1 / 1

30 individu diberi kesempatan untuk belajar menentukan pilihan dan bertanggung

30 individu diberi kesempatan untuk belajar menentukan pilihan dan bertanggung jawab atas pilihan tersebut. Pola asuh demokratis dapat membentuk tingkat penalaran yang tinggi karena,. (1). Individu. mendapat. kesempatan. untuk. mengadakan. eksplorasi. dan.

Download Presentation

30 individu diberi kesempatan untuk belajar menentukan pilihan dan bertanggung

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 30 individu diberi kesempatan untuk belajar menentukan pilihan dan bertanggung jawab atas pilihan tersebut. Pola asuh demokratis dapat membentuk tingkat penalaran yang tinggi karena, (1) Individu mendapat kesempatan untuk mengadakan eksplorasi dan mengembangkan dirinya tanpa takut disalahkan atau dicela, (2) Individu mendapat kesempatan mengadakan komunikasi dua arah dengan orangtuanya. kesempatan ini memungkinkan individu untuk mengembangkan kemampuan kognisi dan kemampuan bermain peran (role playing) yang akhirnya membentuk perkembangan penalaran moralnya. (Conger, 1977; Kohlberg, 1981; Wrightsman & Deaux, 1981, Eisikovits & Sagi, 1982). Pola asuh demokratis mendorong tumbuhnya bermain peran, empati, memberi patokan yang jelas tentang baik buruk suatu perbuatan, menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan mendorong terwujudnya perilaku prososial (Dayakisni, 1977). Sementara pola asuh otoriter menghambat perilaku prososial pada anak (Staub, 1979), anak menjadi submisif tidak berinisiatif (Walgito, 1991). Krisnawaty (1986) mengatakan bahwa pola asuh demokratis memberi pengaruh pencapaian tingkat penalaran moral yang lebih tinggi dibandingkan dengan pola asuh otoriter dan permissif. Dijelaskan lebih lanjut bahwa pada pola asuh otoriter kurangnya kesempatan untuk mengembangkan potensi diri serta ketakutan akan otoritas orangtua akan menyebabkan terhambatnya perkembangan moral anak. Sementara itu pada pola asuh permissif terbiasanya anak untuk berbuat sesuka hatinya akan menyebabkan anak merasa tidak bertanggung jawab dan terhambatnya perkembangan penalaran moralnya.Juga dikatakan bahwa pola

More Related