290 likes | 836 Views
PENGOLAHAN DAN HIJAUAN I. PENGAWETAN. PENGAWETAN H.P.T. * - Sebab-sebab dilakukan pengawetan :. Kelebiahn prod. (seharusnya diawetkan). Prod. h.p.t. ∑ Kebutuhan suplai hijauan. Sifatnya Kumulatif. Kekurangan Prod.
E N D
PENGOLAHAN • DAN • HIJAUAN • I PENGAWETAN Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
PENGAWETAN H.P.T * - Sebab-sebab dilakukan pengawetan : Kelebiahn prod. (seharusnya diawetkan) Prod. h.p.t ∑ Kebutuhan suplai hijauan Sifatnya Kumulatif Kekurangan Prod. (dapat memanfaatkan hasil pengawetan Ms. hujan Ms. kemarau Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
Beberapa alternatif menghindari kekurangan pakan : • Membeli hijauan tambahan, dari luar daerah peternakan. • Mengurangi jumlah ternak yang dipelihara pada musim paceklik hijauan. • Mengawetkan hijauan surplus (berlebih) untuk musim paceklik. • Menanam lebih dari satu jenis hijauan, untuk meratakan puncak produksi. • Menjaga kesuburan tanah semaksimal mungkin untuk meninggikan puncak-puncak produksi. • Pemanfaatan hasil limbah pertanian. • Mengawetkan hasil limbah pertanian. Secara basah (bentuk segar) Pengawetan h.p.t. Silase Secara Kering hay Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
Silase • Arti Silase : adalah hijau yang disimpan dalam keadaan segar ( kondisi air 60% - 70% ), dalam tempat yang disebut silo. • Silo tempat sebaiknya : - tak mudah tergenang air - terlindungi dari hujan - terlindungi dari resapan air - terlindungi dari luar. Macam-macam Silo : 1. Pit Silo --- berbentuk sumur dalam tanah 2. Treneh Silo - berbentuk parit panjang dalam tanah 3. Steek/Fence Silo -- berupa tumpukan hpt diatas permukaan tanah, dikelilingi sekat-sekat dari bambu kawat/karton, dll. 4. Tower Silo -- berupa menara dari besi / beton - paling bagus, harga mahal. Prinsip Pembuatan Silase : Penyimpanan/pengawetan hpt dalam keadaan an aerob dan suasana asam. Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
Cara pembuatan Silase : 1. Pelayuan h.p.t -- - selama 4-5 jam - hindari sinar matahari langsung - kadar air hingga +/- 70 % 2. Pemotongan h.p.t (5-10 cm) mempermudah pemadatan dalam silo 3. Diberi bahan pengawet ( agar PH segera turun menjadi 4 ) a. Langsung ditambah bahan-bahan kimia : H Cl, H2SO4, as.fosfat, Nabisulfit, dst, atau b. Tidak langsung, ditambah bahan karbohidrat (sebagai substrat pertumbuhan bakteri) : - tetes (molassis) - 1,8 – 2 kg / 100 kg hijauan (= 2%) - tepung jagung - 3,4 – 3,8 kg / 100 kg hijauan ( =3,5 % ) - dedak halus -- 5 – 10 kg / 100 kg hijauan ( 5 – 10 % ) - menir, dll 4. Cara menyusun hpt & bahan pengawet dalam Silo a. hpt diaduk dengan bahan pengawet - masukkan dalam silo b. hpt susun berlapis-lapis dengan bahan pengawet dalam silo (tinggi lapisan 20-25 cm) 5. Lakukan Pemadatan ( menghilangkan udara dalam silo, cepat tercapai suasana an aerob) 6. Tutup Silo rapat-rapat ( jangan dibuka-buka ) -- 3-4 bulan telah matang - siap untuk ternak Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
Atap Penutup plastik Lapisan Luar Saluran Air Lapisan dalam plastik HPT Bahan Pengawet - Silo diatas permukaan tanah ( bahan diaduk ) Atap Tanah Penutup plastik Saluran Air Dedak Tanah HPT - Silo dibawah permukaan tanah ( bahan berlapis-lapis ) Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
Proses Fermentasi • Bakteri • jamur • lendir Proses Ensilase -- proses terjadi selama pembuatan silase • Suasana aerob : -- sel-sel h.p.t hidup - bernafas - proses respirasi : temperatur < 55 º C - terjadi aktivitas : - enzim Proses Proteolisis • Udara dalam Silo Susut • - respirasi • - aktifitas enzime • - aktifitas bakteri • jamur • lendir Menurun Meningkat pelan c) Suasana an aerob : - aktifitas jamur --- berhenti - lendir ----- berkurang - bakteri -- tetap aktif : 1) Bakteri pembentuk asam laktat Lactis acid & streptococcus lactis 2) Bakteri pembentuk asam butirat Clostridium tyrobutyricum & Clostridium saceharobutyricum Optimal pH ± 4 mati pH 4,5 Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
Hijauannya : jenis, umur, • perlakuan IV. Kualitas Silase ( tergantung pada ) 2. Teknik pembuatan 3. Kegiatan mikroorganisme Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
ProsesFermentasi : Karbohidratdirombakmenjadi 1. alkohol 2. asam-asamorganik ( asamlaktat, asetat, butirat ) 3. asamkarbonat 4. air 5. pelepasanpanas • Prosesproteolisis : Protein dirombakmenjadi : 1. amonia 2. asam amino 3. amida 4. asamasetat 5. asambutirat 6. air • Bakteripembentukasamlaktat ( mati pH ± 4 ) akibatbekerjanyabakteriini --- pertumbuhanbakteri lain penyebabpembusukanhptdapatdicegah • Bakteripembentukasambutirat ( mati pH ± 4,5 ) bekerjamerombakkarbohidrat & protein ( merusakhpt yang diawetkan ) Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
Pada proses ensilase perlu diusahakan : 1. Secepatnya HPT dalam silo bebas dari udara 2. Secepatnya terbentuk asam laktat sebanyak-banyaknya ( secepat mungkin menurunkan PH jadi 4 ) 3. pH ± 4 -- proses ensilase dianggap selesai ( bila udara dan air tidak dapat meresap ) Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
Tabel Lima Kriteria Kualitas Silase Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
H A Y Hay : h.p.t yang sengaja dipotong dan dikeringkan agar dapat diberikan pada ternak pada waktu lain. Prinsip pembuatan Hay menjadi menurunkan kadar air hpt sampai menjadi 15 – 20 % Proses pembuatan Hay Penguapan hpt Cara-cara pengeringan 1. Dengan sinar matahari : - hpt dipotong-potong, diserakkan dan secara periodik dibalikkan (diatas lantai tempat penjemuran) - panas cukup -- 3 hari kadar air 15 % - dikumpulkan dan diikat ---- balled Hay 2. Dengan panas buatan : - perlu oveni - waktu singkat, biaya relatif mahal 3. Dengan aliran udara - pengeringan dalam gudang - udara kering dialirkan (dari mesin) kedalam hpt - kekurangan : bila tidak dibalikkan dapat terjadi kebakaran 4. Dengan panas Fermentasi - bahan hpt ditumpuk tanpa dipadatkan -- terjadi fermentasi (panas dari hpt yang ditumpuk ) Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
Kulitas hpt Kualitas Hay Tergantung Teknik Pembuatan Kegiatan mikroorganisme • Hay yang baik : • Warna hijau kekuningan • Tak banyak daun yang rusak • Tak mudah patah bila diremas • Pencemaran kotoran sedikit • Standing Hay : • h.p.t. kering yang sengaja dikeringkan tanpa dipotong ( tetap diatas tanah ) Nilai gizi Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
PENG0LAHAN JERAMI Nilai Gizi Rendah Jerami Padi : - Merupakan limbah pertanian - Dipanen pada umur tua - Berpotensi sebagai pakan Ruminansia - Kandungan : Protein kasar : 3,6 – 4,1 % Serat kasar : 29,2 – 32,5 % Lemak kasar : 1,3 % B E T N : 41,6 % Abu : 16,4 % (Kadar bahan kering kurang lebih 80 %) - Umur Tua : 1. Kandungan : Liqnin : kurang lebih 7 % Silika : 12 – 16 % berupa kristal silikat enzim pendegradasi serat sulit (Mengisi Ruang antar Sel) menembus 2. Proses Liqnifikasi telah lanjut Selulosa jerami padi membentuk liqno-selulosa Sulit dicerna Hemi selulosa jerami padi membentuk liqno-hemiselulosa Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
3. Sebagian selulosa berubah bentuk dari amorf jadi kristal Molekul-molekul glukosa dalam kristal selulosa sangat berdekatan memungkinkan terjadi ikatan lain (Selain ikatan glukosida beta 1,4 terdapat pula ikatan hidrogen 2,6) adanya ikatan hidrogen -- sulit dicerna 1. Enzim pencernaan sulit menembus 2. Sulit dicerna 3. Sulit dicerna 4. Jerami kering ------ sangat kaku & tidak nyaman Jadi sebagai pakan ternak ruminansia ------ Berkualitas Rendah Sebenarnya : Jerami mengandung ± 80 % zat-zat potensial yang dapat dicerna Perlu : Pengolahan Jerami Untuk : - melarutkan kristal silikat - menghancurkan ikatan ligno selulosa & ligno hemisdulosa - memecahkan ikatan hidrogen Daya cerna rendah (30% - 40%) Hasil : - nilai gizi meningkat - daya cerna naik - jerami lebih lunak (lebih enak dimakan ternak) Kualitas meningkat Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
II. MACAM PENGOLAHAN JERAMI 1. Pengolahan secara fisik 2. Pengolahan secara kimia 3. Pengolahan secara biologis A. Pengolahan Jerami Secara Fisik a) Mekanik #Dengan cara : - pemotongan - penggilingan pelet # Tujuan : - mengurangi ukuran panjang jerami - menaikkan intake - memudahkan mengunyah -- - mudah dicerna - menurunkan heat increament # Hasil : - konsumsi naik - kualitas tetap b) Uap Panas # Dengan cara : dikukus # Tujuan : serat jasmani mengembang - memudahkan penetrasi enzim pencernaan # Hasil : tidak mengubah komposisi kimia ( skala peternak -- sulit diterapkan ) c) Sinar X # Dengan cara : disinari sinar X, dosis << & sebentar # Tujuan : - melarutkan sebagian dinding sel jerami & mengubah struktur jaringan (mudah dicerna) # Hasil : Daya cerna naik ( skala beternak - sulit diterapkan ) SecaraFisik Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
Silase dan hay siap diberikan pada ternak Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR
SAMPAI JUMPA LAGI Departemen Peternakan Fak Kedokteran Hewan UNAIR