130 likes | 942 Views
KELOMPOK 5. KEBUDAYAAN LOKAL DI INDONESIA (UPACARA ADAT). Ngaben ( Pembakaran Jenasah di Bali ). Ngaben adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan di Bali, khususnya oleh yang beragama Hindu. Bade dan Lembu tempat mayat yang akan dilaksanakan Ngaben. Makna upacara
E N D
Ngaben (Pembakaran Jenasah di Bali) Ngaben adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan di Bali, khususnya oleh yang beragama Hindu. Bade dan Lembu tempat mayat yang akan dilaksanakan Ngaben. Makna upacara untuk mengembalikan roh leluhur (orang yang sudahmeninggal) ke tempat asalnya. Biasa dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang yang meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang tuanya. Dalam sekali upacara biasanya menghabiskan dana 15 juta s/d 20 juta rupiah. Images
Ritual Ma’ Nene’ Ritual membersihkan dan mengganti busana jenazah leluhur, diadakan setiap bulan agustus di pedalaman Toraja Utara. Ritual Ma’ Nene’ dimulai dari : • Peti-peti mati para leluhur, tokoh dan orang tua dikeluarkan dari makam. • Peti diletakkan di arena upacara. • Sanak keluarga mayit telah berkumpul dan mereka mengeluarkan jenazah yang masih utuh maupun sudah menjadi tulang dan mengganti busana di tubuh jenazah dengan yang baru. Harapan masyarakat Baruppu dalam mengadakan upacara ini adalah agar arwah leluhur dapat menjaga mereka dari gangguan jahat, hama tanaman, juga kesialan hidup. Ritual Ma’ Nene’ memiliki aturan tak tertulis yang mengikat warga (Mis : jika seorang istri atau suami meninggal dunia, maka pasangan yang ditinggal mati tak boleh kawin lagi sebelum mengadakan Ma’ Nene’ untuknya.) ImagesGAMBAR MANENE
Kebo-keboan Upacara kebo-keboan adalah upacara tradisional di Dusun Krajan, Desa Alasmalang, Kabupaten Banyuwangi. Dilaksanakan satu kali dalam satu tahun yang jatuh pada hari Minggu antara tanggal 1 sampai 10 Sura. Tahap-tahap yang harus dilalui dalam upacara ini adalah : • Selamatan di Petaunan, • Ider bumi atau arak-arakan mengelilingi Dusun Krajan, • Ritual kebo-keboan yang dilaksanakan di daerah persawahan Dusun Krajan. Maksud diadakannya upacara : adalah untuk meminta kesuburan tanah, panen melimpah, serta terhindar dari malapetaka baik yang akan menimpa tanaman maupun manusia yang mengerjakannya. Images
PASOLA Pasola berasal dari kata "sola" atau "hola", yang berarti sejenis lembing kayu yang dipakai untuk saling melempar dari atas kuda yang sedang dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan. Pasola merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional yang dilakukan oleh orang Sumbayang masih menganut agama asli yang disebut Marapu (agama lokal masyarakat Sumba). Permainan pasola diadakan pada empat kampung di kabupaten Sumba Barat. Pelaksanaan pasola dilakukan secara bergiliran, yaitu antara bulan Februari hingga Maret setiap tahunnya. Pasola menggambarkan rasa syukur dan ekspresi kegembiraan masyarakat setempat, karena hasil panen yang melimpah. Images
TABUIK Berasal dari kata ‘tabut’, dari bahasa Arab yang berarti mengarak. Tabuik (Tabut) adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman . • Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dalam kalender Islam. Images
GAMBAR MANENE Kembali
Gambar Kebo Reboan Kembali
Gambar Pasola Kembali
Gambar Tabuik Kembali