150 likes | 875 Views
HUKUM PERKAWINAN. PLURALISME HUKUM PERKAWINAN. Hukum perkawinan menurut Hukum Perdata Barat diperuntukkan bagi WNI Keturunan Asing atau beragaman kristen Hukum perkawinan menurut Hukum Islam, diperuntukkan bagi WNI keturunan pribumi yang beragama Islam
E N D
PLURALISME HUKUM PERKAWINAN • HukumperkawinanmenurutHukumPerdata Barat diperuntukkanbagi WNI KeturunanAsingatauberagamankristen • HukumperkawinanmenurutHukum Islam, diperuntukkanbagi WNI keturunanpribumi yang beragama Islam • HukumperkawinanmenurutHukumAdat
KODIFIKSI &UNIFIKASI H.PERKAWINAN • Tanggal 2 Januari 1974 lahirUndang-UndangNomor 1 Tahun 1974 TentangPerkawinandenganlembarannegara 1974 nomor 1; tambahannegaranomor 3019 • Padakenyataannyamasihmenampilkanpluralisme, sehubungandenganPasal 2 danpasal 66
PERKAWINAN MENURUT HUKUM PERDATA • Istilahperkawinan(huwelijk) digunakandalamduaarti : • Sebagaisuatuperbuatan, yaituperbuatan “ melangsungkanperkawinan” (P.104) “ setelahperkawinan” (P.209 sub 3 BW) denganbgtperkawinanadalahsuatuperbuatanhukum yang dilakukanpadasuatusaattertentu. • Sebagai “suatukeadaanhukum “ yaitukeadaanseorangpriadanseorangwanitaterikatolehsuatuhubunganperkawinan
PERKAWINAN MENURUT HUKUM ISLAM Ikatanlahirbatinantarapriadanwanitasebagaisuamiisteridengantujuanuntukmembentukkeluarga (rumahtangga) yang bahagiadankekalberdasarkanKetuhanan Yang MahaEsa (Pasal 1 Undang-Undang No 1 Tahun 1974)
PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADATPerkawinanbukanhanyaperistiwabagimereka (suamiisteri) tetapijugaorangtua, saudara-saudaradankeluargadarikeduabelahpihak) Perkawinandi Indonesia terbagiatas 3 kelompok : 1. Berdasarkanmasyarakatkebapakan (patrilial) 2. Berdasarkanmasyarakatkeibuan (matrial) 3. Berdasarkanmasyarakatkeibubapaan (parental)
TUJUAN PERKAWINAN (Undang-Undang No 1 Tahun 1974) Untukmembentukkeluarga yang bahagiadankekalberdasarkanKetuhanan Yang MahaEsa.
SYARAT PERKAWINAN • Adanyapersetujuankeduacalonmempelai • Adanyaizinkeduaorangtua/walibagicalonmempelai yang belummencapai 21 tahun • Usiacalonmempelaipriasudahmencapai 19 tahundanusia 16 tahununtukwanita • Antaracalonmempelaipriadanwanitatidakdalamhubungandarah • Tidakadadalamikatanperkawinandenganpihak lain • Bagisuamiisteri yang telahbercerai, lalukawinlagiuntukkeduakalinya, agama dankepercayaanmerekatidakmelarangmerekakawinuntukketigakalinya. • Tidakberadadalamwaktutunggubagicalonmempelaiwanita yang janda.
LARANGAN PERKAWINAN (PASAL 12 UU NO 1 Tahun 1974) • Berhubungandarahdalamgarisketurunanluruskebawahataupunkeatas • Berhubungandarahdalamgarisketurunanmenyamping, antarasaudara, antaraseorangdengansaudaraorangtuadanantaraseorangdengansaudaraneneknya. • Berhubungansemenda, mertua, anaktiri, menantudanibubapaktiri • Berhubungansusuan, yaituorangtuasusuan, anaksusuan, saudarasusuan, danbibi/pamansusuan. • Berhubungandenganisteriatausebagaibibiataukemenakandariisteri, dalamhalisterilebihdariseorang. • Mempunyaihubungan yang oleh agama danperaturan lain dilarang • Masihterikattaliperkawinandenganorang lain • Antarasuamiisteri yang telahcerai, kawinlagisatudengan yang lain danberceraiuntukkeduakalinya, merekatidakbolehmelangsungkanperkawinanlagi, sepanjanghukummasing-masingagamanyadankepercayaannyaitudari yang bersangkutantidakmenentukan lain