang sejenis dilakukan oleh beberapa unit kerja sehingga tidak dapat berbagi sumberdaya (resource sharing). • Tidak dapat menjalankan fungsi pendidikan secara utuh karena pembinaan terhadap komponen-komponen pendidikan dilaksanakan terpisah pada tingkatan direktorat jenderal, yang lebih sulit koordinasinya dibandingkan bila pada tingkatan yang lebih rendah (Contoh: Penanganan PTK terpisah dari satuan pendidikan). • Tangung jawab terhadap pelaksanaan misi Kemdiknas untuk tiap jenjang tersebar di beberapa Direktorat Jenderal (Contoh: Pemenuhan APM dan SPM). • Pembagian struktur yang masih campur aduk antara pendekatan jenjang/jalur dan pendekatan fungsi/komponen (Contoh: MPDM (jenjang) dan PMPTK (fungsi/komponen)). Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Ilustrasi: Kontributor Pemenuhan APM Saat Ini Gambar 4 adalah ilustrasi kontributor pemenuhan kebutuhan APM saat ini (kondisi sebelum restrukturisasi). Pemenuhan kebutuhan APM menjadi tanggung jawab tiga direktorat jenderal, yaitu PNFI, MPDM, dan PMPTK yang dikoordinir langsung oleh Menteri. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Ilustrasi: Kontributor Pemenuhan APM Saat Ini APM Setingkat SD Menteri APM SD APM SDLB APM Paket A PNFI Menjadi tanggung jawab 3 DirJen, di koordinir Menteri MPDM Sarana Prasarana PMPTK Peserta Didik Perlu melakukan penguatan organisasi untuk dapat mencapai tujuan dengan cara yang lebih efisien dan efektif Lembaga Proses Pembelajaran Pendidik Tenaga Kependidikan Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Kerangka Pikir Penguatan Organisasi Kemdiknas Gambar 5 adalah kerangka pikir penguatan organisasi Kemdiknas. Sejumlah kegiatan terkait layanan pendidikan nasional perlu didukung dengan penataan struktur organisasi dan tugas-fungsi unit kerja. Pendekatan yang dilakukan adalah integrasi, non-diskriminasi, dan berbagi sumber daya untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Kerangka Pikir Penguatan Organisasi Kemdiknas • Dalam sistem pendidikan, jumlah dan kompetensi PTK bukan variabel bebas • Pengelolaan PTK harus terintegrasi dengan komponen sistem pendidikan yang lain: peserta didik, sarana-prasarana, proses pem-belajaran, kelembagaan Jumlah PTK harus disesuaikan dengan jumlah peserta didik dan ketersediaan sarana-prasarana Kompetensi PTK harus disesuaikan dengan proses pembelajaran Jumlah dan kompetensi PTK diperlukan untuk penentuan/ peningkatan status lembaga Sertifikasi PTK dan pemenuhan persyaratannya harus didasarkan pada proses pembelajaran APM (Angka Partisipasi Murni) pendidikan dasar dan menengah masih jauh dari nilai ideal • Perlunya penanganan pendidikan kesetaraan dan pendidikan formal dengan cara non-diskriminatif • Untuk efisiensi, pengelolaan pendidikan kesetaraan berbagi sumberdaya dengan pendidikan formal sesuai dengan jenjangnya Sarana prasarana sekolah tidak dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan pendidikan kesetaraan PTK pendidikan formal tidak dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran pendidikan kesetaraan Guru kesulitan memenuhi persyarat-an beban mengajar 24 jam/minggu dari pendidikan formal saja Efisiensi & Efektivitas PerluPenataan Struktur Organisasi & Tugas -Fungsi Unit Kerja • Pendekatan: • Integratif • Nondiskriminatif • Berbagi sumberdaya
Peta StrukturOrganisasi Lama PAUD-NI DikDas DikMen PNI TPA/KB PAUD/TK /LB SD/LB/PKT A SMP/LB/PKT B SMA/LB/PKT C SMK Kelembagaan I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I Peserta Didik Sarana-Prasarana I I I I I I I I I I I I I I Proses Pembelajaran I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I Buku Perencanaan Kebutuhan PTK I I I I I I I I I I I I I I Kesejahteraan PTK I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I Kompetensi Sertifikasi I I I I I I I I I I I I I I PNFI MPDM PMPTK Setjen Pemetaan jenis layanan yang harus dilaksanakan oleh unit utama Kemdiknas supaya tiap jenjang/jenis pendidikan dapat terselenggara dengan baik adalah seperti tergambar pada peta struktur organisasi lama sebagaimana tampak pada gambar 6. Peta pewarnaan ini menunjukkan permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan pada sub permasalahan terkait struktur organisasi lama. Sebagai contoh yang tampak pada gambar 6 adalah kegiatan Perencanaan Kebutuhan PTK, Kesejahteraan PTK, Kompetensi, dan Sertifikasi dikerjakan sepenuhnya oleh Direktorat Jenderal PMPTK. Perbedaan signifikan yang terjadi dapat dilihat pada gambar 8 (peta struktur organisasi Kemdiknas yang baru). Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Pemetaan Jenis/Jenjang vs Layanan vs Unit Utama Sumbu Jenis/Jenjang Pendidikan (Tidak boleh diubah) Sumbu Jenis Layanan (Tidak boleh diubah) Unit Utama dinyatakan dengan warna (Boleh diubah) Gambaran desain pemetaan jenis/jenjang, layanan, dan unit utama adalah sebagaimana tampak pada gambar 7. Peta struktur organisasi Kemdiknas dapat digambarkan dalam tiga sumbu yang mewakili tiga variabel dalam organisasi Kemdiknas, yaitu variabel layanan, variabel jenis/jenjang pendidikan, dan variabel unit utama. Dari ketiga variabel tersebut, hanya variabel unit utama yang diwakili oleh pewarnaan yang merupakan variabel bebas Kemdiknas (yang boleh diubah). Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Pendekatan Dalam Penguatan Organisasi • Pergeseran paradigma: dari berbasis komponen-/fungsipendidikan menjadi berbasis keutuhan (integratif), yang mensyaratkan satu komponen tidak dapat dipisahkan dari komponen lain. • Pemanfaatan sumberdaya secara bersama (re-source sharing), agar sumberdaya yang tersedia dalam jumlah sangat terbatas (PTK, Sarana-Prasarana, danAnggaran) bisa dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi prinsip efisiensi. • Pemberian layanan pendidikan mencerminkan prinsip kesetaraan, sebagai implementasi kebi-jakan inklusifitas dalam pendidikan sebagaimana tertuang dalam setiap tujuan strategis pemba-ngunan pendidikan nasional. • Struktur organisasi dan tatakelolanya harus dirancang dengan memperhatikan prinsip-prinsip rancangan yang baik, seperti keandalan dan produktivitas sistem. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Peta Struktur Organisasi Baru PAUD-NI DikDas DikMen TPA/KB TK/LB SMK SD/LB/PKT A SMP/LB/PKT B PNI SMA/LB/PKT C Kelemba-gaan I I I I I I I I I I I I I Peserta Didik I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I SarPras Proses Pembelajaran I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I Buku Perencanaan Kebutuhan PTK I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I Sertifikasi Kesejahteraan PTK I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I Kompetensi BPSDMP&PMP PAUD&NI DikDas DikMen Dengan melakukan perubahan pewarnaan akan diperoleh peta struktur organisasi Kemdiknas yang baru. Terjadi efisiensi dan peningkatan peran dan tanggung jawab pada semua unit utama. Semua unit utama yang terkaitdenganpenangananpendidikananakusiadini, non-formal informal, pendidikandasar, danpendidikanmenengah memiliki peran yang komperehensif dalam penanganan satuan pendidikan, mulai dari sarana dan prasarana hingga pendidik dan tenaga kependidikan. Untuk menjaga mutu pendidik dan tenaga kependidikan, fungsi peningkatan kompetensi dan sertifikasi ditangani oleh badan baru, yaitu Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP&PMP) secara terpisah dan khusus sehingga dapat fokus dalam menjalankan peran peningkatan dan penjaminan mutu. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Struktur Baru Oganisasi Kemdiknas BPSDMP & PMP DitJen DikMen DitJen PAUD-NI DitJen DikDas Pusat Pengembangan Ten. Dik Pusat Pengembangan Profesi Pend. Dit SD Dit. SMA Dit PAUD PusatPenjaminanMutu Pend. Dit. PTK Eks PMPTK Dit. SMP Dit. SMK Dit. DikMas Eks PMPTK Implementasi peta pewarnaan menghasilkan struktur baru organisasi Kemdiknas yang secara konsisten menerapkan pendekatan jenjang/jenis pendidikan. Sebagai bagian dari usaha memuliakan PTK, penanganan PTK dari sisi operasional ditangani oleh direktorat PTK pada direktorat jenderal, sedangkan perencanaan dan pengawasan mutu ditangani oleh sebuah badan khusus, sehingga dapat bekerja lebih cepat dan lebih fokus sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang Guru dan Dosen. Dit. PKh/LKh Dit. PKh/LKh Dit. Kur/Lat Dit. PTK Dit. PTK Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Kelebihan Struktur Organisasi Baru • Kelebihan yang timbul dengan adanya struktur organisasi Kemdiknas yang baru adalah sebagai berikut: • Peningkatan kualitas dan kecepatan layanan me-lalui: • Kompetisi antar unit utama dalam pemberian la-yanan sejenis (contoh: sertifikasi, pemenuhan APM, dan lain-lain). • Penanganan terpadu fungsi pendidikan dalam satu unit utama (contoh semua fungsi dan komponen Pendidikan Dasar ditangani oleh satu unit utama). • Peningkatan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan pendidikan melalui pengelompokan tujuan sejenis dalam satu unit utama sehingga sumber daya terbatas yang dimiliki dapat dipakai bersama (resource sharing). Contoh: Pendidikan Dasar mencakup juga Paket A dan Paket B. • Pengurangan potensi friksi antar unit utama karena tidak adanya tumpang tindih tugas dan fungsi dalam pencapaian tujuan pendidikan. Contoh: tidak terjadi rebutan anggaran dan peserta didik antara program pendidikan SD dan Paket A. • Pendidik dan tenaga kependidikan lebih dimuliakan karena disatukan dengan satuan pendidikan dan peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Kelebihan Struktur Organisasi Baru (Lanjutan) • Adanya tambahan tugas dan fungsi baru, yaitu pendidikan layanan khusus yang selama ini be-lum dilaksanakan secara terprogram. • Penggunaan pendekatan yang konsisten dalam perancangan struktur organisasi (semua direk-torat jenderal berdasarkan jenis/jenjang). • Penekanan pada prinsip kesetaraan dalam arti yang sebenarnya sebagaimana tercermin pada Misi 5K Kemdiknas. Contoh: Paket A yang setara dengan SD pada struktur baru ditangani pada direktorat yang sama. • Peningkatan produktivitas dengan pembagian kerja yang lebih berimbang, serta peningkatan keandalan struktur organisasi dengan adanya unit lain yang melakukan kegiatan sejenis. Contoh: Pada penyiapan sertifikasi guru, perihal administrasi ditangani oleh tiga direktorat jenderal berbeda sesuai dengan jenjang/jenisnya, sehingga tidak terjadi penumpukan beban seperti saat ini (sebelum restrukturisasi). Sedangkankegiatanverifikasi dan penerbitan sertifikat ditangani oleh BPSDMP&PMP. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Kontributor Pemenuhan APM dengan Struktur Baru Gambar 10 adalah ilustrasi kontributor pemenuhan kebutuhan APM dengan struktur baru. Pemenuhan kebutuhan APM SD menjadi tanggung jawab satu direktorat jenderal yaitu Dikdas (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar). Hal yang sama juga berlaku untuk pemenuhan APM SMP, SMA, SMK dan pemenuhan SSN serta SPM. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Kontributor Pemenuhan APM dengan Struktur Baru APM Setingkat SD Menjadi Tanggung Jawab 1 DirJen DikDas Sarana Prasarana serta Pendidik dan Tenaga Kependidikan dapat dipakai bersama oleh SD dan Paket A APM SD APM SDLB APM Paket A Penjaminan Mutu Sarana Prasarana Peserta Didik Lembaga Pendekatan yang samajugaberlakuuntukPemenuhan APM SMP, SMA,SMK danPemenuhan SSN (SekolahBerstandarNasional) dan SPM (StandarPelayanan Minimum) Proses Pembelajaran Pendidik Tenaga Kependidikan Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Ilustrasi: Penanganan PAUD MPDM TK-SD TK PNFI PAUD PAUD&NI PAUD Pada struktur organisasi lama di Direktorat Jenderal MPDM dan Direktorat Jenderal PNFI terdapat jenjang pendidikan yang memiliki tujuan yang sama, yaitu TK dan PAUD, namun ditangani dengan cara berbeda oleh unit kerja berbeda. Sedangkan pada struktur baru, jenjang pendidikan yang memiliki tujuan yang sama disatukan ke dalam satu unit kerja. Sehingga tujuan yang sama ditangani dengan cara yang sama oleh unit kerja yang sama. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Ilustrasi: Penanganan Kesetaraan DikDas PNFI Kesetaraan Paket A Paket B Paket C MPDM SD DikMen SMP SMA SMK Pada struktur organisasi lama di Direktorat Jenderal PNFI dan Direktorat Jenderal MPDM terdapat jenjang pendidikan yang memiliki tujuan yang sama, yaitu Paket A, Paket B, SD, dan SMP; serta Paket C, SMA, dan SMK, namun ditangani dengan cara berbeda oleh unit kerja berbeda. Sedangkan pada struktur baru, jenjang pendidikan yang memiliki tujuan yang sama disatukan ke dalam satu unit kerja, yaitu Paket A, Paket B, SD, dan SMP dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar; dan Paket C, SMA, dan SMK dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. Sehingga tujuan yang sama ditangani dengan cara yang sama oleh unit kerja yang sama. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Ilustrasi: Penanganan PTK Ditjen Ditjen Direktorat Ten. Dik PMPTK PD Pendidik Profesi Ten. Pendidik PTK-PNF BinDiklat PM Pendidik MPDM Ten. Pendidik PNFI PAUD&NI PTK Pada struktur organisasi lama, PTK semua jenjang menjadi tanggung jawab satu direktorat jenderal, sehingga terjadi penumpukan beban kerja dan kurang fokus. Sedangkan pada struktur organisasi baru, PTK ditangani berdasarkan jenjang/jenis pendidikan yang ditanganinya, sehingga menjadi tanggung jawab tiga direktorat jenderal untuk percepatan dan fokus pelaksanaannya. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Ilustrasi: Penanganan PTK Ditjen/ Badan Direktorat Ditjen Direktorat PMPTK BinDiklat Pusat Pengembangan Ten. Dik BPSDMP & PMP Profesi Pusat Pengembangan Profesi Pend. Ten. Dik PusatPenjaminanMutu Pend. PTK-PNF MPDM PD PTK PM PTK PNFI PAUD&NI PTK Pada struktur organisasi lama, PTK semua jenjang menjadi tanggung jawab satu direktorat jenderal, sehingga terjadi penumpukan beban kerja dan kurang fokus. Sedangkan pada struktur organisasi baru, PTK ditangani berdasarkan jenjang/jenis pendidikan yang ditanganinya, sehingga menjadi tanggung jawab tiga direktorat jenderal untuk percepatan dan fokus pelaksanaannya. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Ilustrasi Produktivitas (Teori Antrian) Guru TK, SD, SMP, SMA, SMK Direktur Profesi Pendidik DirJen PMPTK 5000 /mg Batas Kecepatan+ Ketelitian: 10000 berkas/minggu 5000 berkas/minggu Guru TK BPSDMP & PMP (Verifikasi & penerbitan sertifikat) 3000 /mg Direktur PTK DirJen PAUD & NI Batas Kecepatan+ Ketelitian: 4000 berkas/minggu 3000 berkas/minggu Guru SD, SMP 4000 /mg Direktur PTK DirJen DikDas Batas Kecepatan+ Ketelitian: 4000 berkas/minggu 5000 berkas/minggu 4000 /mg Guru SMA, SMK Direktur PTK DirJen DikMen Batas Kecepatan+ Ketelitian: 4000 berkas/minggu 4000 berkas/minggu Total 11000 /mg Dengan pembagian beban sertifikasi guru kepada tiga direktur pada tiga ditjen terpisah dapat memercepat proses sertifikasi, dengan hasil yang lebih akurat me-ngingat tiap direktorat menangani guru pada jenjang-/jenis pendidikan tertentu, sehingga lebih fokus karena permasalahannya lebih homogen. Akan tetapi proses tersebut tetap melibatkan BPSDMP & PMP. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Perpres 24/2010 Pasal 436 :Susunan Organisasi Kemdiknas • Wakil Menteri • Sekretariat Jenderal • DitJen PAUD dan NI • Ditjen Pendidikan Dasar • Ditjen Pendidikan Menengah • Ditjen Pendidikan Tinggi • Inspektorat Jenderal • Badan Penelitian dan Pengembangan • Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra • SAM Hukum • SAM Sosial dan Ekonomi • SAM Kerjasama Internasional • SAM Organisasi dan Manajemen • SAM Budaya dan Psikologi Pendidikan Merah: Berubah, Hitam: Tetap, Biru: Penambahan Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Perpres 24/2010 Pasal 436 :Susunan Organisasi Kemdiknas Dari susunan organisasi Kemdiknas tersebut di atas terdapat perubahan pada Ditjen PAUD dan NI, Ditjen Pendidikan Dasar, dan Ditjen Pendidikan Menengah. Selain itu juga terdapat penambahan Wakil Menteri, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra, dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
Kesimpulan • Kemdiknas melakukan reformasi secara komprehensif terkait dengan pelaksanaan sistem pendi-dikan nasional dalam usaha memenuhi MISI 5K dengan cara yang efisien, transparan, dan akuntabel, baik bagi Kemdiknas maupun para pemangku kepentingan pendidikan yang harus dilayaninya. • Struktur organisasi baru Kemdiknas disusun berdasarkan analisis yang mendalam dan komprehensif dengan mengedepankan: • Keutuhan penanganan keseluruhan proses pendidikan oleh tiap unit utama (Integratif) • Kesamaan tujuan pendidikan dalam satu unit (Inklusif/non diskriminatif) • Perbandingan kinerja dalam penanganan tugas yang sama untuk memacu motivasi kerja (Motivatif) • Pemanfaatan sumber daya terbatas untuk mencapai tujuan pendidikan (Efisien dan Efektif) • Pembagian tugas dan fungsi ke dalam unit utama dengan pendekatan yang konsisten (Konsistensi) Reformasi Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional 2010
TanggapDalamMelayani BerlombaMeraihPrestasi bijak memberi teladan gigih menciptakan peluang sabar memberi dorongan