1 / 32

Disampaikan oleh : Hertomo heroe , ( pemerhati PUG)

Desain Pemantauan dan evaluasi SLPHT Berkelanjutan Dan Responsif G ender. Disampaikan oleh : Hertomo heroe , ( pemerhati PUG). Pendahuluan.

ghalib
Download Presentation

Disampaikan oleh : Hertomo heroe , ( pemerhati PUG)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Desain Pemantauan dan evaluasi SLPHT Berkelanjutan Dan Responsif Gender Disampaikanoleh : Hertomoheroe, ( pemerhati PUG)

  2. Pendahuluan • Keadilandankesetaraan gender telahmenjadiisu global. Perubahanterjadisejalandenganpergeseranparadigmapembangunandaripendekatankeamanandankestabilan (security)menujupendekatankesejahteraandankeadilan (prosperity)ataudaripendekatanproduksi (production centered development)dalamsuasana yang lebihdemokratisdanterbuka. • Keadilandankesetaraan gender tentusejalandengansemangatUndangundangperlindungandanpemberdayaanpetanidalamrangkatanggungjawabnegaramemenuhihakdankebutuhandasarwarganegarakhususnyaPetanisecaraterencana, terarah, danberkelanjutan; sebagaiwujudkeberpihakandenganadanyaberbagaikendala yang dihadapimasyarakatsepertikecenderunganmeningkatnyaperubahaniklim, kerentananterhadapbencanaalamdanrisikousaha, globalisasidangejolakekonomi global, sertasistempasar yang tidakberpihakkepadapetaniuntukitudiperlukanpendekatan yang lebihkonferhensipdanholistik.

  3. INPUT LINGKUNGAN • Kebijakan dan Perda tentang SLPHT • Sosial Budaya yang tidak kondusif LUARAN DIINGINKAN 1.mengidentifikasi SLPHT berkelanjutan; 2.menentukan nilai indeks keberlanjutan SLPHT; 3.mengidentifikasi pola relasi gender pada SLPHT berkelanjutan; 4. .merumuskanarahan kebijakan dan strategi SLPHT berkelanjutanberbasis gender INPUT TIDAK TERKONTROL • Iklim • Topografi lahan • Harga komoditas SLPHT RESPONSIF GENDER INPUT TERKONTROL • Benih unggul . • Teknologi sumberdaya air • Teknik pengolahan lanah • Penyediaan infrastruktur penunjang. • Pola usahatani. • Luas lahan • Teknologi LUARAN TIDAK DIINGINKAN • Degradasi lingkungan • Kesenjang-an genderkarena budayapatriaki 1. Akses 2. Manfaat 3. Kontrol 4. Partisipasi UMPAN BALIK Identifikasi System

  4. Metode Penelitian • Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juli 2013 Penelitian dilakukan di Desa Sukaratu Untuk SLPHT padi sawah dan Desa Karang Mulya SLPHT cabe merah, Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut Jawa Barat • Dasar pertimbangan pemilihan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut: • Adanya pelaksanaan program SLPHT • Diidentifikasiadanyapenerapan SLPHT sesuaipedomanpelaksanaan

  5. SLPHT Usaha tani padi sawah Hortikultura ( budidaya Lombok besar) MDS (Rapid Appraisal) Analisis Gender SLPHT Berkelanjutan Responsif Gender di Kecamatan Malabong Kab. Garut Nilai Indeks Keberlanjutan SLPHT Pola Relasi Gender pada Akses, Kontrol Perempuan dan Laki-Laki Kerangka Pemikiran

  6. Pertanyaanpenelitian (research question) monevdalammendesainsistem SLPHT berkelanjutanberbasis gender adalah: • Apa yang menjadi atribut SLPHT dikatakan berkelanjutan dan responsif gender? • Seberapa besar nilai indeks keberlanjutan SLPHT pada saat ini? • Bagaimana pola relasi gender dalam SLPHT saat ini? • SLPHT berkelanjutan responsif gender?

  7. ManfaatPenelitian • Memberikan kontribusi pada pengembangan kebijakan di tingkat managemen dan implementasi dalam hal SLPHT secara berkelanjutan dan responsif gender, dan • Merepresentasikan status, potensi, dan peluang penerapan ebijakan yang tepat dalam implementasi SLPHT berkelanjutan dan berbasis gender. kesetaraan dan keadilan gender, dan maembntu pengambilkeputusan, baik di tingkat nasional maupun tingkat daerah, untuk membuat kebijakan

  8. 100% 45% 0% Analisis keberlanjutan • 1). Analisiskeberlanjutanpengelolaan SLPHT, dilakukanpada dimensi ekonomi, dan sosial, teknologi dan Hukum Kelembagaan dan ekologi , • Penilaian tiap atribut dalam skala ordinal berdasarkan kriteria keberlanjutan untuk masing-masing dimensi, • Analisis ordinasi dengan menempatkan nilai/skor pada urutan atribut yang terukur dengan menggunakan multidimensional scaling (MDS), da • Perhitungan indeks dan status keberlanjutan pengelolaan SLPHT secara multidimensi maupun untuk masing-masing dimensi. • Penilaiananalisisatribut atribut dilakukan berdasarkan hasil pengamatan lapangan, hasil perhitungan dan analisis ataupun data sekunder yang tersedia. • Untukmengevaluasipengaruhgalat (error) acakpada proses pendugaannilaiordinasipengelolaan SLPHT digunakananalisis Monte Carlo. MenurutKavanagh (2001) danFauzidan Anna (2002) analisis Monte Carlo jugabergunauntukmempelajarihal-halberikut. • Pengaruhkesalahanpembuatanskoratribut yang disebabkanolehpemahamankondisilokasipenelitian yang belumsempurna, ataukesalahanpemahamanterhadapatribut, ataucarapembuatanskoratribut. Pengaruhvariasipemberianskorakibatperbedaanopiniataupenilaianolehpeneliti yang berbeda.

  9. Mulai Kondisi Pengelolaan SLPHT saat ini Penentuan Atribut sebagai Kriteria Penilaian MDS (ordinasi setiap atribut) Penilaian (skor) setiap atribut Analisis Sensitivitas Analisis Monte Carlo Indeks Keberlanjutan

  10. Analisis Gender • Teknik analisis gender dalam pengelolaan SLPHT berkelanjutan dimulai dengan menganalisis permasalahan gender yang timbul dalam pengelolaan SLPHT berkelanjutan. • Identifikasi peran gender dalam 5 (lima) dimensi keberlanjutan. • Menyusun pembagian kerja gender (pemetaan peran laki-laki dan perempuan) dalam setiap tahapan pengelolaan SLPHT untuk dimensi ekologi, ekonomi dan sosial. Dll • Peranperempuandanlaki-lakidapat dikategorikandalam 2 (dua) hal (Hubeis, 1985), yaitu ; • Peran Produktifyang terdiri dari: • kegiatan di sektor formal sebagai pegawai negeri, buruh atau pengusaha/wiraswasta. • Peran produktif tidak langsung, yang tidak memperoleh upah seperti mengambil air, memasak, merawat anak, berbelanja, mencuci pakaian dan peralatan dapur, membersihkan rumah, dan menyeterika • Peran produktif langsung seperti pekerjaan produktif di sektor pertanian , perdagangan dan jasa

  11. Lanjutan…. • Peran Non Produktifyang terdiri dari:Peran dalam pendidikan formal seperti SD, SMP, dan pendidikan formal keagamaan dan pendidikan informal seperti pelatihan, penyuluhan • Peran dalam aktivitas sosial di sektor pertanian seperti penyelesaian konflik, penetapan aturan adat, keagamaan, dan peraturan perundangan lainnya dan kelembagaan tani dan media informasi Fakta/fenomena • Identifikasi faktor penyebab • Faktor ketidaksetaraan gender dianalisis berdasarkan aspek akses, kontrol, manfaat dan partisipasi perempuan dan laki-laki • Formulasi arahan kebijakan yang responsif gender Faktor pendukung Sebab kesenjangan

  12. Hasil dan Pembahasan

  13. SLPHT Padi

  14. Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi Ekologi Budidaya Padi.

  15. Atribut yang Sensitif Mempengaruhi Nilai Indeks Dimensi Ekologi Padi

  16. Nilai indek Keberlanjutan dimensi sosial budaya

  17. Atribut yang Sensitif Mempengaruhi Nilai Indeks Dimensi Sosial-Budaya Padi

  18. Diagram Layang (Kite Diagram) Indeks Keberlanjutan Padi pada Setiap Dimensi

  19. Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi Ekologi, Ekonomi, Sosial-budaya, Kelembagaan dan Teknologi, Serta Multidimensi Padi

  20. Pola Relasi Gender pada Akses, Kontrol, Manfaat, dan Partisipasi Laki-laki dan Perempuan dalam Dimensi Ekologi SLPHT Padi • . • Keterangan: • >L = laki-laki lebih dominan • >L (d) = Laki-laki sangat dominan • >P = Perempuan lebih dominan • >L + P = laki-laki dan perempuan sama

  21. Pola Relasi Gender pada Akses, Kontrol, Manfaat, dan Partisipasi Laki-laki dan Perempuan dalam Dimensi Sosial Padi

  22. SlPHT Hortikultura

  23. Nilai Indeks Keberlanjutan SLPHT Hortikultura Lombok Besar (Capsicum annum l.) Dimensi Kelembagaan

  24. Atribut yang Sensitif Mempengaruhi Nilai Indeks Dimensi Kelembagaan Hortikultura

  25. Diagram Layang (Kite Diagram) Indeks Keberlanjutan SLPHT Hortikultura pada Setiap Dimensi

  26. Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi Ekologi, Ekonomi, Sosial-budaya, Kelembagaan dan Teknologi, Serta Multidimensi Hortikultura

  27. Pola Relasi Gender pada Akses, Kontrol, Manfaat, dan Partisipasi Laki-laki dan Perempuan dalam Dimensi Kelembagaan Hortikultura • Keterangan: • >L = laki-laki lebih dominan • >L (d) = Laki-laki sangat dominan • >P = Perempuan lebih dominan • >L + P = laki-laki dan perempuan l

  28. Atribut yang Sensitif Mempengaruhi Nilai Indeks Keberlanjutan SLPHT Hortikultura Lombok besar (Capsicum annum l.) pada Setiap Dimensi

  29. Faktor Gabungan Hasil Analisis Prospektif dan Analisis Gender yang Berpengaruh Terhadap SLPHT Padi dan Hortikultura Berkelanjutan Berbasis Gender

  30. Kesimpulan • Terdapat 14 atribut utama dalam 5 dimensi ( ekologi, ekonomi, sosial budaya , kelembagaan, dan teknologi SLPHT usaha tani Padi berkelanjutan, sedangkan sedangkan pada usaha tani hortikultura ( lombok besar) 20 atribut masing masing di daerah lokasi penelitian sukaratu untuk padi dan suka maju untukhortikultura( lombok besar). • Nilai indeks keberlanjutan SLPHT budidaya padi di Desa Sukaratu adalah cukup, sedangkan . Nilai indeks keberlanjutan SLPHT Hortikultura Lombok besar (Capsicum annum l) di Desa Karang Mulya adalah kurang. • Ditemu kenali keterlibatan perempuan dalam relasi peran dan tanggung jawab dengan laki laki pada pelaksanaan kegiatan SLPHT Padi maupun pada SLPHT Hortikultura ( ranah produktif) yang resposif gender , namun dalam peran Domestik masih perlu ditingkatan peran lakilaki dalam mewujudkan hubungan yang lebih setara dan adil dalam peran dan tanggung jawab.

  31. Terimakasih

More Related