E N D
PahlawanNasional: Abdul Muis Abdul Muislahirdi Sungai Pura, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli 1883 adalahseorangsastrawandanwartawan. PendidikanterakhirnyaadalahdiStovia (sekolahkedokteran, sekarangFakultasKedokteranUniversitas Indonesia) Jakarta, akantetapitidaktamat. PernahbekerjasebagaikierkdiDepartemenBuderwijs en Eredienstdanmenjadiwartawandi Bandung padasuratkabarBelanda, Preanger BodedanmajalahNeracapimpinanHajiAgusSalim. DiasempatmenjadiPemimpinRedaksiKaoemMoedasebelummendirikansuratkabarKaoem Kitapada 1924. Setelahkemerdekaan, iaturutmembantumendirikanPersatuanPerjuanganPriangan. KegiatanpolitikpertamanyaadalahdenganmasukSarekat Islam (SI) dandiangkatmenjadisalahsatupengurusbesar. Abdul Muisjugaterang-teranganmenolakdanmemecatanggota-anggotaSarekat Islam yang sudahdipengaruhipahamkomunis. Diapernahmengecamtulisanorang-orangBelanda yang sangatmenghinabangsa Indonesia melaluitulisannyadiharianberbahasaBelanda, De Express. Padatahun 1913, menentangrencanapemerintahBelandadalammengadakanperayaanperingatanseratustahunkemerdekaanBelandadariPerancismelaluiKomiteBumiputerabersamadenganKiHadjarDewantara. Padatahun 1917, ketikaperangduniapertamaterjadi, iadiutuskeBelandaolehKomite Indie Weerbaaruntukmembicarakanmasalahpertahananbagi Indonesia. Iajugaberusahamemengaruhitokoh-tokohbangsaBelandauntukmendirikansekolahteknikdi Indonesia danusahanyaberhasildenganberdirinyaTechnischeHooges School (sekarangbernamaInstitutTeknologi Bandung). Padatahun 1922, diamemimpinpemogokankaumburuhdi Yogyakarta sehinggaakhirnyaditangkapBelandadandibuangkeGarut, Jawa Barat. Semasamenjadiwakil SI diVolksraad(Dewan Rakyat Jajahan), bersama H.O.S. Tjokroaminoto, diapernahmenuntutkepadaPemerintahBelandauntukmembentukparlemendarirakyatuntukrakyatdanolehrakyat, danpemerintahharusbertanggungjawabkepadaparlemen. Pejuangdanjugasastrawanpenulis roman terkenalSalahAsuhan(pernahdifilmkanolehAsrulSanipadatahun 1972) iniwafattanggal 17 Juni 1959 di Bandung. Iadimakamkandi TMP Cikutra - Bandung. Diadikukuhkansebagaipahlawannasional yang pertamaolehPresiden RI SoekarnomelaluiSuratKeputusanPresidenRepublik Indonesia No. 218 Tahun 1959, tanggal 30 Agustus 1959.