430 likes | 733 Views
Tumbuh Kembang Anak dan Arah Kebijakan Pengembangan Anak Usia Dini Hilistik Integratif di Indonesia. Nina Sardjunani Deputi Menteri Bidang SDM dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas. Disampaikan dalam Seminar Internasional PTK PAUDNI 2014 Bandung, 13 Agustus 2014. Outline.
E N D
Tumbuh Kembang Anak dan Arah Kebijakan Pengembangan Anak Usia Dini Hilistik Integratif di Indonesia Nina Sardjunani Deputi Menteri Bidang SDM dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan dalam Seminar Internasional PTK PAUDNI 2014 Bandung, 13 Agustus 2014
Outline • Pentingnya PAUD • Perkembangan otak manusia • Faktor resiko • Faktor pelindung • Intervensi PAUD yang efektif • PAUD di Indonesia
Mengapa PAUD penting? (1) • Pertumbuhan dan perkembangan anak usia 0-6 tahun merupakan periode emas untuk pengembangan kemampuan kognitif, sosial, emosional dan fisik. • Intervensi pada anak kelompok usia ini sangat penting karena merupakan fondasi untuk pembangunan Human Capital karena anak yang sehat dan yang secara sosial tumbuh secara optimal akan tumbuh menjadi orang dewasa yang produktif secara ekonomi. • Bukti empirik menunjukkan investasi terhadap anak usia dini menghasilkan Rate of Return yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. Pendidikan anak usia dini terbukti meningkatkan school readiness pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Mengapa PAUD penting? (2) • Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh: • Psiko-sosial • Faktor biologis • Faktor keturunan/genetik • Perkembangan ontogenetik (mulai dari janin sampai dewasa) terjadi dalam waktu yang berbeda-beda dan saling mempengaruhi dalam perkembangannya berikutnya. • Gangguan perkembangan tumbuh kembang anak di awal masa pertumbuhan, masih mungkin untuk dipulihkan melalui intervensi dini.
Perkembangan otak manusia • Perkembangan otak manusia menjadi penentu utama dalam tumbuh kembang anak. • Otak berkembang melalui interaksi dinamis antar faktor genetik/biologis, lingkungan dan pengalaman anak. Oleh karenanya perkembangan otak yang optimal mensyaratkan lingkungan yang ramah terhadap anak, asupan gizi yang memadai dan interaksi sosial dengan pengasuh anak yang sangat menyayangi dan memperhatikan anak. • Perkembangan otak termasuk perkembangan kognitif dan sosial anak akan terganggu jika mereka terpapar resiko biologis dan psikososial.
Perkembangan otak manusia Sumber: Thompson RA, Nelson CA. Developmental science and the media: early brain development. Am Psychol 2001; 56: 5–15 Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh kualitas lingkungan
Dampak Perkembangan Otakdalam Jangka Panjang • Perkembangan otak yang terganggu akan memiliki dampak jangka panjang seperti dalam capaian pendidikan dan status ekonomi yang lebih lanjut berdampak pada kesenjangan yang dialami oleh generasi berikutnya. • Kesenjangan dapat dikurangi melalui intervensi di awal-awal kehidupan anak.
Pengaruh faktor resiko dan faktor proteksi dalam perkembangan otak
Resiko Psiko-sosial • Kurangnya peluang untuk mendapatkan pembelajaran dan rendahnya kualitas layanan (interaksi antara pengasuh dan anak) merupakan resiko utama terganggunya perkembangan anak • Resiko psiko-sosial lain: • Depresi yang dialami oleh ibu • Kekerasan sosial • Kelembagaan dalam pengasuhan anak
Faktor Pelindung • Pemberian air susu ibu terutama pada 6 bulan pertama secara eksklusif • Pemberian suplemen gizi mikro untuk ibu dan anak (yodium,zat besi, asam folat, zinc,vitamin A ) • Pencegahan terjadinya infeksi • Interaksi antara pengasuh dan anak • Peluang bagi anak usia dini untuk bermain dan belajar • Pendidikan ibu
Dampak positif PAUD Rata-rata kesenjangan pendidikan (tahun) APK Pendidikan anak usia dini Negara-negara yang partisipasi PAUD-nya lebih tinggi cenderung memiliki kesenjangan pendidikan yang lebih rendah (data 73 negara berkembang )
Hubungan antara kondisi (sosial ekonomi dan kesehatan) anak usia dini dengan kemampuan kognitif dalam jangka panjang Sumber: the Lancet – Child Development Series 1, 2007 Anak yang berasal dari keluarga miskin dan yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah dibanding anak dari keluarga yang lebih mampu dan yang tidak mengalami stunting
Kemampuan akademik anak yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti PAUD PAUD dan kesiapan sekolah % jawaban benar • Sumber: Bank Dunia, 2013 Anak-anak yang mengikuti PAUD/TK (preschool) memiliki total skor Skolastik dan Non-Skolastik yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengikuti. Selain itu, mereka lebih siap dalam mengikuti pendidikan di sekolah
Dampak Positif Lain • Dampak positif pada Ibu yang berpartisipasi dalam program pengembangan anak usia dini: • Peningkatan ketrampilan pengasuhan • Peningkatan taraf pendidikan dan partisipasi dalam ketenagakerjaan • Penurunan penggunaan bantuan sosial • Perilaku kesehatan yang lebih baik • Rendahnya aktivitas kriminal (lihat Karolydkk., 1998, and Brooks-Gunn, Berlin, and Fuligni,2000)
Intervensi PAUD yang efektif • Bagi anak usia 3 tahun keatas melalui lembaga PAUD terutama untuk meningkatkan kemampuan kognitif, pengembangan emosi-sosial dan kesiapan untuk sekolah • Dampak yang lebih besar akan diperoleh melalui program yang berkualitas. • Kualitas pengasuh menjadi salah satu faktor yang paling besar dampaknya dalam tumbuh kembang anak pelatihan guru/pengasuh menjadi sangat krusial.
Intervensi yang holistik dan integratif • Pengembangan anak usia dini perlu dilakukan secara terintegratif dengan mengurangi berbagai resiko yang dihadap. • Intervensi secara holistik yang mencakup seluruh kebutuhan untuk tumbuh kembang anak termasuk stimulasi dan pendidikan serta pelaksanaan program kesehatan dan gizi. • Intervensi dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan seluruh fihak terkait.
Perlunya afirmasi pada kelompok miskin Kemiskinan menghambat keluarga untuk memberikan pengasuhan yang baik pada anak perlu perhatian lebih untuk kelompok ini melalui pemberian pelayanan yang lebih terjangkau.
Permasalahan • Akses layanan PAUD masih terbatas. Pemahaman masyarakat khususnya kelompok ekonomi miskin atas pentingya PAUD masih kurang. • Pemenuhan Standar Pendidikan Anak Usia Dini (Permendiknas 58/2009) yang meliputi: (1) Standar tingkat pencapaian perkembangan; (2) Standar PTK; (3) Standar isi, proses, dan penilaian; dan (4) Standar sarana prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan masih terbatas. • Pendidik PAUD umumnya belum memiliki kualifikasi akademik yang memadai dan bekerja dengan insentif rendah dan banyak yang berifat voluntir, sehingga memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan pemda serta para pemangku kepentingan lain. • Alokasi anggaran untuk PAUD secara umum masih kurang sehingga tidak semua kebutuhan dan kegiatan PAUD dapat terpenuhi & terlaksana. • Koordinasi antara K/L dan antarsektor belum efektif terkait pelaksanaan program-program yang relevan dengan layanan PAUD (e.g. PNPM, PKH).
Partisipasi pendidkan anak usia 3-6 tahun di Indonesia, 2012 Sumber: diolah dari data SUSENAS 2012 • Masihbanyakanakusia 3-6 tahun yang tidakmengikutiPAUD • Lebihdariseparuhanakusia 6 tahunsudah bersekolahdi SD/MI
Partisipasipendidikan (%) anakusia 3-6 darikeluargamiskinjauh lebihrendahdibandingpartisipasianakdarikelaurgakaya Partisipasi pendidkan anak usia 3-6 tahun di Indonesia menurut status ekonomi, 2012 Keterangan: Q-1 : kelompok 20% termiskin Q-5 : kelompok 20% terkaya Sumber: diolah dari data SUSENAS 2012
Proporsidesa yang memiliki TK/sederajatantarkabupaten/kotadisetiapprovinsi. Sumber: diolah dari data PODES 2011 Di beberapa daerah, ketersediaan lembaga PAUD masih menjadi kendala. Belum semua desa memiliki lembaga PAUD
Persentase guru TK menurut pendidikan, 2012 Sumber: diolah dari database guru 2012 Guru TK umumnya belum memenuhi kualifikasi S1/D4. Kondisi guru PAUD non-formal tentunya lebih buruk lagi
Rata-rata nilaiUjiKompetensi Guru menurutjenjangdankualifikasiakademik guru Guru yang berpendidikan S1/D4 keatastidakjauhlebihtingginilaiUKGnyadibanding guru denganpendidikan yang lebihrendah. Tantanganuntukmeningkatkanefektivitas program pengembangankualitas guru/pendidik.
RentangnilaiUjiKompetensi Guru menurutJenjangPendidikan Masih cukup banyak diantara guru yang sudahperpendidikan S1/D4 ataulebih yang mendapatkannilai UKG dibawah30.
Potensi • Adanya dukungan kebijakan berbagai sektor untuk layanan PAUD: Stranas PAUD-HI, UU Sisdiknas , Permendiknas 58/ 2009 (Standar mutu PAUD) , Permendagri 19 (Posyandusebagai layanan sosial dasar) UU Kesehatan, UU ASI, Gerakan Nasional PAUD, BUNDA PAUD Movement. • Perpres 60/2013 sebagai payung hukum untuk pelaksanaan PAUD holistik integratif sehingga sangat mendukung dalam intervensi lintas sektor. • Besarnya dukungan peran swasta (orangtua) dalam penyelenggaraan layanan PAUD • Tersedia berbagai forum peningkatan mutu (pelatihanberjenjang, PelatihanPemda, magang, Gugus PAUD, etc) • Makin banyaknya perguruan tinggi yang memiliki jurusan PG PAUD (calon pendidik PAUD yang kompeten tersedia) • Ada dukungan dana (terbatas) dari Pusat maupun daerah ( (BoP, Bantuan PAUD Rintisan, BoP Daerah, insentif tendik) • Peluang pemanfaatan dana desa
Tantangan • Meningkatkan akses pendidikan anak usia dini yang jumlahnya diproyeksikan akan terus meningkat dan mencapai angka tertinggi pada tahun 2016 dengan jumlah anak usia 0-6 tahun mencapai 35,6 juta. • Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru, guru pendamping, dan pengasuh PAUD melalui pendidikan dan pelatihan • Memperluas pemenuhan Standar Pendidikan Anak Usia Dini • Menciptakan enabling environment untuk peningkatan koordinasi antar sektor dan pemberdayaan peran swasta.
Proyeksi jumlah penduduk usia 0-6 tahun Jumlah penduduk usia 0-6 tahun masih akan tetap besar sampai tahun 2035 dan diproyeksikan mencapai angka tertinggi pada tahun 2016 (35,6 juta)
Usulan Kebijakan dan StrategiPendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini
3 Sasaran Kebijakan PAUD : (dari Pengungkit hingga Outcome) Outcome Kebijakan Pengungkit Sasaran Kebijakan Menciptakan lingkungan yang mendukung • Kerangka hukum • Koordinasi antarsektor • Pendanaan Seluruh anak memiliki kesempatan untuk mencapai potensinya secara penuh Mengimplementasikan secara luas • Cakupan dan kesetaraan • Fokus area Kebijakan PAUD yang efektif Memantau dan menjamin mutu • Informasi PAUD • Standar mutu • Kepatuhan terhadap standar
TERIMA KASIH “Neglect the Children most in need is an outrage – and a huge strategic mistake” UNICEF Executive Director Anthony Lake