690 likes | 1.12k Views
BAB I. SEJARAH PERENCANAAN. SEJARAH PERKEMBANGAN PERENCANAAN DI INDONESIA. Perencanaan tertulis secara ilmiah di Indonesia diawali pada tahun 1947 dimana Soekarno membentuk :
E N D
BAB I SEJARAH PERENCANAAN
SEJARAH PERKEMBANGANPERENCANAAN DI INDONESIA • Perencanaantertulissecarailmiahdi Indonesia diawalipadatahun • 1947 dimanaSoekarnomembentuk : • Panitiapemikirsiasatekonomi yang diketahuioleh Drs. MuhamadHatta yang dikenaldeklarasi: Dasarpokokdaripada plan mengaturekonomi Indonesia • Tahun 1948 – 1950 • Menyusun plan bidangpertanian, peternakan, perindustriandankehutanan. • Tahun 1951 – 1952 • DibentukDewanPerencanaanNasional (Depernas) • Depernas RPNSB inimenjadicikalbakalterbentuknyaBadanPerencanaan Pembangunan Nasional. (Bappenas). • Tahun 1961 – 1969 • DisusunRencana Pembangunan NasionalSemestaBerencana • Padaawalnyakitamenganutperencanaantradisional (TraditiaonalPlaning) dimanakitamenyediakananggaranterlebihdahulusetelahterkumpuldanabarumenyusunrencana. Perencanaantradisional, rencanadikendalikanolehdanadandaya
PERENCANAAN MODERN Dimulai lahirnya REPELITA yang menganut PPBS (Planing Programming Budgeting Sistem) berdasarkan : DUK – Daftar Usulan Kegiatan DIK – Daftar Isian Kegiatan DIP – Daftar Isian Proyek Para perencana modern lebih mengutamakan membuat rencana, sasaran dan program baru dijabarkan dalam anggaran. Tahun 1982 terkenal dengan Perencanaan terpadu yang terkenal dengan SP4 atau Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Pengangguran
Perkembangan Perencanaan Pendidikan Menurut Keputusan Mendikbud No. 229 Menggunakan model “Net Work Planning” atau Perencanaan Jaringan Laba-labaYaitu perencanaan disusun dari unit-unit terkecil berdasarkan alur kegiatan dan waktu serta biaya yang jelas Model LAN = Lokal Area NetworkDimana tempatnya model perencanaan yang digunakan unsur-unsur terkecil yang harus digunakan serta dana yang disediakan Model = Wide Area NetworkHampir sama dengan LAN ditambah pengaruh lingkungan misalnya perbedaan harga material dan pengaruh sosial politik menjadi bahan pertimbangan formal, rasional dan operasional Model Intra dan Inpra InternetGambaran perencanaan melalui komputer dan pertimbangan perencanaan pendidikan dikaitkan denga Asta Grata
ASTA GRATA Model perencanan terpadu antara unsur-unsur material dipadukan dengan delapan aspek kehidupan masyarakat yaitu : Idologi = yaitu perencanaan harus mempertimbangkan adat istiadat dan cita-cita masyarakat Politik yaitu perencanaan mudah diterima oleh masyarakat sehingga kebijakan perencanaan mendapat dukungan seluruh lapisan masyarakat Ekonomi yaitu perencanaan harus mempertimbangkan keadaan ekonomi masyarakat Sosial yaitu perencanaan harus sesuai dengan kondisi sosial masyarakat setempat Budaya yaitu perencanaan pendidikan dapat mempertahankan dan mengembangkan budaya setempat menuju arah modernisasi Pertahanan = setiap perencanaan harus tetap mempertahankan etika moral dan akhlak Keamanan = perencanaan pendidikan jangan menimbulkan gejolak tetapi harus menjamin rasa aman dan nyaman Pemerataan = perencanaan harus menjamin prinsip keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat
BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN
PENGERTIAN PERENCANAAN Menyusunsejumlahkegiatan yang ditetentukansebelumnyapadasuatuperiodetertentudalamrangkamencapaitujuan yang telahditetapkan (Biro PerencanaanDepdikbud) Perencana adalah proses pemilih dan penetapan tujuan, sasaran, strategi, prosedur, metode, anggaran dan standar keberhasilan suatu kegiatan (Prof DR Hadari Nawawi) Perencanaan adalah kegiatan persiapan merumuskan dan menetapkan keputusan tentang langkah-langkah penyelesaian masalah dalam pelaksanaan suatu masalah pekerjaan secara terarah untuk mencapai suatu tujuan Perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan tujuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagian) Perencanaan adalah suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada sasaran tertentu (J Dror) Perencanaan adalah proses yang menggabungkan pengetahuan dan teknik ilmiah ke dalam kegiatan yang terorganisir
“Planning is process by wich a scientifie an technical knowledge is joined to organized action” (Friedman 1978) Perencanaan adalah suatu urutan tindakan, perkiraan biaya serta penggunaan waktu untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas data dengan memperhatikan prioritas yang wajar dan efisien untuk mencapai tujuan Prajudi AtmosudirdjoPerencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.Bilamana, oleh siapa, bagaimana, di mana dan seterusnya PENGERTIAN PERENCANAAN • Dari beberapa difinisi di atas dapat kita analisis dan ditarik beberapa butir penting dan dapat dijadikan pegangan dalam menyusun suatu rencana sebagai berikut : • Perencanaan berhubungan dengan hari depan • Perencanaan menggambarkan seperangkat kegiatan • Perencanaan merupakan proses yang sistematis • Perencanaan menggambarkan hasil dan tujuan tertentu • “Planning is future thinking planning is controlling the future planning is decision making”
FUNGSI PERENCANAAN Sebagai “a prerequisite to Action” Berhasil atau gagalnya suatu kegiatan banyak ditentukan oleh ketepatan dalam menyusun rencana dan difungsikan seoptimal mungkin. • Dengan demikian fungsi perencanaan itu sebagai berikut : • merupakan penjabaran visi dan misi suatu lembaga pendidikan. • merupakan titik tolak dan alat menjabarkan tujuan umum ke tujuan khusus yang lebih spesifik. • merupakan pedoman dan arah kegiatan sehingga jelas langkah yang akan dilakukan tersusun secara sistematis. • dapat menggambarkan proses kerja sama dan koordinasi yang harmonis agar dapat menciptakan suasana kerja yang demokratis.
FUNGSI PERENCANAAN • dapat mengurangi pemborosan waktu, tenaga, biaya dan segala sesuatu yang mungkin terjadi. • memudahkan pengawasan dan dapat menjadi standar atau alat ukur keberhasilan dan kegagalan suatu kegiatan. • merupakan alat evaluasi yang terstruktur dengan jalan membandingkan antara rencana dan kegiatan yang harus dilaksanakan. Oleh sebab itu perencanaan yang baik bersifat komprehensip dan menggambarkan langkah-langkah yang jelas sejak awal kegiatan sampai akhir kegiatan. • harus mempermudah penyesuaian antara kondisi dan situasi dan dapat mempermudah dalam mengadakan “Adjusting” (penyesuaian dalam arti psikis), “re-Adjusting” dan “re-Planning”. Jika dianggap perlu sebagai koreksi perbaikan.
PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN • harus berpedoman pada visi, misi dan tujuan umum yang mampu menggambarkan secara jelas dan operasional. • Perencanaan harus menggambarkan proses dan hasil pemikiran secara kooperatif. • harus didasari oleh fakta, data dan kebutuhan yang objektif, karena rencana tidak boleh berbentuk cita-cita atau impian belaka, akan tetapi rencana harus “feasible” • harus dimulai dengan “feasibility study” yaitu setiap akan menyusun perencanaan perlu menganalisa dan meneliti tentang kemungkinan apakah gagasan masa depan dapat diwujudkan. • harus fleksibel, karena kemampuan berfikir dan meramalkan masa depan bagi manusia sangat terbatas. Oleh sebab itu perencanaan harus memperkirakan kemungkinan yang bakal terjadi.
PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN • harusmengandungunsur-unsurevaluatifsejakawalsampaiakhirkegiatansebagaibahanpertimbangan“re-Planning”. • harusmenggambarkantujuanumumsampaitujuankhususberikuttujuantahapankegiatan. • memerlukankepemimpinan(Leadership) yang disiplin, komitmendankonsisten. Karenarencana yang akanbermanfaatharusditaatibersama. Bentukmenciptakankebersamaandiperlukansorangpemimpin yang disiplin, komitmendankonsisten.
PROSEDUR PERENCANAAN A. TahapPersiapan (Conceptual Of The Problem) • Pengumpulan Data • Analisa Data • Mengadakan : “Force-Casting” B. TahapPenyusunanRencana (Translition Of The ConceptInto Opersional Terms) • Perumusantujuan • Penentuancarakerjaataumetodeoperasional • Menyusunseluruhkomponen-komponenperencanaan • Perumusankebijakan
SYARAT-SYARAT SEORANG PERENCANA • Menguasai pengetahuan bidang kegiatan yang akan direncanakan. • Memiliki pengetahuan tentang potensi siswa dan guru secara psikologis, paedagogis dan sosial • Mempunyai pemahaman dan pengetahuan tetang didaktik, metodik dan proses belajar • Dapat memperhitungkan faktor waktu
BAB III JENIS PERENCANAAN
Jenis-Jenis Perencanaan • Perencanaan Jangka Panjang dan Jangka Pendek • Perencanaan Alokatif (allocative Planning) • Perencanaan atas dasar kerjasama (Cooporate Planning) • Perencanaan atas dasar kepentingan peserta (Partisipant Planning) • Perencanaan Inovatif (InnovativePlanning) • Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaan Jangka Panjang dan Jangka Pendek • Tujuan suatu usaha tidak sama kesukarannya, ada yang mudah dicapai dalam waktu singkat tanpa memerlukan banyak waktu, banyak tenaga, biaya dan sarana yang diperlukan. • Bila tujuan yang ingin dicapai memiliki tingkat kesukaran tinggi maka memerlukan perencanaan jangka panjang dan juga memerlukan waktu cukup lama karena pencapaian tujuan memerlukan tahapan dan berjenjang, dan sebaliknya • Oleh sebab itu ada rencana jangka panjang dan jangka pendek • Didalam dunia pendidikan memerlukan perencanaan jangka panjang “institutions For Lfei”
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaan Jangka Panjang dan Jangka Pendek Sebuah rencana, bagaimanapun baik atau lengkapnya rencana tersebut belum tentu bisa memberikan jaminan mutlak dan berhasil untuk mencapai tujauan secara maksimal. Karena itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : • Perencanaan bukan ramalan tantang masa depan. • Perencanaan bukan kepastian yang akan datang (future Decissions) tetapi merupakan kemungkinan yang perlu diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. • Perencanaan bisa mencapai kewajiban dan mengurangi resiko bila perencanaannya baik. • Perencanaan memerlukan data masa lalu, semakin banyak data yang lalu maka makin kecil dasar-dasar pemikirian untuk menyusun tahap-tahap proyeksi perencanaan masa depan. Karena itulah perencanaan jangkapajang (Long Range Planning) memerlukan data statistik yang valid dan reliabel.
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanAlokatif (allocative Planning) Perencanaan alokatif (allocative Planning) memilki ciri dan sasaran penyebaran sumber-sumber yang jumlahnya terbatas. Sedangkan kegitan-kegiatan dan pihak-pihak yang membutuhkan informasi atau sumber-sumber ini tersebut sangat banyak. Sumber-sumber tersebut membutuhkan suatu rencana alokatif baik dari pusat atau daerah berbentuk P.P.B.S (Planning, Programming, andBudgelingSistem), merupakan salah satu contoh yang sering digunakan dalam penentuan alokatif.
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanAlokatif (allocative Planning) Di Indonesia, suatu bentuk perencanaan yang dimodifikasi dari PPBS sistem perencanaan penyususnaan program dan penganggaran (SP4). SP4 pada dasarnya adalah untuk mencapai tujauan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia atau dapat disediakan secara bertahap. SP4 memiliki unsur-unsur penting yang berkaitan secara langsung dengan landasan pengembangan sistem administrasi yang berlaku secara nasional, baik administrasi pembangunan maupun administrasi rutin.
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanAlokatif (allocative Planning) Dengan demikian SP4 didasarkan atas pertimbangan ketetapan kegunaan biaya yang terbatas tetapi sasaran pencapaina tujuan pendidikan lebih efektif dan efisien, diantaranya : • Perencanaan model SP4 yang dikembangkan memiliki beberapa unsur : • adalah siklus operasi yang menggambarkan dan mengatur semua urutan dan jadwal kegiatan admisnistratif bagi semua perangkat dilingkungan lembaga • struktur program terbagi 2 yaitu, untuk program pengembangan dan untuk program kegiatan rutin
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanAlokatif (allocative Planning) • Karakterisitik SP4 dan sekaligus merupakan sifat-sifat SP4 sendiri meliputi lima macam: • pendekatan perencanaan yang digunakan adalah pendekatan “sistem approach”. • berorientasi pada hasil, sehingga pengkajian suatu rencana dilakukan dengan mempertimbangkan hasil atau keluaran (Output) yang akan dicapai, sebagai konsekuensi sikap rencana atau program harus memuat visi-misi dan sasaran yang jelas serta dinyatakan secara khusus • SP4 didasarkan atas struktur program yang baku dan telah ditetapkan. • Adanya keseimbangan antara otonomi dan pengarahan. • Bekerja atas dasar rencana yang menggelinding (Rolling Plan).
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanAlokatif (allocative Planning) • Implementasi perencanaan alokatif model SP4 : • Semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, khususnya perencanaan SP4 wajib menghayati karakteristik SP4 dengan tepat • Adanya partisipasi aktif dari semua pihak yang berkepentingan • Adanya perangkat yang menunjang perencanaan secara berlanjut berdasarkan ketentuan administrasi • Adanya disiplin waktu dengan berpedoman pada siklus perencanaan yang telah ditetapkan • Adanya kesungguhan pelaksanaan dan kesepakatan serta dukungan untuk mengiplementasikan SP4 secara tuntas • Adanya kemampuan untuk menghayati permasalahan pokok ditingkat kelas dan kaitan benang merah dengan permasalahan pendidikan nasional.
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanAlokatif (allocative Planning) Ciri-ciri perencanaan alokatif : • Perencanaan dilakukan secara komprehensip atau menyeluruh, karena setiap unsur berhubungan erat antara perencanaan dengan kegiatan & penilaian untuk mecapai tujuan. Tujuan harus dirumuskan dengan jelas berikut tahap kegiatan yang harus dilaksanakan kemudian hasilnya harus diamati apakah sesuai dengan tahap perencanaan, kemudian diukur dan dinilai, apakah tepat mencapai tujuan-tujuan khusus sampai tujuan umum. • Adanya keseimbangan dan keseraisan antara komponen-komponen pendidikan. Ciri ini memberi gambaran bahwa masalah-masalah yang identifikasi atau ditetapkan seperti rencana kurikulum, tenaga pendidikan, fasilitas, waktu dan biaya. Begitu pula pengaruh kondisi lingkungan seperti sosial budaya, adat istiadat masyarakat, berikut permodalan, pemasaran, informasi disesuaikan secara seimbang dengan karakter dan potensi anak didik. Cara mengukur keseimbangan ini melalui analisis kuantitatif dan kualitatif.
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanAlokatif (allocative Planning) Ciri-ciri perencanaan alokatif : • Adanya alasan edukatif profesional dan fungsional untuk melakukan perencanaan. Ciri ini menunjukan bahwa perancangan alokatif disaratkan adanya proses pengambilan keputusan berdasarkan sarana-sarana pendidikan secara nasional sesuai dengan masalah yang sedang menjadi garapan utama.
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanAlokatif (allocative Planning) Tipe-tipe perencanaan alokatif Friedman (1973) : • Perencanaan atas dasar perintah (Command Planning) • Perencanaan atas dasar kebijakan (Policies Planning) • Perencanaan atas dasar kerjasama (Cooporate Planning), dan • Perencanaan atas dasar kepentingan peserta (Participant Planning)
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanAlokatif (allocative Planning) Urutan tentang tipe-tipe perencanaan alokatif dan impelementasi berikut implikasinya daram perencanaan pendidikan dibahas sebagai berikut : • Perencanaan atas dasar perintah (Command Planning) menggambarkan birokrasi yang kuat. Pakar perencana hanya berperan sebagai tenaga spesialis, bukan tenaga praktis yaitu konsultan perencanaan. • Perencanaan atas dasar kebijakan (Policies Planning) ditandai kehadiran para pakar perencanaan yang berperan sebagai penasihat (Advisor), yang telah ditetapkan sebelumnya untuk terwujudnya proses pengambilan keputusan diadakan pengawasan
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanatasdasarkerjasama (Cooporate Planning) Tipe perencanaan ini ditandai oleh para pakar perencanaan yang berperan sebagai penghubung dalam perundungan-perundingan antara berbagai pihak yang terlibat dalam perencanaan Cara perundingan yang biasa digunakan dalam kegiatan ini adalah pengajuan dan saling menghadapi betul-betul usulan gagasan, pendapat dan alasan-alasan diantara peserta. Dalam perencanaan ini, proses kegiatan lebih diutamakan daripada hasil yang akan dicapai Untuk mengurangi dominasi institusi yang bersekutu berlebihan diperlukan pengawasan dari organisasi yang lebih tinggi atau koordinasi yang terbaik agar terjalin keseimbangan kekuatan dan peran bersama. Keuntungan model perencanaan ini dijadikan proses saling belajar diantara anggota yang saling berkepentingan.
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaan atas dasarkepentinganpeserta (ParticipantPlanning) Participant Planning terjadi apabila proses pengambilan keputusan tentang rencana untuk memecahkan masalah nasional, atau melaksanakan tugas nasional, ditawarkan atau diserahkan kepada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang dibentuk oleh masyarakat dan tersebar dimasyarakat. Tiga ciri umum : • Wewenang untuk mengambil keputusan dalam perencanaan diserahkan kepada lembaga-lembaga kemasyarakatan, • Pihak perencana berperan sebagai pengorganisasi kegiatan perencanaan dan penasihat (Advisor) dari para perencana dari lembaga-lembaga tersebut sehingga terjadi pertisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan. • Pengawasan terhadap perencanaan dilakukan secara sukarela oleh lembaga kemasyarakatan dan masyarakat itu sendiri.
karakteristikkeempattipeperencanaan • Urutan keempat tipe perencanaan itu menggambarkan distribusi kekuatan yang dimulai dari kekuatan yang terpusat (sentralisasi) menuju kekuatan yang desentralisasi. Dalam hal ini hubungan kemanusiaan makin berkembang dari sifatnya yang ketat (dalam perencanaan atas dasar perintah) ke arah yang lebih longgar (perencanaan atas dasar kepentingan peserta). Pada gilirannya, ketergantungan pada sumber-sumber, pedoman yang ketat, dan bahan-bahan kepada lembaga tingkat pusat makin berkurang sejalan dengan pergeseran dari perencanaan atas dasar perintah ke perencanaan atas dasar kepentingan peserta. • penggunaan keterampilan mempengarui pihak lain sangat diperlukan dalam perencanaan atas dasar perintah namun makin kurang diperlukan dalam perencanaan atas dasar kepentingan peserta. • perencanaan atas dasar perintah dan perencanaan atas dasar kebijaksanaan dapat digabingkan. Gabungan ini akan saling menguatkan. Dalam perencanaan atas dasar perintah relatif sulit untuk mengendalikan semua kegiatan guna mencapai tujuan. Apabila pengendalian dari lembaga tingkat pusat dalam keadaan lemah maka diperlukan pengendalian tidak langsung yaitu berupa kebijaksanaan yang menjadi arahan bagi lembaga-lembaga tingkat daerah.
karakteristikkeempattipeperencanaan • penggunaan gabungan perencanaan atas dasar kebijaksanaan dan atas dasar persekutuan perlu dilakukan apabila kekuatan lembaga tingkat pusat dan bentuk persekutuan dalam keadaan lemah. Kedua tipe perencanaan ini menunjukkan hubungan yang logis karena perundingan dan proses tawar-menawar kepentingan masing-masing lembaga yang bersekutu sering menghasilkan pernyataan-pernyataan dalam rumusan kebijaksanaan . • penggunaan gabungan perencanaan atas dasar persekutuan dan perencanaan atas dasar kepentingan peserta makin dirasakan penting sejalan dengan berkembangnya tuntutan penerapan kehidupan demokratis sehingga semua pihak dapat berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang meyangkut kehidupan lembaga dan masyarakat.
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanInovatif (Innovative Planning) Innovative Planning dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang menitikberatkan pada kegiatan untuk menumbuhkan perubahan fungsi dan wawasan kelembagaan dalam memecahkan masalah yang menyangkut kehidupan masyarakat Perencanaan ini biasanya diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang menyangkut pengangguran, kemiskinan, rendahnya pendidikan masyarakat pedesaan, kesemrawutan daerah kumuh di perkotaan, kegagalan sistem pendidikan, kependudukan, penaggulangan kenakalan anak-anak, dan lingkungan hidup. Chamberlain (1965) dalam bukunya “Private and Public Planning”, menjelaskan bahwa perencanaan inovatif adalah tipe perencanaan baru untuk menghadapi masalah-masalah besar yang tidak dapat dipecahkan dengan perencanaan konvensional, melainkan harus menggunakan suatu pola kegiatan baru.
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanInovatif (Innovative Planning) Karakteristik utama perencanaan inovatif adalah : • adanya pembentukan lembaga baru, • orientasi pada tindakan atau kegiatan, dan • penggerakan sumber-sumber yang diperlukan
Jenis-JenisPerencanaanPerencanaanStrategis (Strategic Planning) Perencanaan strategis adalah bagian dari manajemen strategis (straregic management). Fungsi-fungsi manajemen strategis dirumuskan oleh Peter Drucker dalam bukunya "Manging in Turbulent Time" sebagai berikut : "The primary tasks of strategic management are to understand the environment, define organizational goals, identity options, make and implement decisions, and evaluate actual performance. Thus, strategic planning aims to exploit the new and diffirent opportunities of tomorrow, in contrast to long range planning, which tries to optimize for tomorrow the trends of today”. (Drucker,1980:61) Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, fungsi-fungsi manajemen strategis adalah memahami lingkungan, menentukan tujuan-tujuan organisasi, mengidentifikasi pilihan alternatif, membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan, danmengevaluasi penampilan tugas yang nyata. Jadi, perencanaan strategis betujuan untuk mendayagunakan berbagai kesempatan baru dan berbeda yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, berlainan dengan perencanaan yang panjang yang mencoba mengoptimasi kecenderungan-kecenderungan yang terjadi masa kini untuk masa yang akan datang.
BAB IV IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBELAJARAN SCL • A. Pengertian Pembelajaran SCL • B. Perencanaan Metode Pembelajaran Student Centered Learning
A. Pengertian Pembelajaran SCL • Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan terencana, terprogram dalam desain FEE (facilitating, empowering, enabling) agar siswa/mahasiswa belajar secara aktif dan menekankan pada sumber belajar; • Pembelajaran merupakan proses pengembangan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa/mahasiswa serta dapat meningkatkan kossentrasi dalam mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan dan pengembangan materi pelajaran • Sedangkan SCL adalah pembelajaran yang terpusat pada aktivitas belajar siswa, bukan hanya aktivitas guru atau dosen mengajar.
situasi pembelajaran dalam SCL diantaranya: • Siswa belajar baik secara individu maupun kelompok dengan cara mencari dan menggali sendiri informasi daa teknologi yang dibutuhkannya secara aktif dari pada sekedar menjadi pendengar dan penerima pengetahuan dari guru secara pasif. • Guru/dosen lebih berperan sebagai FEE dan guides on the sides daripada mentor in the center, yaitu manbantu siswa mengakses informasi, menata materi dan mentransfer guna menemukan solusi terhadap permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dari pada gate keeper of information
situasi pembelajaran dalam SCL diantaranya: • Siswa tidak hanya kompeten dalam bidang ilmunya, tetapi juga harus kompeten dalam cara belajar. Artinya siswa tidak hanya menguasai isi materi pelajaran tetapi mereka juga memahami tentang bagaimana cara belajar (learn how to learn) melalui discovery, inquiry dan problem solving dan terjadi pengembangannya. • Belajar bukan duduk diam tetapi aktivitas komunitas yang difasilitasi oleh guru/dosen yang mampu mengelola pembelajarannya menjadi berorientasi pada kegiatan siswa. • Belajar yang baik memanfaatkan teknologi dan sumber informasi pembelajaraa dalam mencapai keterampilan belajar yang utuh (intelektual, emosional dan psikomotor) yang dibutuhkan.
Inilah contoh belajar dan pembelajaran yang berpusat pada siswa (SCL).Siswa atau mahasiswa, bukan hanya didominasi aktivitas guru/dosen dalam mengajar.Ciri-ciri SCL diantaranya sebagai berikut : • Siswa atau mahasiswa bisa belajar secara individu maupun kelompok dalam membangun pengetahuan dengan cara mencari sendiri dan menggali sendiri informasi dan teknologi yang dibutuhkarmya secara aktif daripada mendengarkan ceramah, penerima pengetahuan secara pasif • Guru/dosen lebih berperan sebagai FEE dan guides on the sides daripada mentor in the center, yaitu manbantu siswa mengakses informasi, menata materi dan mentransfer guna menemukan solusi terhadap permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dari pada gate keeper of information.
Ciri-ciri SCL diantaranya sebagai berikut : • Siswa tidak hanya kompeten dalam bidang ilmunya, tetapi juga harus kompeten dalam cara belajar. Artinya siswa tidak hanya menguasai isi materi pelajaran tetapi mereka juga memahami tentang bagaimana cara belajar (learn how to learn) melalui discovery, inquiry dan problem solving dan terjadi pengembangannya. • Belajar bukan duduk diam tetapi aktivitas komunitas yang difasilitasi oleh guru/dosen yang mampu mengelola pembelajarannya menjadi berorientasi pada kegiatan siswa. • Belajar yang baik memanfaatkan teknologi dan sumber informasi pembelajaran dalam mencapai keterampilan belajar yang utuh (intelektual, emosional dan psikomotor) yang dibutuhkan
B. Perencanaan Metode PembelajaranStudent Centered Learning Perbedaan pembelajaran berbasis Teacher centered dengan Student centered Iearning
Perbedaan pembelajaran berbasis Teacher centered dengan Student centered Iearning
Pendekatan Pembelajaran SCL • Pendekatan dan metode merupakan satu kesatuan yang utuh. Pendekatan pembelajaran sifatnya aksiomatis tidak tersurat dalam rencana pembelajaran, tetapi tersirat dalam benak hati guru masing-masing • Pendekatan pembelajaran berperan sebagai pemandu kegiatan belajar yang menunjukkan prilaku hasil belajar yaitu kemana prilaku belajar siswa. walaupun tidak tersurat dalam perencanaan pembelajaran, tetapi tidak salah bila guru menyusun pendekatan setiap pokok bahasan secara sistematis.
Pendekatan Pembelajaran SCL • Pendekatan pembelajaran SCL diperlukan dengan alasan sebagai berikut: a. Untuk mengantisipasi dan mengakomodasi perubahan dalam bidang sosial, politik, ekonomi, teknologi dan lingkungan yang menyebabkan informasi dalam buku-buku teks dan artikel-artikel yang ditulis lebih cepat kadaluwarsa. b. Di masa mendatang dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang berprestasi baik, yang mamilliki kerja sama dalam tim, memiliki kemampuan memecahkan masalah secara efektif, memproses dan memanfaatkan informasi, serta mampu memanfaatkan teknologi secara efektif dan lulusan mampu bersaing dalam pasar global dalam rangka meningkatkan produktivitas.
Pendekatan Pembelajaran SCL • Perencanaan Pembelajaran yang Dapat Digunakan Dalam SCL : Metode pembelajaran yang dapat diklasifikasikan dalam pembelajaran SCL diantarmya: • Small group discussion • Role play and simulation • Case study • Discovery learning (DL) • Self directed Iearning (SDL) • Cooperative learning (CL) • CoIlaborative learning (CbL) • Contextual instruction (CI) • Project based learning an Inquiry (PjBL) • Problem based learning inquiry (PBLI)
metode pembelajaran SCL a. Small group discussion Diskusi merupakan multy system dan merupakan salah satu elemen interaksi belajar mengajar secara aktif. Perencanaan yang dibuat guru yang dijadikan pedoman diskusi kecil adalah sebagai berikut : • Penentuan tema dan tujuan lebih attractive dan motivative yaitu menarik perhatian para peserta dan merangsang rasa ingin tahu • Menetukan waktu dan tempat • Melaksanakan diskusi dengan cara menentukan ketua sekertaris dan fungsionaris diskusi lainnya. Syarat-syarat ketua diskusi harus pandai menahan diri, toleran dan akseptan, adaptable, memahami masalah, obyektif bijaksana, ramah, penuh kesabaran. • Menetapkan anggota kelompok kecil antara 5 orang sampai 10 orang
metode pembelajaran SCLa.Small group discussion Tujuan small group discussion yang diharapkan agar siswa/mahasiswa : • Menjadi pendengar yang baik • Bisa bekerjasama untuk tugas yang sama • Bisa membangun sikap memberi dan menerima • Menghormati perbedaan pendapat • Mendukung pendapat yang rasional ilmiah • Menghargai sudut pandang yang bervariasi
metode pembelajaran SCLa.Small group discussion Aktivitas diskusi kelompok kecil dapat berupa: • Menguasai materi dan membangkitkan ide • Mayimpulkan poin penting dari pokok bahasan • Mengakses relevansi ilmu pengetahuan dan keterampilan • Mengkaji kembali topic diskusi kelas sebelumnya • Menelaah tugas, quiz atau tugas menulis dari guru • Memproses outcome pembelanjaan pada akhir semester atau akhir kelas • Memberi komentar tentang materi inti • Membandingkan teori, isu, interprestasi dan implementasi materi yang dibahas • Menyelesaikan masalah nyata • Brainstroming
metode pembelajaran SCLb. Metode Simulasi • Metode Simulasi adalah model mengajar yang membawa situasi yang mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas. Misalnya praktik wudlu, tayamum atau aplikasi instrumentasi siswa diminta mempraktikan melalui benda sesungguhnya atau benda tiruan. Simulasi dapat berbentuk: • Permainan peran (role playing), dimana setiap siswa dapat diberi peran masing-masing misalnya sebagai direktur, enginering bagian pemasaran dan lainnya. • Simulation exercices and simulation games • Model rcrmailan computer main bola, dsb.
metode pembelajaran SCLb. Metode Simulasi Simulasi dapat mengubah Cara pandag (mindset) siswa dengan jalan: • Mempraktikan kemampuan umum misalnya komunikasi verbal dan non verbal • Mempraktikan kemampuan khusus • Meempaktikan kemampuan tim • Mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving). • Menggunakan kemampuan sintetis