330 likes | 927 Views
BUDAYA DAN ETIKA. Perubahan lingkungan semakin turbulen, sistem dan subsitem organisasi menjadi makin terbuka dan tingkat persaingan semakin ketat dan tajam, bahkan semakin tidak menentu arah perubahannya.
E N D
BUDAYA DAN ETIKA Perubahan lingkungan semakin turbulen, sistem dan subsitem organisasi menjadi makin terbuka dan tingkat persaingan semakin ketat dan tajam, bahkan semakin tidak menentu arah perubahannya.
Secara eksplisit turbulensi dalam sistem ekonomi dapat menciptakan berbagai ancaman yang dapat melemahkan daya saing perusahaan, atau bahkan menyingkirkannya dari lingkungan perusahaannya. Percepatan perubahan lingkungan ini dapat berakibat pada perubahan budaya perusahaan. Secara umum, individu dilatarbelakangi oleh budaya yang mempengaruhi perilakunya.
Budaya menuntut individu untuk berperilaku dan memberi petunjuk pada mereka mengenai apa saja yang harus diikuti dan dipelajari. Kondisi tersebut juga berlaku dalam suatu organisasi. Bagaimana karyawan berperilaku dan apa yang seharusnya mereka lakukan, banyak dipengaruhi oleh budaya yang dianut oleh organisasi tersebut, atau disebut budaya organisasi.
Budaya sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi, dan diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan dan diturunkan kepada setiap anggota baru. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pedoman bagi setiap anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang membedakan sebuah organisasi dengan yang lainnya.
Harus disadari bahwa kita masih hidup dalam sebuah kultur yang di dalam ada etika, ada norma, sopan santun, dan tata krama, maka secara umum bahwa semua nilai-nilai itu adalah sesuatu yang luhur dalam mengatur hidup kita.
Pengertian Budaya Organisasi Menurut Hofstede (1994), budaya merupakan suatu program metal yang kolektif yang membedakan anggota suatu kelompok dari kelompok lainnya. Meskipun budaya itu berada dalam pikiran setiap individu, ia menjadi terkristalisasi dalam institusi dan produk suatu kelompok masyarakat, yang akhirnya memperkuat program metal tersebut.
Budaya organisasi merupakan gaya dan cara hidup dari suatu organisasi yang merupakan pencerminan dari nilai-nilai atau kepercayaan yang selama ini dianut oleh seluruh anggota organisasi. Budaya organisasi adalah pola kepercayaan, nilai, ritual, mithos para anggota suatu organisasi, yang mempengaruhi perilaku semua individu dan kelompok di dalam organisasi. (Harrison & Stokes, 1992).
Pengertian Budaya Menurut Susanto (2000) : Budaya perusahaan adalah nilai-nilai yang menjadi pegangan SDM dalam menjalankan kewajiban dan merupakan landasan perilaku dalam organisasi. Budaya perusahaan adalah suatu nilai-nilai yang menjadi pedoman SDM untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam organisasi sehingga mereka mengetahui bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku.
Djamaludin Ancok (2002) Mendifinisikan Budaya sebagai berikut Perangkat yang penting dalam peningkatan kinerja organisasi. Majunya organisasi didorong oleh budaya organisasi, terlihat dari perilaku perusahaan, atribut, dan hal-hal simbolik yang melekat pada anggota perusahaan, serta kebiasaan yang berjalan pada perusahaan.
Karakteristik Sosial Masyarakat Karakteristik sosial masyarakat dimana perusahaan beroperasi merupakan faktor mendasar yang mempengaruhi pembentukan budaya organisasi. Karakteristik sosial masyarakat Jepang, misalnya mempengaruhi pembentukan budaya perusahaan Jepang yang pada akhirnya mempengaruhi pembentukan gaya manajemen, misalnya lebih menghargai senoiritas dan kolektifitas, kesediaan mengabdi seumur hidup pada suatu perusahaan, serta mengambil keputusan secara konsensus, yang melahirkan budaya perusahaan dan gaya manajemen yang identik dengan budaya masyarakat Jepang.
Tipe Masyarakat Bisnis Tipe masyarakat bisnis juga mempengaruhi pembentukan budaya organisasi. Perilaku perusahaan yang hidup ditengah masyarakat bisnisnya sedikit banyak dipengaruhi karakteristik industri dan semakin homogen suatu masyarakat bisnisnya, memiliki ciri yang baku dan terdapat kode etik para profesional yang menjadi pedoman umum bagi profesional yang bekerja pada perusahaan terkait dalam menjalankan usahanya.
Kapabilitas dan Kemampuan kendali Perusahaan Pembentukan budaya organisasi juga dipengaruhi oleh sejarah berdirinya dan berkembangnya perusahaan tersebut. Para pendiri memiliki peran penting dalam meletakkan pondasi perusahaan dengan menanamkan visi, nilai-nilai dan norma-norma yang harus diikuti oleh para pekerja agar mampu menjalankan dan memacu kegiatan usaha yang diharapkan oleh para pendirinya.
Keuntungan bila perusahaan memiliki budaya yang kuat, adaptif dan kompetitif yakni : Budaya perusahaan sangat menentukan etika kerja. Caranya banyak perusahaan memberi hadiah kepada karyawan yang tidak pernah terlambat sampai setahun penuh hari kerja. Dari budaya ini munculah perilaku dan mental sikap disiplin. Budaya perusahaan memberi arah pengembangan bisnis. Adanya evaluasi terhadap visi, misi, struktur,maka budaya perusahaan mendukung terhadap kejelasan arah pengembangan bisnis.
3. Budaya perusahaan mampu meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Budaya yang dinamis, kreatif, memberikan jaminan tumbuhnya kreativitas pada semua level, maka para pegawainya tidak akan terjebak dalam aktivitas rutin. 4. Budaya perusahaan mengembangkan kualitas barang dan jasa. Bila ada komitmen, sistem nilai, maka gerak organisasi dalam menekankan masalah mutu akan terjaga baik.
5. Budaya perusahaan memotivasi pegawai mencapai prestasi tinggi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menjadi tanggung jawab bersama.
Schein (1992) mengidentifikasi tiga tingkat budaya yaitu : Artifact, yaitu struktur dan proses organisasional purba yang dapat diamati tetapi sulit ditafsirkan. Espoused Value, yaitu tujuan, strategi dan filsafat. Basic Underlying Assumption, Yaitu kepercayaan, persepsi, perasaan, dan sebagainya, yang menjadi sumber dan tindakan.
Kendala dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis yang Etis yaitu : Mentalitas para pelaku bisnis, terutama top management yang secara moral rendah, sehingga berdampak pada seluruh kinerja Bisnis. Perilaku perusahaan yang etis biasanya banyak bergantung pada kinerja top management, karena kepatuhan pada aturan itu berjenjang dari mulai atas ke tingkat bawah.
Faktor budaya masyarakat yang cenderung memandang pekerjaan bisnis sebagai profesi yang penuh dengan tipu muslihat dan keserakahan serta bekerja mencari untung. Bisnis merupakan pekerjaan yang kotor. Pandangan tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat kita memiliki persepsi yang keliru tentang profesi bisnis.
Faktor sistem politik dan sistem kekuasaan yang diterapkan oleh penguasa sehingga menciptakan sistem ekonomi yang jauh dari nilai-nilai moral. Hal ini dapat terlihat dalam bentuk KKN.
Pengaruh Etika terhadap Budaya Etika personal dan etika bisnis merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku manajer yang terinternalisasi menjadi perilaku organisasi yang selanjutnya mempengaruhi budaya perusahaan.
Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya perusahaan maka hal tersebut berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan yang pada gilirannnya berpotensi menjadi sarana peningkatan kinerja.
Etika bisnis adalah produk pendidikan etika masa kecil, namun tetap dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya (budaya masyarakat). Terdapat pengaruh yang kuat antara etika personal dari manajer tingkah laku etis dalam pengambilan keputusan. Kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka akan adanya masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, budaya, atau masyarakat dimana profesi itu berada lingkungan profesinya, lingkungan organisasinya atau tempat ia bekerja serta pengalaman pribadinya.
Budaya perusahaan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perilaku etis. Perusahaan akan menjadi lebih baik jika mereka membudayakan etika dalam lingkungan perusahaannya.