30 likes | 384 Views
Modul 10 Sambungan dengan Paku Dibandingkan dengan sambungan baut maka sambungan dengan paku: Mempunyai efisiensi lebih besar Memberi perlemahan yang lebih kecil yaitu kira-kira 10 % Kekuatan tidak tergantung arah serat, dan pengaruh cacat-cacat kayu juga kurang Adalah lebih kaku
E N D
Modul 10 Sambungan dengan Paku Dibandingkan dengan sambungan baut maka sambungan dengan paku: Mempunyai efisiensi lebih besar Memberi perlemahan yang lebih kecil yaitu kira-kira 10 % Kekuatan tidak tergantung arah serat, dan pengaruh cacat-cacat kayu juga kurang Adalah lebih kaku Beban-beban pada penampang lebih merata Untuk kayu yang tidak terlalu keras dan bila kayu yang harus disambung tidak terlalu tebal, maka tidak perlu dibor, sehingga dapat dikerjakan oleh setengah tukang. Dalam PKKI syarat-syarat serta cara-cara perhitungan Kekuatan paku untuk sambungan tampang satu dapat dilihat pada lampiran-1. Apabila pada sambungan digunakan paku yang memenuhi syarat untuk sambungan tampang dua, maka kekuatan paku dalam lampiran-1 dapat dikalikan dua. Panjang paku untuk sambungan tampang satu biasanya diambil sbb. Ip 2,5.l (l = tebal kayu muka) sedangkan untuk sambungan tampang dua, Ip 2m 1 (m = tebal kayu tengah) Dari lampiran-1 tampak bahwa tebal kayu muka tempat awal kayu masuk dibatasi 2-4 cm, sehingga untuk tebal kayu muka lebih dari 4 cm, maka kekuatan paku tidak dapat dihitung berdasarkan lampiran-1 tersebut. Kekuatan paku dapat juga dihitung dengan rumus sbb. P 0,5.d .l.Tk untuk..l 7.d P 3,5.d 2.Tk untuk..l7.d P d .m.Tk untuk..m 7.d P 7.d 2.Tk untuk..m7.d http://www.mercubuana.ac.id Tampang satu: Tampang dua:
JOINT 2 Golongan II tampang 2 h d 4,3 b = 4,3 Diameter baut: 12 4,3 2,79 2,54 d 2,79 cm 1,1 inch 1" maka diameter baut = 1 “ = 2,54 cm Kekuatan sambungan : S = 100 x d x b3 x (1 – 0,6 sin) http://www.mercubuana.ac.id
JOINT 3 Golongan II tampang 2 h d 4,3 b = 4,3 Diameter baut: 12 4,3 2,79 2,54 d 2,79 cm 1,1 inch 1" http://www.mercubuana.ac.id