610 likes | 2.35k Views
DEMAM BERDARAH DENGUE. Nur Auliyah Firdaus, S.ST. Pendahuluan. Demam Dengue atau Demam berdarah Dengue → penyakit demam akut yg disebabkan oleh virus Dengue Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4 Perantara → nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus. Epidemiologi.
E N D
DEMAM BERDARAH DENGUE Nur Auliyah Firdaus, S.ST
Pendahuluan • Demam Dengue atau Demam berdarah Dengue → penyakit demam akut yg disebabkan oleh virus Dengue • Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4 • Perantara→ nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus
Epidemiologi • Jumlah kasus meningkat saat peningkatan curah hujan • Daerah endemis bisa sepanjang tahun • Pencegahan / pemberantasan DB/DBD: • Menguras tempat-tempat penampungan air • Menutup tempat penampungan air • Mengubur/menyingkirkan barang bekas yg dpt menampung air
WHO Dengue ClassificationDHF: Diagnosis, treatment, prevention and control, 2nd Edition. Geneva, WHO 1997
Kemungkinan Dengue: • Demam dan 2 dari kriteria berikut: • Anoreksia dan mual • Ruam • Nyeri dan sakit • Leukopenia • Uji Torniquet positif • Munculnya/ditemukannya tanda peringatan • Tinggal di atau melakukan perjalanan ke daerah endemis Dengue
Fase dalam infeksi Dengue: • Fase demam • Biasanya berlangsung 2-7 hari • Demam tinggi dapat menyebabkan: dehidrasi, kejang demam (pd anak yg berusia muda), gangguan neurologi • Fase kritis • Defervescence dapat terjadi pada hari sakit 3-7 ditandai suhu turun menjadi 37,5-380C atau lebih rendah dan menetap • Pasien dpt mengalami perbaikan atau perburukan • Yg mengalami perbaikan→ Dengue tanpa tanda peringatan • Yang mengalami perburukan → Dengue dengan tanda peringatan
Tanda peringatan → akibat peningkatan permebilitias kapiler secara bermakna • Akibatnya: syok, distress pernapasan, perdarahan hebat, gangguan fungsi organ berat • Kebocoran plasma → biasanya berlangsung 24-48 jam • Fase penyembuhan • Terjadi resorbsi cairan ekstravaskular secara bertahap → tjd pd 48-72 jam berikutnya • Keadaan umum pasien membaik, status hemodinamik menjadi stabil, diuresis membaik • Pada beberapa pasien timbul ruam klasik “pulau putih di lautan merah” • Dapat terjadi hipervolemia, hematokrit dan leukopenia membaik, disusul perbaikan trombosit
Gambaran ruam klasik pada fase penyembuhan dengue: “pulau putih di lautan merah”
Days of illness Temperature Potential clinical issues Laboratory changes Serology and virology 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 40 Shock Bleeding Reabsorption Fluid overload Dehydration Organ Impairment Platelet Hematocrit Viraemia Course of dengue illness: Febrile Critical Recovery Phases IgM/IgG Adapted from WCL Yip, 1980 by Hung NT, Lum LCS, Tan LH
Tanda peringatan: • Nyeri atau nyeri tekan pada perut • Muntah setiap kali minum atau makan • Akumulasi cairan (ascites/efusi pleura) • Perdarahan mukosa • Letargi, gelisah • Hepatomegali >2cm • Laboratorium: trend peningkatan Hct yg diikuti penurunan trombosit dg cepat
PEI = A/B x 100 B A Vaughn DW, Green S, Kalayanarooj S, et al. Dengue in the early febrile phase: viremia and antibody responses. J Infect Dis 1997; 176:322-30.
Tata laksana • Dipulangkan (kelompok A) • Dirujuk untuk rawat inap (kelompok B) • Memerlukan tatalaksana darurat dan perlu segera di rujuk (kelompok C)
Pasien yang dapat dipulangkan / diperbolehkanrawatjalan Masih bisa makan/minum cukup BAK setidaknya setiap 6 jam Tidak menunjukkan tanda peringatan apapun Harusdievaluasisetiap hari → penurunan AL, darahlengkapdanhematokritsampaikeluardarifasekritis Bila Hct stabil dapat dipulangkan → nasehat segera kembali bila ada tanda peringatan Apa yang dipantau? Perkembanganpenyakit keluhanmakinmemberat? Defervescence saatsuhuturun, apa yang terjadi? Peningkatan HCT,turunnya AL dan AT secaracepat Munculnyatandaperingatan 16
Indikasi rawat inap Tersangka DBD • Terdapat tanda kegawatan/ peringatan • Pada pemantauan dijumpai • kadar Ht tinggi/ meningkat dibanding sebelumnya • trombosit turun • perdarahan spontan (selain petekie)
Pasien dengan kondisi berikut: Kondisi-kondisi lain yang menyertai dan mungkin mengakibatkan tata laksana lebih kompleks seperti: pasien bayi, kehamilan, usia lanjut, obesitas, diabetes mellitus, gagal ginjal, hipertensi, penyakit hemolitik kronik dll. Kondisi sosial seperti tinggal di rumah seorang diri atau tinggal jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau tidak tersedia sarana tranportasi
Jikamenolakmondok, kepadaorangtuadianjurkanuntuk: • Membujukanakuntukminumlebihbanyak Berikanparasetamol 10-15 mg/KgBB/dosisdapatdiulangsetiap 4-6 jam • Kompreshangatjikaperlu • Hindarkanpemberianobat aspirin atau anti inflamasi non steroid (Ibuprofen) • Tandatangansuratpenolakan • Mengamatitandabahaya, jikaditemukansegerabawake RS terdekat
Kelompok B: pasien yg harus dirujuk untuk rawat inap • Kelompok pasien dg salah satu gambaran berikut: • Adanya tanda peringatan • Kondisi-kondisi lain yg menyertai: pasien bayi, kehamilan, usia lanjut, obesitas, DM, gagal ginjal, hipertensi, dll • Masalah sosial tinggal di rumah sendirian, tinggal jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan, tidak ada sarana transportasi
Tatalaksana • Cek Hct untuk perbandingan sebelum mulai terapi cairan • Infus cairan isotonik RL, NaCl 0,9% • Mulai dengan 3 cc/kg/jam • Dapat ditingkatkan sesuai dg respon klinis • Nilai kembali status klinis → Monitor Hct • Bila ada perburukan vital sign, Hct naik cepat → tambahkan kecepatan cairan menjadi 5-10 cc/kg/jam selama 1-2 jam → nilai kembali status klinis dan monitor Hct • Kurangi cairan IV bertahap saat menuju akhir fase kritis ditandai: • Urin output / asupan cairan oral cukup • Hct stabil
Pemantauan oleh tenaga kesehatan: • Vital sign dan perfusi perifer (setiap 1-4 jam) • Urin output (setiap 4-6 jam) • Hematokrit (setiap sebelum dan sesudah pemberian cairan kemudian setiap 6-12 jam) • Kadar gula darah • Fungsi organ lain (ginjal, hepar, koagulasi bila diperlukan)
Kelompok C: pasien yg harus membutuhkan tatalaksana darurat Syok kompensata: • Resusitasi IV cairan kristaloid 10-15 cc/kg/jam selama 1 jam • Nilai ulang kondisi pasien • Bila kondisi membaik → cairan IV diturunkan bertahap • Bila tanda utama belum stabil (syok tetap ada) → periksa Hct • Bila Hct meningkat atau masih tinggi → ulangi bolus kedua dg kristaloid 10-20 cc/kg/jam selama 1 jam → bila ada perbaikan turunkan bertahap • Bila Hct menurun (<40% pada pasien anak) → menunjukkan adanya perdarahan → berikan transfusi darah secepatnya • Mungkin diperlukan tambahan bolus kristaloid atau koloid selama 24-48 jam berikutnya
Syok hipotensif • Tatalaksana harus lebih agresif • Resusitasi IV dg kristaloid 20 cc/kg → bolus → diberikan selama 15 menit /secepatnya → untuk mengeluarkan pasien dari kondisi syok secepat mungkin • Jika kondisi membaik → beri kristaloid atau koloid 10 cc/kg/jam selama 1 jam → kemudian dikurangi bertahap • Bila tanda utama tidak stabil (masih terdapat syok) → cek Hct • Bila Hct meningkat dibanding sebelumnya → ganti cairan dg koloid 10-20 cc/kg sebagai bolus kedua selama 0,5 – 1 jam. Setelah dosis ini kurangi kecepatan infus bertahap • Jka Hct menurun (<40% pada pasien anak) → indikasi adanya perdarahan berikan transfusi
Kriteria memulangkan pasien • Bebasdemam 24 jam tanpaobatantipiretik • Nafsumakanmembaik • Tampakperbaikanklinis • Hematokritstabil • Tigaharisetelahrenjatan • Jumlahtrombosit >50.000 • Tidakdijumpaidistresnapas