70 likes | 369 Views
Belajar dari Kasus Bank Global sumber : Oleh Achmad Ali. Fahmi Haeruman 1208010. Bank Indonesia membekukan kegiatan usaha PT.Bank Global.
E N D
BelajardariKasus Bank Globalsumber : OlehAchmad Ali FahmiHaeruman 1208010
Bank Indonesia membekukankegiatanusahaPT.Bank Global • SEJAK 14 Desember 2004, Bank Indonesia (BI) membekukankegiatanusaha (BKU) PT Bank Global Tbk. Sekitar 8.000 nasabah yang tercatatdi 13 kantorcabangterpaksakerepotanmengurusdananya. Bukanhanyaitu, ratusan investor publikpemegangsahamjugamenjaditakjelasinvestasinya. Belumlagi bank danpihak lain yang memilikitagihan. Nasibratusankaryawan pun menjaditakmenentuditengahsulitnyalapangankerja. Apajadinyakalaumerekadi-PHK? Jelas, akanmenambahderetanpanjangpengangguran. Semuaitutentuakanmenambahbebanpemerintahdalammemulihkanrodaperekonomian, terutamasektor real
empatalasanditutupnyaBank Global • Pertama, terusmemburuknyakondisikeuangan Bank Global. • Kedua, tidakmenyetorkantambahan modal yang diminta BI sejak bank tersebutmasukpengawasankhusus (special surveillance unit) pada 27 Oktoberhingga 13 Desember2004. • Ketiga, direksi Bank Global tidakmenunjukkaniktikadbaikuntukpatuhpadaaturan. Bahkan, dalampengawasan BI dankepolisianadaupayasecarasengajadaripihak bank tersebutuntukmemusnahkandanmenghilangkanbarangbukti. • Keempat, direksi, pejabateksekutif, danbeberapakaryawan bank publikitudidugatelahmelakukantindakpidanaperbankandenganmerusakdanmenghilangkandokumen-dokumenpenting bank.
halyang dicermatidarikasusini • Pertama, sebagaiperusahaanterbuka, semestinya Bank Global transparandanmenerapkandenganseksamaasas good corporate governance. • Kedua, sepertidilansir Investor Daily Online (14/12/2004), bahwakehancuran Bank Global sangatbolehjadidisebabkanolehsebuahkolusiantarapengelola Bank Global dengan Prudence Asset Management (PAM). • Ketiga, kasus Bank Global menarikdiikutikarenakasusinimencorengcitrareksadana, sebuahinstrumenpasar modal yang mengalamipertumbuhanpesatselamaduatahunterakhir. • Keempat, kasus Bank Global mencerminkanlemahnyapengawasan BI danBappepam.
kesimpulan • Sehatnyasebuah bank tidakhanyaberpatokanpadaaset (modal) semata, tetapijugaharusmemperhitungkanfaktormanajemenrisiko yang meliputidelapanfaktor, yaknirisikokredit, risikopasar, risikolikuiditas, risikooperasional, risikohukum, risikostrategi, risikokepatuhandanrisikoreputasi. Tidaksedikitparabankir yang tidakbisamengelolamanajemenrisikodenganbaik, sehinggaterjadipelanggaranprinsipkehati-hatian bank. Yang terpentingdarikasus-kasuspembekuan bank adalahpembelajaranbagipemilikmaupunpengurus bank untukbercermindiridalampengelolaankeuangandanmanajemenperbankan agar tidakmenyimpangdariketentuan-ketentuan yang ada, sertadiharuskanmenerapkan prudent banking. Lebihkhususlagi, bagiparanasabah agar tidakgegabahdansenantiasaberhati-hatijikainginmenempatkandananyapadalembagaperbankanmaupunlembagakeuanganlainnya.